Kamis, 28 Maret, 2024
Informasi Damai
bangsa

bangsa

Relevansi Islam dalam Perjanjian Luhur Bangsa

Narasi
Sejarah tentunya hafal dengan deklarasi Nahdlatul Ulama (NU) yang membahas tentang hubungan Pancasila dan Islam. Dimana dalam deklarasi itu di pimpin oleh KH. Abdurrahman Wahid (Gus Dur) sebagai pimpinan “Sub Komisi Deklarasi” yang membahas tentang “Hubungan Pancasila dan Islam”. Peristiwa ini berlangsung dalam Khitthah Nahdlatul Ulama dalam Musyawarah Nasional (Munas) Alim Ulama di Situbondo 16 Rabiul Awwal 1404 H/21 Desember 1983. Dan deklarasi di bawah inilah hasilnya: Bismillahirrahmanirrahim 1. Pancasila ...
Read more 1

Perdamaian, Radikalisme, dan Khittah Kemerdekaan

Narasi
“Bahwa sesungguhnya Kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa dan oleh sebab itu, maka penjajahan di atas dunia harus dihapuskan, karena tidak sesuai dengan peri-kemanusiaan dan peri-keadilan.” Ini adalah alinea pertama dalam Pembukaan UUD 1945. Inilah khittah kemerdekaan yang sudah diproklamasikan para pendiri bangsa, yang saat itu diwakili oleh Bung Karno-Bung Hatta. Dalam khittah ini, kemerdekaan tidak mengenal yang namanya penjajahan, karena itu merusak nilai kemanusiaan dan nilai keadilan. Kalau sudah ...
Read more 0

Cerdas Bersama, Agar Indonesia Damai

Narasi
Memasuki usia yang ke-72, stamina bangsa ini sebenarnya telah banyak terkuras untuk dapat memahami apa sebenarnya makna keberagaman dan demokrasi. Apakah kita berhasil keluar sebagai pemenang. Bila tidak, kenapa kita tidak kembali saja kepada model pemerintahan di masa orde baru, di mana semua hal sangatlah terkontrol. Dua Pertanyaan sinis model demikian masih sering hadir dalam sejumlah ruang perbincangan. Kita pun tidak susah mendapati hadirnya sejumlah kalimat satir yang bernada hampir ...
Read more 0

Jangan Pecah, Kita Satu Wadah!

Narasi
Bulan Agustus adalah bulan yang penuh berkah. Disebut demikian karena banyak hal, Indonesia merdeka adalah salah satu alasannya. Sangat mudah dan harus dibayangkan betapa bahagianya para pejuang kemerdekaan kala itu ketika pada tanggal 17 Agustus 1945, Indonesia dapat memproklamasikan kemerdekaannya kepada seluruh dunia, menjadi sebuah negara baru (Republik Indonesia-red). Kini, usia Republik Indonesia tak lagi muda. 72 tahun sudah negeri ini bebas dari penjajahan bangsa asing. Di awal kemerdekaan, tantangan ...
Read more 0

Gotong Royong, Jiwa Kemerdekaan Indonesia

Narasi
Gotong royong adalah pembantingan tulang bersama, pemerasan keringat bersama, perjuangan bantu-membantu bersama. Amal semua buat kepentingan semua, keringat semua buat kebahagiaan semua. Ho-lobis-kuntul-baris buat kepentingan bersama (Ir. Soekarno) Soekarno dalam kesempatannya memberikan argumen atas rumusan dasar negara pernah mengatakan bahwa jika kelima sila dalam Pancasila diperas menjadi eka sila maka ia adalah gotong royong (Kaelan, Negara Kebangsaan Pancasila, 2013). Nilai gotong royong inilah sekiranya menjadi inspirasi bagi negara untuk mengembalikan ...
Read more 0

Bersama-sama Mengisi Arah Hidup Bangsa

Narasi
 “Bangsa yang tidak mempunyai isi-hidup dan arah-hidup adalah bangsa yang hidupnya tidak dalam, bangsa yang dangkal, bangsa yang cetek, bangsa yang tidak mempunyai levensdiepte sama sekali.” Pernyataan Bung Karno ini sangat tepat untuk menjadi refleksi 72 tahun kemerdekaan Indonesia. Bung Karno mewanti-wanti agar semua elemen bangsa serius dalam membangun “isi-hidup” dan “arah-hidup” bagi anak bangsa. Lembaga pendidikan mempunyai tugas paling depan untuk membangun “isi-hidup” dan “arah-hidup” tersebut. Dari rahim lembaga ...
Read more 0

Pemuda, Kebhinekaan dan Persatuan Bangsa

Narasi
Titik tolak persatuan dari beragam entitas yang ada di negara ini dapat dikatakan bermula dari peristiwa Sumpah Pemuda di tahun 1928. Peristiwa yang dimotori oleh para pemuda dari beragam suku dan organisasi kepemudaan ini, dengan tegas menyatakan bahwa bertumpah darah satu, bertanah air satu dan menjunjung bahasa persatuan. Yang semuanya, terangkum dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Hanya saja, kala itu memang tidak secara terang-terangan menyebut NKRI karena masih ...
Read more 0

Keislaman dan Keindonesiaan: Mengakar ke Bumi, Menjulang ke Langit

Narasi
“Tidakkah kamu perhatikan bagaimana Allah telah membuat perumpamaan kalimat yang baik seperti pohon yang baik, akarnya teguh dan cabangnya (menjulang) ke langit.” (QS. Ibrahim, ayat 24). Ayat ini sangat inspiratif untuk menggambarkan sinergi keislaman dan keindonesiaan. Islam rahmatan lil’alamin dapat digambarkan, salah satunya, dengan Islam yang mengakar kuat di bumi Nusantara, sementara berkah dan tampilannya berwarna-warni memberikan kemaslahatan bagi seluruh rakyat Indonesia. Seluruh bangunan wajah Islam Nusantara menjadi bukti nyata ...
Read more 0

Pemuda Bangkit dan Berkarya Menjaga Bangsa

Narasi
Dunia maya sudah menjadi bagian tak terpisahkan dalam kehidupan kita. Hampir setiap hari, orang mengakses internet, terutama media sosial. Di media sosial, orang kemudian mengkonsumsi berbagai informasi dan berinteraksi dengan orang lain. Bagi kalangan pemuda, media sosial sudah menjadi bagian tak terpisahkan dalam keseharian. Tak sekadar sarana komunikasi dan hiburan, media sosial kini bahkan telah menjadi kebutuhan. Namun, popularitas modia sosial juga membawa dampak negatif. Lalu lintas informasi yang serba ...
Read more 0

Dokter Sutomo dan Akar Kebangkitan Kaum Muda Bangsa

Narasi
“Berhasil dan tidaknya usaha ini hanya bergantung pada kesungguhan hati kita, bergantung pada kesanggupan kita bekerja. Saya yakin bahwa nasib tanah air di masa depan terletak di tangan kita” (Dokter Sutomo, 1908) Kalimat itu diucapkan Dokter Sutomo pada Minggu, 20 Mei 1908, di hadapan para anak muda / mahasiswa yang masih belajar di STOVIA Jakarta. Dokter Sutomo kalau bicara biasa-biasa saja, tetapi ketika menyangkut nasib bangsanya, ia tampil dengan sepenuh ...
Read more 0