Lebih Kaya Dari Tuhan

Lebih Kaya Dari Tuhan

- in Narasi
7394
2

Siang itu, mereka berdua tampak sedang bersantai di kantin sekolah. Drumband yang dari tadi berisik di dalam perut memaksa mereka untuk segera mendapatkan makanan, atau jika tidak, bunyi perut mereka tidak hanya akan menyerupai drumband, tetapi akan seperti konsernyaAvenged sevenfold! Kenceng banget!

“Loh, kokantummalah senyum-senyum. Cepet dimakan sotonya, nanti keburu dingin!” tegur Ucup bin Can yang merasa janggal dengan ulah temannya siang ini.

“Saya lagi berterimakasih sekaligus mentertawakan Tuhan….” Sahut Panjul singkat.

“Hus! Kena setan mana lagi orang ini,antumjangan kurang ajar sama Tuhan, mentertawakan Tuhan itu sama dengan menghina Tuhan. Memangnya Tuhan itu kurang apa kok sampaiantumhina?” Kalau sudah menyangkut Tuhan, Ucup bin Can bisa cepat bereaksi. Mungkin ia memang terlalu sering merasa menjadi wakilnya Tuhan, jadi kalau ada orang yang menyepelekan, apalagi menghina Tuhan, ia bisa jadi orang pertama yang berteriak “Allahuakabar!!!!!”

Dengan santai Panjul menanggapi temannya yang kelihatannya sudah mulai “panas” ini, “Pertama, saya berterimakasih kepada Tuhan atas rizki yang Ia berikan kepada saya hingga detik ini. semua itu adalah pemberian yang tiada tara. Dahsyat banget engkau Tuhan….”

“Ya! Tentu saja itu!” kata Ucup cepat.

“Tetapi saya juga tertawa, sebab saya baru sadar kalau ternyata untuk beberapa hal, saya lebih kaya daripada Tuhan…” Panjul menghela nafas sebentar… “Saya memiliki beberapa hal yang tidak dimiliki Tuhan” Panjul sengaja memotong pembicaraannya kali ini, ingin melihat reaksi temannya yang irit tinggi badannya ini.

“Innaliallahi…. Awas musrikantum! Menganggap diri lebih hebat dari Tuhan. Bahaya itu!”

“Kamu ini gimana to Cup, saya kan Cuma merasa lebih kaya, bukan lebih hebat!” bela Panjul, ia lalu melanjutkan,

“Saya hanya merasa memiliki beberapa hal yang Tuhan tidak punya”

“Apa? Hal apa yang sampai Tuhan tidak sanggup memilikinya? Padahal Tuhan itu maha segalanya!” Ucup bin Can menantang Panjul untuk menguak ketidaktahuan dirinya itu.

“Simple saja, saya punya istri, anak, keluarga, teman, dan yang terbaru, saya punya Facebook account! Semua itu Tuhan Tidak punya! Weeek!” kata panjul yang kemudian disusul dengan tawa lebarnya! Hahahahahahaa…..

“Ah, sontoloyoantumini! hampir sajaanajantungan!” sungut Ucup bin Can sebel.

Kayaknya pengertian tentang kaya sudah saatnya untuk dikoreksi, jika kaya harus selalu diidentikan dengan kemampuan untuk memiliki, maka beginilah jadinya. Sebab nyatanya memang banyak hal yang tidak dimiliki Tuhan, Jangan dikira pak Gufron kaya hanya gara-gara memiliki banyak tanah dan harta warisan lainnya, jangan di kira pula Pak Wahib, pak Jamal, Pak Nanang, Bu ince, dan lain-lain sebagai orang-orang kaya hanya gara-gara memiliki deposito dalam jumlah yang besar di bank-bank terkemuka di negeri ini.

Facebook Comments