Narasi

Peran Da’i dalam Mencegah Radikal Terorisme di Indonesia

Peran da’i di tengah maraknya kelompok radikal terorisme di Indonesia sangatlah penting, sebab seorang da’i memiliki bekal ilmu terkait kebenaran ajaran agama (Islam). Munculnya kelompok radikal terorisme dapat disebabkab oleh seseorang yang tidak paham secara komprehensif tentang ke-Islaman. Da’i dapat berkolaborasi dengan BNPT (Badan Nasional Penanggulangan Terorisme) dalam mencegah radikal terorisme yang terus mengakar.

Para radikal dan teroris menyatakan apa yang mereka lakukan (teror) adalah jihad fii sabilillah (jihad di jalan Allah). Padahal sudah jelas Allah menentang kekerasan untuk tujuan apapun, atas nama apa dan siapapun, bahkan digunakan untuk kepentingan agama Allah sekalipun. Sebagaimana dalam firman-Nya surah Al baqarah ayat 256 “Tidak ada paksaan untuk masuk agama (Islam).”

Menurut hasil survei BNPT (Badan Nasional Penanggulangan Terorisme) bersama Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT), Puslitbang Kemenag, Kajian Terorisme UI, BRIN, CICSR atau The Centre for Indonesia Crisis Strategic Resolution, Nasaruddin Umar Office, The Nusa Institute, Daulat Bangsa dan Alva Research Institute, bahwa serangan terorisme di Indonesia tahun 2023 ini mengalami penurunan hingga 56 Persen. Walaupun begitu, BNPT masih terus berkomitmen melawan aksi radikal terorisme dan ekstremisme berbasis kekerasan sesuai Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2018. BNPT berharap peran da’i dapat memberikan pemahaman kepada masyarakat bahwa radikal terorisme sangat membahayakan mereka, baik dalam beragama maupun bernegara agar mencintai perdamaian, bertoleransi, dan rasa nasionalismenya terhadap NKRI semakin tinggi.

Da’i di Indonesia berperan sebagai penyiar atau penyeru ajaran Islam agar masyarakat lebih memahami dan mengimplementasikan nilai-nilai agama ke dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, terlebih banyak masyarakat yang terprovokasi oleh tindakan atau paham yang tidak sejalan dengan ajaran agama Islam. Sehingga dapat merusak citra baik Islam dan berdampak pada keutuhan NKRI.

Dakwah seorang da’i harus senantiasa berpegang pada ajaran Rasulallah Shollallahu ‘Alaihi Wasallam sesuai dengan firman-Nya (Allah Subhanahu Wa Ta’ala) yang tertuang dalam Al qur’an. Dakwah da’i agar mudah diterima oleh masyarakat, metodenya menyesuaikan dengan kondisi masyarakat Indonesia yang beragam. Sejatinya radikal terorisme berakar dari sikap intoleran. Sikap intoleranlah yang semestinya dibasmi, karena kehidupan berbangsa dan bernegara yang beragam memerlukan toleransi yang tinggi bukan keacuhan.

Konflik radikal terorisme diiringi dengan kehadiran reformasi, di mana negara Indonesia memberikan kebebasan untuk tumbuh kembangnya gerakan dan pemikiran apapun. Kebebasan inilah yang dimanfaatkan oleh kelompok-kelompok yang mengatasnamakan agama yang dapat memecah belahkan bangsa Indonesia. Padahal adanya kebebasan diperuntukkan untuk masyarakat Indonesia dalam mengutarakan pendapat (asalkan pendapatnya sinkron atau tidak meyimpang dari ajaran agama maupun ideologi negara, yakni Pancasila).

Adapun upaya seorang da’i untuk mencegah radikal terorisme diantaranya: berdakwah dengan menyampaikan nilai toleransi, selalu menggali pengetahuan tentang radikal terorisme agar ketika disampaikan kepada masyarakat tidak menimbulkan salah penafsiran bahkan sampai mengarah pada tindakan radikal terorisme, menyelenggarakan pembinaan dan pembentukan kader, serta memberikan contoh berupa cerminan pelaksanaan Islam yang Rahmatan Lil ‘Alamin. Keempat upaya ini dilakukan guna menuju pada Indonesia yang damai dan sejahtera tanpa adanya kekerasan.

Dakwah yang dilakukan seorang da’i sangat mempengaruhi penyebaran radikal terorisme. Dapat menjadi pencegah (jika penyampaian tafsir agama oleh da’i benar dan detail), dan semakin memperluas perkembangan radikal terorisme (jika da’i menyampaikan tafsir agama yang menyimpang). Jadi seorang da’i harus setiti atau cermat (dalam memahami), hati-hati (dalam menyampaikan), dan gemati atau ikhlas (dalam membimbing). Peran da’i bukan hanya sekadar menyampaikan kebenaran ajaran agama (Islam), tetapi apa yang disampaikan mereka (para da’i) dipertanggung jawabkan diakhirat kelak. Makanya da’i harus menyampaikan apa yang benar-benar ia ketahui dan pahami dengan berlandaskan al qur’an dan hadist.

Inilah pentingnya peran da’i dalam mencegah radikal terorisme dan sangatlah berpengaruh pada kehidupan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Seharusnya para da’i di Indonesia sama-sama mendongkrak gerakan toleransi untuk mencegah radikal terorisme. Sebab, radikal terorisme lambat laun akan semakin berkembang di Indonesia, jika masyarakat (Indonesia) minim kesadaran akan toleransi.

This post was last modified on 22 Mei 2023 7:35 PM

Dzuriya Dzuriya

Recent Posts

Ruang Maya Sehat, Demokrasi Kuat

Menjelang Pilkada Serentak 2024, ruang digital di Indonesia menjadi semakin sibuk. Media sosial, yang telah…

10 jam ago

Mencegah Mudharat “Jualan Agama” Pada Pilkada 2024

Tahun 2024 adalah tahun politik. Pesta demokrasi melalui Pemilu telah. Kini masyarakat siap menyambut pemilihan…

10 jam ago

Prinsip Teo-Antroposentrisme Kuntowijoyo, Jembatan antara Dimensi Ilahi dan Realitas Sosial

Kelompok konservatif seperti Hizbut Tahrir Indonesia selalu menjadikan agama sebagai palang pintu terakhir segala problematika…

10 jam ago

Politik dan Kesucian: Menyimak Geliat Agama di Pilkada 2024

Dunia politik, pada dasarnya, adalah sebuah dunia dimana orang menjadi paham akan manusia dengan segala…

10 jam ago

Potensi Ancaman Pilkada 2024; Dari Kekerasan Sipil ke Kebangkitan Terorisme

Sebuah video rekaman detik-detik “carok” di Sampang, Madura beredar di media sosial. Kekerasan itu terjadi…

1 hari ago

Mencegah Agenda Mistifikasi Politik Jelang Pilkada

Dalam ranah politik jelang Pilkada 2024, kita dihadapkan pada fenomena yang mengkhawatirkan, yakni potensi meningkatnya…

1 hari ago