Menggah dunungipun iman wonten eneng Dunungipun tauhid wonten ening Ma’rifat wonten eling —Serat Pengracutan, Sultan Agung Hanyakrakusuma Adakah, di hari ini, keberagamaan yang benar-benar beragama yang sesuai dengan agamanya, atau beragama secara otentik? Kierkegaard, seorang filosof eksistensial pertama di Barat, pernah menyangsikan otentisitas keberagamaan pada zamannya. Banyak orang beragama ...
Read more 0 Kebangsaan
Seorang pujangga kenamaan Jawa, Ronggawarsita, mengabarkan bahwa bangsa Jawa adalah keturunan Nabi Ismail dari jalur Prabu Sarkil yang beranakkan Aji Saka. Kabar itu terdapat dalam Serat Paramayoga, sebuah serat yang menyajikan silsilah para raja Jawa. Sebelum filologi menjadi bagian yang penting dalam bidang kajian sejarah agama-agama, dimana salah satunya cukup ...
Read more 0 Dalih bahwa teks adalah landasan moral agama yang dibawakan tradisi keagamaan puritan tidak sepenuhnya salah. Sejatinya, teks seperti Al-Qur’an muncul dari sebuah entitas suci (Tuhan) dan sebuah risalah kenabian. Mengabaikan teks bisa jadi menanggalkan sakralitas risalah itu. Namun demikian dalam konteks penafsiran, kekhawatiran bahwa interpretasi yang terlalu terikat pada teks ...
Read more 0 Seorang Abdurrahman Wahid pernah mencetuskan istilah “Islam Pribumi” jauh sebelum istilah “Islam Nusantara” ada. Dan, dalam bidang Islamic Studies, pernah ada yang mempermasalahkan istilah “pribumi” di situ, seakan-akan dapat menyingkapkan potensi diskriminasi dan perpecahan. Atau kalau tak demikian, dengan menjumput logika kaum postmodernis-ngehe, kemustahilan keaslian yang merujuk pada ide besar ...
Read more 0 Di tengah perdebatan tentang sistem pemerintahan yang ideal, seringkali pandangan kita tertuju pada model-model masa lalu, termasuk sistem Khilafah pada era Khulafaur Rasyidin. Kelompok HTI mungkin melihatnya sebagai antitesis dari demokrasi modern. Namun, jika kita telaah lebih dalam, ada prinsip-prinsip fundamental dalam praktik pemerintahan Islam awal yang justru bisa menjadi ...
Read more 0 Dalam kebudayaan Jawa, demokrasi sebagai substansi sebenarnya sudah dikenal sejak lama, bahkan sebelum istilah “demokrasi” itu tercipta. Tak sekedar sebentuk konsep sosial-politik-ekonomi, dalam kebudayaan Jawa demokrasi sebagai substansi itu justru untuk pertama kalinya berkaitan dengan hubungan antara Tuhan (Gusti) dan insan (kawula). Dalam kebudayaan Jawa, sebagaimana yang tercermin dalam pagelaran ...
Read more 0 Jalanan sudah kembali bersih. Aktivitas warga berangsur normal, dan suara bising unjuk rasa telah digantikan oleh deru lalu lintas seperti sedia kala. Secara fisik, krisis yang sempat membuat kita semua menahan napas itu seolah telah usai. Namun, di balik ketenangan yang tampak ini, ada luka yang belum kering: retaknya kepercayaan ...
Read more 0 Jika kita rutin membuka media sosial belakangan ini, maka kita akan disuguhi berbagai informasi dan narasi tentang kekerasan, kerusuhan, bentrokan, dan perilaku destruktif lainnya. Algoritma media sosial kita memang sedang didominasi oleh isu mutakhir seputar demo rusuh di sejumlah wilayah. Konsumsi berlebihan konten negatif tentu potensial membuat kita berpikir, apakah ...
Read more 0 Di tengah puing-puing dan reruntuhan bangunan pasca demo, ada gelombang besar semangat yang mempersatukan seluruh pihak. Kerusakan halte, bangunan dan jalanan bekas kebakaran pasca-demo di Jakarta menandai semangat hangat kemanusiaan kembali menyala. Warga, petugas kebersihan, aparat TNI, hingga pengemudi ojek online (ojol) bersatu bergotong-royong memulihkan kondisi. Di Halte Transjakarta Senen, ...
Read more 0 Setiap bulan Agustus, bangsa Indonesia seolah menemukan denyut kebersamaannya kembali. Dari istana hingga gang sempit di kampung, dari alun-alun kota hingga halaman rumah, rakyat Indonesia merayakan Hari Ulang Tahun Kemerdekaan dengan caranya masing-masing. Ada yang menggelar upacara khidmat, ada yang mengadakan lomba panjat pinang dan balap karung, ada pula yang ...
Read more 0
