SIKAP KAKU: BAHAYA DAN SOLUSINYA

SIKAP KAKU: BAHAYA DAN SOLUSINYA

- in Narasi
4274
0

Manusia adalah makhluk paling sempurna di antara makhluk ciptaan Tuhan yang lain. Hal ini berlandaskan dengan argumen bahwa manusia dilengkapi oleh tuhan dengan akalnya, berbeda dengan hewan, tumbuhan, ataupun yang lain.

Seiring dengan berjalannya waktu, kehidupan yang terus mengalir deras, akal manusia dituntut untuk terus berpikir untuk menyelesaikan suatu keadaan atau persoalan-persoalan kehidupan dengan harapan untuk menuju kehidupan yang lebih baik. Pada kenyataannya, dalam kehidupan sehari-hari kita akan banyak menjumpai perbedaan dalam menyikapi suatu persoalan.

Dalam sebuah perdebatan atau diskusi misalnya, akan ada perbedaan menyikapi pendapat. Ada seorang invidu bahkan kelompok yang luwes menerima pendapat orang lain dan ada juga individu bahkan kelompok yang cenderung ngotot dan tidak bisa menerima pendapat orang lain, atau bisa dibahasakan bahwa orang tersebut menyikapi dengan kaku, baik disadari atau tidak.

Sikap Kaku secara leksikal dalam KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia), merupakan suatu tingah laku yang sukar untuk diberi tahu atau susah menerima pendapat orang, tidak lemah lembut dengan kata lain tidak mudah bergaul. Dalam kehidupan sehari-hari nampak banyak sekali di sekitar kita perilaku yang mencerminkan sikap kaku.

Kekakuan tersebut banyak disebabkan oleh lingkungan sekitar, baik dari teman, didikan orang tua yang terlalu formal. Sikap susah menerima pendapat orang lain ini biasanya timbul karena melihat sesuatu dari segi benar dan salahnya, padahal tidak semua persoalan dipandang dari segi benar dan salahnya. Sikap kaku juga cenderung jika ia sesuatu benar dan kemudian ada sesuatu yang lain yang berbeda maka yang berbeda itu pasti salah, yang akan menimbulkan egoisme yang berujung pada hal-hal yang berbau kekerasan dikemudian hari. Maka dari itu, dibutuhkan sebuah solusi untuk meredam sikap kaku tersebut.

Salah satu cara untuk mengatasi sikap kaku tersebut yakni dengan selalu berpikiran positif (Positive Thinking Everytime). Berpikir positif terhadap suatu tujuan merupakan kunci untuk meredam sikap kekakuan. Efek yang ditimbulkan dari bersikap kaku, selain menimbulkan ketidakharmonisan juga menimbulkan reaksi yang sensitif, canggung, dan tegang. Sensitif, canggung, dan tegang ini disebabkan karena sikap kaku mengakibatkan susahnya bergaul dengan sesama. Tidak mudahya bergaul disebabkan karena tidak terbiasa dengan hal-hal atau keadaan-keadaan yang baru karena tidak mudah memahami sesuatu keadaan dengan tepat.

Banyak sekali dampak bersikap kaku yang hari ini terjadi di Indonesia. Apalagi bebicara tentang ras, komunal, bahkan kelompok penganut agama. Baik kelompok antar agama maupun kelompok (sekte) dalam salah satu agama itu sendiri. Ketidakharmonisan antar agama, seperti agama Islam dengan penganut agama yang lain. Ketidakharmonisan antar ras atau suku di Indonesia, seperti yang terjadi pada ras Madura dengan ras Sampit yang kemudian terkenal dengan “tragedi perang Sampit” di tahun 2000-an. Tidak sedikit terjadi pertumpahan darah yang dipicu dari keadaan yang tidak harmonis.

Bisa dilihat kemudian direnungkan bersama, bahwa sikap kaku, bertingkah tanpa mengenal kompromi, maka ujung-ujungnya akan mengarah pada klaim-klaim kebenaran (truth claims). Klaim-klaim kebenaran tersebut pada gilirannya dapat melahirkan pembenaran penggunaan kekerasan bagi elemen-elemen lain yang tidak sejalan atau berbeda dengannya. Selalu tenang dan berpikir positif dalam menghadapi suatu persoalan akan memecahkan masalah tanpa menyuburkan masalah yang lain untuk timbul. Dengan atau tanpa disadari berpikir positif sedikit demi sedikit akan mengurangi sikap kaku dalam diri setiap orang. Semoga!

Facebook Comments