Ada begitu banyak bukti-bukti perihal kekejaman KKB yang menunjukkan satu kesimpulan. Bahwa, KKB ini sebetulnya bukan untuk rakyat Papua. Mereka ini adalah segerombolan penjahat yang menjadi musuh masyarakat Papua.
Misalnya, pada tahun 2018 yang lalu, tepatnya pada 24 Maret, KKB dengan tega membakar bangunan sekolah SD dan SMP yang telah menjadi tempat belajar anak-anak Papua. Anak-anak berdatangan ke tempat mereka sekolah dengan tangisan yang sangat mendalam karena tidak bisa kembali lagi untuk belajar dengan nyaman.
Kekejaman itu berlanjut dengan membakar rumah sakit yang ada di Banti. Meskipun tidak ada korban jiwa, namun ini adalah harapan bagi rakyat Papua untuk berobat ketika sakit. Semua sirna akibat kekejaman yang dilakukan KKB ini. Mereka (komplotan KKB) begitu gembira riang-tertawa di atas tangisan rakyat Papua.
Fakta lain, pada 2018 bulan April 13. KKB mulai semakin menunjukkan bukti kezhalimannya. KKB melakukan perampokan dengan mencuri segala harta-benda milik rakyat sipil. KKB bahkan begitu tega menyandar, menganiaya dan memperkosa beberapa guru yang ada di daerah Arwanop Tembagapura. Setidaknya ada 8 korban kekejaman KKB ini berstatus sebagai guru aktif yang setia mengajar anak-anak Papua.
Selain itu, sekitar awal bulan November 2018, KKB dengan kezhalimannya menebak mati warga Sipil yang ada di Kampung Popome, daerah Distrik Mokoni Kab. Lanny Jaya. Hingga 1 warga sipil sebagai rakyat Papua asli meninggal dunia dan beberapa di antara mereka ada yang terluka parah akibat tembakan.
Bahkan, kekejaman itu tidak hanya mengacu terhadap rakyat sipil yang ada di Papua. Sebab, pada awal tahun 2019 yang lalu, KKB mencoba menyerang dengan tembakan yang mengarah terhadap rombongan bupati Nduga di daerah Mapenduma. Kekejaman ini terus berlanjut semakin taun, dengan membakar beberapa kios warga Papua pada tahun 2020.
KKB jelas dan mutlak tidak sekadar jahat dia sangat tak punya hati dan jelas melanggar nilai-nilai HAM. Sebagaimana di era wabah covid-19, masyarakat Papua begitu banyak yang terkontaminasi dan membutuhkan pertolongan medis. Namun apa yang terjadi? Para tenaga medis ditembaki di daerah Distrik Wandai bagian Intan Jaya. Mereka adalah harapan bagi rakyat Papua namun KKB menggagalkan-nya.
KKB terus berulah dan tanpa merasa berdoa dengan melakukan penganiayaan terhadap masyarakat sipil yang ada di Kampung Bilogai daerah Distrik Sugapa Intan Jaya. Bahkan, perilaku yang sangat membuat kita semua amarah dan tentu tidak hanya bagi rakyat Papua. Mereka menembak mati guru SD pada tahun 2021 yang lalu.
Membakar tempat-tempat pendidikan bagi anak Papua seperti bangunan sekolah SMA, SMP dan SD. Anak Papua oleh KKB tidak diberikan kesempatan untuk belajar, menggapai cita-citanya dengan tinggi. Mereka adalah kekejaman yang nyata bagi seluruh rakyat Papua dan jelas mereka adalah musuh bagi rakyat Papua.
Tidak hanya itu, komplotan KKB di daerah Beoga Kb. Puncak telah banyak memperkosa para gadis dengan tragis. Lalu, menembak mati warga setidaknya ada 5 korban yang tewas dan di antara kelimanya ada 1 kepala adat kampung Niporolome Patinus Kogoya. Semakin ganas, KKB pada 15 September tahun 2021 yang lalu, mereka kembali membunuh tenaga kesehatan di Pegunungan Bintang.
Rakyat Papua yang seharusnya tenang dalam beribadah, namun KKB membakar penduduk yang ada di sebuah Distrik di Omukia, Kab. Puncak Papua. Semua fakta yang Saya sampaikan adalah bukti-bukti kezhaliman atas rakyat Papua sendiri. Sebab, semua bukti ini adalah satu kesadaran penting bahwa KKB mutlak sebagai musuh seluruh rakyat Papua.
This post was last modified on 14 Maret 2023 2:21 PM
Menjelang Pilkada Serentak 2024, ruang digital di Indonesia menjadi semakin sibuk. Media sosial, yang telah…
Tahun 2024 adalah tahun politik. Pesta demokrasi melalui Pemilu telah. Kini masyarakat siap menyambut pemilihan…
Kelompok konservatif seperti Hizbut Tahrir Indonesia selalu menjadikan agama sebagai palang pintu terakhir segala problematika…
Dunia politik, pada dasarnya, adalah sebuah dunia dimana orang menjadi paham akan manusia dengan segala…
Sebuah video rekaman detik-detik “carok” di Sampang, Madura beredar di media sosial. Kekerasan itu terjadi…
Dalam ranah politik jelang Pilkada 2024, kita dihadapkan pada fenomena yang mengkhawatirkan, yakni potensi meningkatnya…