Narasi

Membersihkan Gerakan Kemerdekaan Nasionalis Palestina dari Sengkarut Khilafah

Sejak lama, Palestina telah menjadi pusat perhatian internasional karena konflik yang berlarut-larut yang terjadi. Namun, meski ada banyak kelompok dan individu yang bersimpati terhadap perjuangan rakyat Palestina, seringkali narasi ini dicampuradukkan dengan ideologi khilafah, sehingga, seturut kemudian, perjuangan nadionalisme Palestina yang murni berjuang untuk kemerdekaan Palestina, menjadi tidak jelas dan merembet ke mana-mana.

Untuk itu, penting ditegaskan bahwa pro-Palestina dan khilafah adalah dua isu yang berbeda. Dalam konteks ini, pro-Palestina merujuk pada dukungan terhadap hak-hak dasar rakyat Palestina, termasuk hak mereka untuk memiliki negara yang merdeka dan berdaulat. Sementara itu, khilafah adalah gagasan tentang pengembalian sistem pemerintahan Islam yang bersatu di bawah satu kepemimpinan. Jadi, keduanya adalah dua hal yang berbeda dan tak berkaitan.

Karena itu, narasi Pro-Palestina seharusnya dibersihkan dari embel-embel Khilafah. Pertama, hal itu penting untuk menjaga fokus pada masalah kemanusiaan yang sebenarnya. Konflik Israel-Palestina telah menyebabkan penderitaan yang besar bagi rakyat Palestina, termasuk kehilangan nyawa, pengusiran, dan penghancuran infrastruktur yang tak ternilai harganya.

Oleh sebab itu, jika kelompok-kelompok tak bertanggungjawab memasukkan agenda politik seperti khilafah tentu hal itu dapat mengaburkan urgensi penyelesaian masalah yang sedang terjadi di Palestina. Jika narasi pro-Palestina dikaitkan dengan ideologi tertentu, itu dapat menghalangi dukungan internasional yang lebih luas, karena negara-negara dengan pandangan politik yang beragam mungkin enggan terlibat dalam agenda yang berbau Khilafah.

Kedua, mencampuradukkan narasi pro-Palestina dengan agenda khilafah juga dapat memicu ketegangan dan konflik yang tidak perlu. Di Timur Tengah, ada banyak kelompok yang memiliki pandangan beragam tentang apa yang seharusnya terjadi di kawasan tersebut. Mengaitkan narasi pro-Palestina dengan agenda khilafah dapat menciptakan ketegangan dengan kelompok-kelompok lain yang memiliki pandangan berbeda. Ini dapat menghalangi upaya bersama untuk mencapai perdamaian dan keadilan di kawasan tersebut.

Ketiga, membersihkan narasi pro-Palestina dari embel-embel khilafah juga membantu menjaga dukungan global yang lebih luas. Banyak negara dan organisasi internasional mendukung upaya untuk mencapai perdamaian di Timur Tengah dan mengakhiri konflik Israel-Palestina. Namun, mereka mungkin enggan terlibat jika narasi pro-Palestina dikaitkan dengan ideologi politik yang kontroversial. Dengan menjaga fokus pada isu kemanusiaan yang mendasar, kita dapat lebih mudah bekerja sama untuk mencari solusi yang adil.

Keempat, membersihkan narasi pro-Palestina dari embel-em-bel khilafah juga akan membantu menjaga kesatuan dan dukungan dalam komunitas pro-Palestina itu sendiri. Komunitas ini terdiri dari berbagai kelompok, termasuk individu, kelompok advokasi, dan organisasi kemanusiaan.

Mereka semua memiliki tujuan yang sama, yaitu mendukung rakyat Palestina dan mengakhiri penderitaan mereka. Namun, jika narasi pro-Palestina tercampur dengan agenda politik, ini dapat menyebabkan perpecahan dan pertentangan internal. Karenanya, membersihkan atau menghilangkan nnarasi tersebut tentu akan sangat membantu menjaga kesatuan pendukung.

Kelima, juga penting untuk diingat bahwa rakyat Palestina sendiri memiliki beragam pandangan tentang bagaimana masa depan mereka seharusnya. Beberapa mungkin mendukung gagasan khilafah, sementara yang lain mungkin memiliki pandangan yang berbeda. Oleh karena itu, memisahkan narasi pro-Palestina dari agenda politik tertentu memberikan rakyat Palestina kesempatan untuk menentukan nasib mereka sendiri tanpa tekanan dari luar.

Dalam rangka mencapai perdamaian yang berkelanjutan di Timur Tengah dan mendukung hak-hak dasar rakyat Palestina, penting untuk menjaga narasi pro-Palestina tetap fokus pada isu kemanusiaan. Membersihkan narasi ini dari embel-em-bel khilafah membantu menjaga urgensi penyelesaian konflik, mendapatkan dukungan yang lebih luas, sehingga mampu mewujudkan perdamaian dan kemerdekaan di negeri kuba emas tersebut.

This post was last modified on 13 November 2023 12:55 PM

L Rahman

Recent Posts

Demistifikasi Agama dan Politik Inklusif untuk Kemanusiaan

Agama dan politik di Indonesia selalu menjadi isu yang sensitif sekaligus penting. Keduanya memiliki kekuatan…

3 hari ago

Merawat Hubungan Agama dan Politik yang Bersih dari Politisasi Agama

Sesungguhnya, agama tidak pernah bertentangan dengan politik. Agama dan politik itu sifatnya integratif. Agama dapat…

3 hari ago

Agama (Tidak) Bisa Dipisahkan dalam Politik?

Pada mulanya politik adalah sebuah jalan untuk mencapai tujuan yang mulia. Politik adalah seni untuk…

3 hari ago

Ruang Maya Sehat, Demokrasi Kuat

Menjelang Pilkada Serentak 2024, ruang digital di Indonesia menjadi semakin sibuk. Media sosial, yang telah…

4 hari ago

Mencegah Mudharat “Jualan Agama” Pada Pilkada 2024

Tahun 2024 adalah tahun politik. Pesta demokrasi melalui Pemilu telah. Kini masyarakat siap menyambut pemilihan…

4 hari ago

Prinsip Teo-Antroposentrisme Kuntowijoyo, Jembatan antara Dimensi Ilahi dan Realitas Sosial

Kelompok konservatif seperti Hizbut Tahrir Indonesia selalu menjadikan agama sebagai palang pintu terakhir segala problematika…

4 hari ago