Narasi

Medsos dan Peran Penting Generasi Z dan Milenial dalam Menangkal Radikalisme

Di abad kini, medsos telah menjadi instrumen penting dalam proses penyebaran radikalisme. Medsos, yang awalnya dirancang sekadar sebagai alat komunikasi publik, kini telah menjelma sebagai perangkat yang menjadi alat penyebaran radikalisme di berbagai negara yang menargetkan anak muda sebagai target dan sasaran.

Hal itu sejalan dengan pendapat Grenberg (2016) yang mengatakan bahwa di era digital kelompok teroris seringkali menggunakan media sosial yang sedang digandrungi masyarakat luas untuk menebar ideologinya.  Sasaran yang sering terjadi oleh kelompok teroris di internet adalah anak-anak muda yang aktif menghabiskan waktu luang di media sosial.

Demikian juga Martin Rudner (2017) yang memakai istilah  “electronic jihad” ketika menganalisis cara Al Qaeda menggunakan internet sebagai salah satu instrumen untuk menggaet simpati dan dukungan anak-anak muda yang terbiasa menghabiskan waktu berselancar di dunia maya. Di mana, menurut Rudner, sejak lama, kelompok Allah Qaeda memang sudah sejak dulu menjadikan internet sebagai alat penyebaran doktrin radikal.

Menurut data yang dirilis BNPT (2021), sebanyak 85 persen anak muda Indonesia terpapar paham radikal melalui media sosial. Ini berarti, penyebaran paham-paham radikal melalui media sosial benar-benar nyata dan harus segera diatasi secara serius dan tak boleh dipandang sebelah mata. Berbagai kasus kekerasan yang dilakukan anak muda karena terpapar radikalisme di medsos sudah sering terjadi. Karenanya, hal itu tak boleh terulang lagi.

Peran Generasi Milenial dan Generasi Z dalam Menangkal Infiltrasi Radikalisme di Medsos

Karena itu, generasi z dan generasi milenial, generasi dengan populasi terbesar, serta generasi yang paling dekat dengan gawai, mesti juga mengambil penting untuk menangkap infiltrasi radikalisme di media sosial. Sebagai generasi bangsa, generasi z dan generasi milenial tidak boleh abaikan terhadap masalah kebangsaan berupa ancamam radikalisme.

Hasil Sensus Penduduk 2020 menunjukkan penduduk Indonesia didominasi Generasi Z dan generasi milenial. Total terdapat 74,93 juta atau 27,94% dari total penduduk Indonesia. Generasi Z saat ini diperkirakan berusia 8 hingga 23 tahun. Belum semua usia Generasi Z produktif, tetapi sekitar tujuh tahun lagi seluruh Generasi Z akan masuk usia produktif.

Komposisi penduduk terbesar selanjutnya berada di usia produktif, yaitu generasi milenial yang berjumlah sebanyak 69.38 juta atau 25,87% dan Generasi X 58,65 juta atau 21,88%. Sementara penduduk paling sedikit adalah Pre Boomer sebanyak 5,03 juta atau 1,87%. Pre Boomer merupakan penduduk yang lahir sebelum 1945, Baby Boomer kelahiran 1946 hingga 1964, dan Generasi X 1965 hingga 1980. Selanjutnya Milenial 1981 hingga 1996, Gen Z 1997 hingga 2012, dan Post Gen Z kelahiran 2013 hingga seterusnya.

Oleh sebab itu, sebagai generasi yang paling dekat dan menguasai dunia persilatan digital, generasi Z dan generasi milenial mesti mengambil peran-peran penting, seperti membuat konten-konten perdamaian, anti-radikalisme, yang mampu menjadi referensi bagi khalayak tentang bagaimana menyikapi fenomena radikalisme di dunia maya. Ancaman radikalisme bagi kerukunan dan perdamaian bangsa benar-benar nyata. Karena itu, generasi z dan generasi milenial mesti memainkan peran penting. Bukan justru diam!

This post was last modified on 16 Juni 2023 3:02 PM

Alfie Mahrezie Cemal

Recent Posts

Kultur yang Intoleran Didorong oleh Intoleransi Struktural

Dalam minggu terakhir saja, dua kasus intoleransi mencuat seperti yang terjadi di Pamulang dan di…

2 hari ago

Moderasi Beragama adalah Khittah Beragama dan Jalan Damai Berbangsa

Agama tidak bisa dipisahkan dari nilai kemanusiaan karena ia hadir untuk menunjukkan kepada manusia suatu…

2 hari ago

Melacak Fakta Teologis dan Historis Keberpihakan Islam pada Kaum Minoritas

Serangkaian kasus intoleransi dan persekusi yang dilakukan oknum umat Islam terhadap komunitas agama lain adalah…

2 hari ago

Mitos Kerukunan dan Pentingnya Pendekatan Kolaboratif dalam Mencegah Intoleransi

Menurut laporan Wahid Foundation tahun 2022, terdapat 190 insiden intoleransi yang dilaporkan, yang mencakup pelarangan…

2 hari ago

Jaminan Hukum Kebebasan Beragama bisa Menjamin Toleransi?

Indonesia, dengan kekayaan budaya, agama, dan kepercayaan yang beragam, seharusnya menjadi contoh harmoni antar umat…

3 hari ago

Mencegah Persekusi terhadap Kelompok Minoritas Terulang Lagi

Realitas kekayaan budaya, agama, dan kepercayaan di Indonesia seharusnya menjadi fondasi untuk memperkaya keberagaman, namun…

3 hari ago