Narasi

Mengelola Forum Internum dan Eksternum dalam Hubungan Lintas Agama

Hubungan lintas agama merupakan salah satu aspek penting dalam kehidupan sosial yang pluralistik. Dalam konteks ini, pengelolaan forum internum dan eksternum menjadi krusial untuk memastikan keharmonisan dan kesetaraan di antara berbagai komunitas agama. Forum internum merujuk pada ruang pribadi dan batiniah di mana individu menjalankan keyakinan agamanya secara internal.

Sementara itu, forum eksternum mengacu pada ruang publik di mana praktik keagamaan dipertontonkan dan berinteraksi dengan komunitas lain. Kedua forum ini memiliki peran yang signifikan dalam membangun hubungan lintas agama yang sehat dan saling menghormati.

Pengelolaan ini bisa diimplementasikan misalnya dalam konteks fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) tentang larangan mengucapkan salam lintas agama. Menyadur Kompas, Guru Besar Hukum Islam Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, Ahmad Tholabi Kharlie menilai, ada perkara yang bersifat internal umat beragama dan ada pula perkara yang bersifat eksternal antarumat beragama. Karena itu, perkara tersebut perlu didudukkan pada dua ranah yang berbeda. Fatwa MUI tersebut harusnya tidak diletakkan dalam konteks eksternal umat Islam.

Menurutnya, di sinilah pentingnya membaca forum internum dan eksternum. Dalam konteks internum, negara menjamin setiap umat beragama dalam mengekspresikan agama dan keyakinannya. Dalam forum eksternum, negara berkewajiban membangun harmoni antarumat beragama

Salam lintas agama harus ditempatkan pada porsi yang tepat karena tidak mungkin dan tidak lazim salam lintas agama dilakukan dalam forum internal umat Islam, seperti dalam khotbah Jumat atau pengajian keagamaan yang hanya dihadiri oleh internal umat Islam.

Salam lintas umat beragama menjadi lazim jika dilakukan di forum publik, terutama dalam forum-forum yang diselenggarakan oleh lembaga publik pemerintahan atau forum-forum resmi lintas agama lainnya. Dalam konteks forum eksternum, hal ini menjadi bagian dari ikhtiar membangun harmoni antarumat beragama.

Salam lintas agama berfungsi sebagai akomodasi sosial alih-alih teologis jika diletakkan dalam perbincangan publik. Gud Dur pernah mengatakan bahwa “selamat pagi” dengan “assalamualaikum” itu esensinya sama. Sama baiknya. Bagi mantan Ketua Umum PBNU itu, salam adalah salam. Salam Merupakan ibadah sosial, bukan ibadah ritual.

Namanya salam, mau diucapkan oleh siapa pun dengan bahasa apa pun, tetap baik.” Terangnya.

Forum eksternum dapat dibatasi oleh negara dengan memenuhi dua syarat. Pertama, ada undang-undang yang mengatur. Kedua, alasan pembatasan adalah untuk melindungi kesehatan umum, keselamatan umum, ketertiban umum, moral umum, atau hak-hak dan kebebasan dasar orang lain.

Dalam pengertian ini, salam lintas agama bisa didudukkan dalam konteks menjaga keselamatan dan ketertiban umum. Dalam ruang publik, membatasi upaya-upaya terjalinnya relasi lintas agama dapat ditafsir sebagai upaya mengacaukan forum eksternum.

Ruang publik adalah ruang yang menjadi milik bersama. Jürgen Habermas menekankan kehidupan bersama dalam ruang publik. Setiap orang dapat mengaktualisasi dirinya di dalam ruang ini. Siapa saja tanpa terkecuali dapat masuk ke dalam ruang ini. Ruang publik melambangkan pluralitas sebuah negara. Namun ada dua prinsip yang harus ditekankan yaitu kebebasan dan ketertiban.

Dalam konteks hubungan lintas agama, menghormati forum internum berarti mengakui bahwa setiap orang memiliki hak untuk menjalani kehidupan spiritual mereka sendiri. Pendidikan dan dialog yang menekankan pentingnya penghargaan terhadap keyakinan pribadi dapat membantu mengurangi prasangka dan mispersepsi. Hal ini juga mencakup pengembangan pemahaman bahwa perbedaan keyakinan bukanlah ancaman, melainkan kekayaan yang memperkaya tatanan sosial kita.

Forum eksternum mencakup semua bentuk ekspresi keagamaan yang terjadi di ruang publik, seperti ritual, perayaan, dan kegiatan sosial keagamaan. Dalam forum ini, interaksi antara berbagai komunitas agama menjadi lebih terlihat dan nyata. Pengelolaan forum eksternum memerlukan pendekatan yang adil dan inklusif, di mana semua komunitas agama memiliki kesempatan yang sama untuk mengekspresikan keyakinan mereka dan mengupayakan untuk hidup berdampingan secara lentur.

Mengelola forum internum dan eksternum dalam hubungan lintas agama adalah tantangan yang kompleks namun sangat penting. Dengan menghargai kebebasan beragama individu dalam forum internum dan memastikan keadilan serta inklusivitas dalam forum eksternum, kita dapat membangun masyarakat yang harmonis dan saling menghormati.

Pendidikan, dialog, dan kebijakan yang mendukung kebebasan beragama serta inklusi sosial adalah kunci untuk mencapai tujuan ini. Melalui upaya kolektif dan berkelanjutan, kita dapat menciptakan lingkungan di mana semua individu dan komunitas agama dapat hidup berdampingan dengan damai dan saling menginspirasi.

Dinda Permata Pratiwi

Recent Posts

Dari Suriah ke Sudan; Bagaimana Ekstremis Mengeksploitasi Konflik Sosial-Politik?

Ibarat kendaraan bermotor, gerakan ekstremisme juga butuh bahan bakar. Jika mobil atau motor bahan bakarnya…

13 jam ago

“Glokalisasi Pancasila” & Ramuan Ciamik Harmoni Nusantara

Diskursus kebangsaan kita sering kali terjebak dalam dua tarikan ekstrem. Di satu sisi, terdapat kerinduan,…

13 jam ago

Eksploitasi Ideologi Mengatasnamakan Hijrah dan Jihad Semu

Propaganda terbaru ISIS melalui majalah al-Naba’ (2025) yang menyerukan ajakan berjihad ke Sudan merupakan bukti…

13 jam ago

Kompleksitas Isu Sudan; Bahaya Jihad FOMO Berkedok Ukhuwah Global

Isu Suriah sudah lewat. Gaza sudah berangsur normal. Isu lain seperti Uyghur, Rohingya, dan sebagainya…

2 hari ago

Ilusi Persatuan Global; Meneguhkan Nasionalisme di Tengah Dunia Multipolar

Kelompok ekstremis terutama ISIS tampaknya tidak pernah kehabisan materi propaganda kekerasan. Setelah revolusi Suriah berakhir…

2 hari ago

Menakar Ukhuwah Global dan Kompromi Pancasila Sebagai Benteng Persatuan Dunia

Dalam beberapa dekade terakhir, istilah ukhuwah global sering digaungkan sebagai cita-cita luhur umat manusia—sebuah gagasan…

2 hari ago