Narasi

BNPT dan Angin Segar Pemberantasan Terorisme di Indonesia

Pada suatu pagi yang cerah (16 Juli 2010), 13 tahun yang lalu, Indonesia menyaksikan kelahiran sebuah lembaga yang memiliki tugas besar dalam menjaga kedamaian dan keamanan negara dari ancaman radikalisme dan terorisme. Lahir dari kekhawatiran akan ancaman terorisme yang semakin kompleks, Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) didirikan dengan tekad untuk memberantas terorisme dari akarnya.

Perjalanan BNPT dimulai dengan semangat yang tinggi dan tekad yang kuat untuk menghadapi tantangan dan ancaman radikalisme yang ada. Sebagai garda terdepan dalam penanggulangan terorisme, BNPT berkomitmen untuk melakukan pencegahan, penindakan, dan juga deradikalisasi. BNPT menyadari bahwa upaya ini bukanlah tugas mudah, tetapi dengan kerjasama dan dukungan dari berbagai pihak, BNPT tetap berdiri tegak menjalankan tugasnya.

Dalam 13 tahun perjalanannya, BNPT telah menunjukkan keberhasilan dalam mencegah rencana teror dan menangkap para pelaku potensial. Langkah-langkahnya yang taktis dan kerjasama antarlembaga telah memperkuat respons penanggulangan terorisme di Indonesia. Setiap hari, para petugas BNPT bekerja keras untuk melacak jaringan teroris dan merespons setiap ancaman dengan cepat dan tegas. Selain itu, semangat kolaborasi juga tak dilupakan.

Tidak hanya berfokus pada upaya penindakan. Selama ini BNPT juga menempatkan peran pencegahan dan deradikalisasi sebagai bagian integral dari strateginya. Program deradikalisasi yang dirancang dengan penuh perhatian berusaha untuk membantu para individu yang terpapar ajaran radikal untuk kembali ke jalan yang benar. Mengubah pola pikir mereka dan membantu mereka reintegrasi ke masyarakat adalah tujuan utama dari program ini.

Selama 13 tahun ini, BNPT juga telah berupaya menjalin kerjasama yang erat dengan masyarakat sipil. Mereka menyadari bahwa peran aktif masyarakat adalah kunci dalam mengidentifikasi potensi ancaman dan melaporkannya kepada pihak berwenang. Dengan melibatkan masyarakat, BNPT berusaha membangun kesadaran akan bahaya terorisme dan pentingnya perdamaian.

Tantangan tak henti menghadang perjalanan BNPT. Ancaman terorisme selalu berubah dan beradaptasi dengan cepat. Namun, BNPT tidak berputus asa. Mereka terus berinovasi, mengembangkan strategi baru, dan meningkatkan kemampuan untuk menghadapi tantangan masa depan.

Melalui kerjasama yang kokoh dengan berbagai negara dan lembaga internasional, BNPT juga berupaya mengatasi ancaman lintas batas. Pertukaran intelijen dan pelatihan bersama menjadi hal yang penting dalam menghadapi ancaman yang sering kali tidak mengenal batas wilayah.

Langkah-langkah yang dilakukan BNPT ini bukan hanya sekadar pepesan kosong. Terbukti, menurut hasil survei BNPT bersama Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT), Puslitbang Kemenag, Kajian Terorisme UI, BRIN, The Centre for Indonesian Crisis Strategic Resolution (CICSR), Nasaruddin Umar Office, The Nusa Institute, Daulat Bangsa dan Alvara Research Institute menyatakan Indeks Potensi Radikalisme tahun 2022 mengalami penurunan sebanyak 2,2 persen, dari 12,2 persen pada tahun 2020 menjadi 10 persen.

Bahkan, menurut data Global Terorism Indeks, serangan terorisme di Indonesia tahun 2023 mengalami penurunan sebesar 56 persen jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Data ini sejalan dengan pernyataan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo untuk tahun 2022 yang menyatakan penyerangan terorisme (terorism attacks) turun sampai 86 persen. Dengan demikian, secara internasional dan nasional serangan terorisme di Indonesia mengalami penurunan.

Karena itu, di hari ulang tahunnya yang ke-13 ini, BNPT patut untuk merayakan pencapaiannya dalam bidang deradikalisasi. Meskipun perjalanan belum selesai, namun kita percaya bahwa BNPT akan terus memberikan yang terbaik bagi keutuhan NKRI tercinta.

This post was last modified on 27 Juli 2023 5:33 PM

L Rahman

Recent Posts

Ruang Maya Sehat, Demokrasi Kuat

Menjelang Pilkada Serentak 2024, ruang digital di Indonesia menjadi semakin sibuk. Media sosial, yang telah…

22 jam ago

Mencegah Mudharat “Jualan Agama” Pada Pilkada 2024

Tahun 2024 adalah tahun politik. Pesta demokrasi melalui Pemilu telah. Kini masyarakat siap menyambut pemilihan…

22 jam ago

Prinsip Teo-Antroposentrisme Kuntowijoyo, Jembatan antara Dimensi Ilahi dan Realitas Sosial

Kelompok konservatif seperti Hizbut Tahrir Indonesia selalu menjadikan agama sebagai palang pintu terakhir segala problematika…

22 jam ago

Politik dan Kesucian: Menyimak Geliat Agama di Pilkada 2024

Dunia politik, pada dasarnya, adalah sebuah dunia dimana orang menjadi paham akan manusia dengan segala…

22 jam ago

Potensi Ancaman Pilkada 2024; Dari Kekerasan Sipil ke Kebangkitan Terorisme

Sebuah video rekaman detik-detik “carok” di Sampang, Madura beredar di media sosial. Kekerasan itu terjadi…

2 hari ago

Mencegah Agenda Mistifikasi Politik Jelang Pilkada

Dalam ranah politik jelang Pilkada 2024, kita dihadapkan pada fenomena yang mengkhawatirkan, yakni potensi meningkatnya…

2 hari ago