Jumat, 29 Maret, 2024
Informasi Damai
Archives by: Heri Priyatmoko

Heri Priyatmoko

0 comments

Heri Priyatmoko Posts

Islam Kasunanan dan Kerja Intelektual

Islam Kasunanan dan Kerja Intelektual
Narasi
Aksi pendukung khilafah tak boleh disepelekan. Gerakan mereka terbilang rapi lewat film maupun media sosial. Fakta sejarah lokal berpeluang dipelintir demi memuluskan misi senyapnya. Narasi historis dibumbui dengan imajinasi yang berlebihan dan tak mendasar. Kota Solo, misalnya, menjadi medan kontestasi. Kampung halaman Presiden Jokowi ini kemarin kembali menjadi sorotan nasional lantaran mencuat tindakan intoleransi oleh ormas hingga mengakibatkan anggota keluarga habib di Pasar Kliwon babak belur. Di perut Kota Bengawan, ...
Read more 0

Pitulasan dan Kenangan

Pitulasan dan Kenangan
Narasi
Mentari hampir tergelincir di barat selepas menuaikan tugas menyepuh jagad. Tampak di mulut gang perkampungan terpasangi umbul-umbul dan bendera Merah Putih. Ditinju angin, kain tersebut meliuk bak tangan penari Bedaya Ketawang istana Kasunanan yang kondang ayu itu. Tidak seperti tahun silam, kali ini gairah pitulasan atawa perayaan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia di bulan Agustus boleh dibilang meredup. Pasalnya, masyarakat hidup dalam keprihatinan akibat pagebluk Korona yang merunyak. Selain tidak dijumpai aktivitas ...
Read more 0

Halalbihalal, Kearifan Sejarah dari Solo

Halalbihalal, Kearifan Sejarah dari Solo
Narasi
Libur Lebaran sudah kelar. Para pegawai perkantoran mulai bekerja, sekalipun merampungkan pekerjaannya dari rumah. Mereka memulainya dengan Halalbihalal virtual. Tengok saja, tangkapan layar acara daring ini banyak diunggah di media sosial. Perlahan kita sudah mampu beradaptasi dengan teknologi, dan menahan diri untuk berkerumun menggelar Halalbihahal. Saling maaf memaafkan tanpa bersentuhan fisik memang memedihkan. Kendati demikian, bukan berarti kita menyingkirkan ingatan historis tentang Halalbihalal. Menarik mendiskusikan riwayat muasal Halalbihalal. Ternyata kadung ...
Read more 0

Corona, Jamu, dan Cinta Tanah Air

Narasi
Jagad internasional tengah diguncang virus Corona. Persebaran kasus virus corona terus meluas ke berbagai negara di seluruh dunia, tanpa kecuali negeri Indonesia. Kepanikan pun tak terelakan setelah Presiden Joko Widodo secara resmi mengumumkan ada dua orang WNI positif terkena virus itu. Suasana makin gaduh dengan bersliweran berita sampah dan hoaks di media sosial. Juga tayangan televisi yang mengejar rating tanpa dilambari spirit pencerahan kepada publik. Berani sumpah, di balik peristiwa ...
Read more 0

“Pancasila” dalam Serat Centhini

“Pancasila” dalam Serat Centhini
Narasi
Saya mengumpamakan Presiden Sukarno seperti juru sungging sekaligus dalang handal di depan kelir. Empu era kerajaan gentur laku spritualnya, olah rasa, dan olah pikir dalam berkreasi menciptakan wayang. Menyungging selembar wayang bisa menelan waktu berbulan, bahkan menahun demi menggapai keindahan paras serta wangun sesuai karakter wayang. Wayang (pancasila) merangkum rupa-rupa watak untuk merawat harmoni mikrokosmos agar tidak terjadi keguncangan. Demikian pula dalang wayang purwa kian bersemangat membius penonton, Bung Karno ...
Read more 1

Gusti Mangkunegara VII Mendidik Remaja

Gusti Mangkunegara VII Mendidik Remaja
Narasi
Semasa menahkodai Kota Surakarta, Pak Jokowi memakai (baca: meniru) pola kerja yang diterapkan Gusti Mangkunegara VII (1916-1944), yakni mider praja. Saban Jumat, ia bersepeda bersama jajarannya dan bersemuka dengan warga kampung dalam program mider praja. Kenyataannya memang bagus, mantan juragan mebel tersebut dekat dengan masyarakat akar rumput dan mengetahui segudang persoalan di tingkat akar rumput. Dewasa ini perlu dihidangkan sepucuk kisah Mangkunegara VII yang menarik untuk dijadikan inspirasi Presiden Jokowi ...
Read more 0

Gamelan: Jejak Toleransi dan Maknanya

Gamelan: Jejak Toleransi dan Maknanya
Narasi
“Gamelane wis muni,” demikian kalimat yang mengemuka sebagai tanda dimulainya Grebeg Sekaten di Solo dan Yogyakarta. Baru saja usai ritual tradisional warisan kerajaan Demak Bintara itu dihelat. Tempo doeloe, gamelan ditabuh niyaga ini bak besi sembarani agar masyarakat Jawa berbondong ke halaman Masjid Agung. Gamelan dimanfaatkan Walisanga menyukseskan program islamisasi di Jawa, tanpa memakai pentungan dan mengutamakan pendekatan kultural. Di era teknologi, gamelan di Sekaten tetap memesona. Ia kadung menulang ...
Read more 0