Apa yang terbetik di benak pembaca saat disebut nama Syiria? Boleh jadi jawabnya beragam. Mulai dari Bashar Al Asad, Islam, Kristen Ortodoks, Syiah, atau bahkan ISIS. Sayangnya, ingatan pada ISIS –berikut aksi kekerasan yang diakibatkannya- menjadi dominan bersarang di kepala.
Gambaran tersebut tidak sepenuhnya salah lantaran negeri ini kini dirundung duka akibat keberadaan ISIS. Tak hanya itu, negeri-negeri belahan benua lain pun ikut merasa risau lantaran propaganda kekerasan kelompok radikal Syiria ini meracuni sejumlah orang.
Lepas dari aksi kekerasan brutal yang dilakukan kelompok itu, tahukah pembaca tentang keistimewaan Syiria? Tanpa bermaksud menggurui, tulisan ini mencoba sedikit menguak keistimewaan Syiria.
Peradaban Syiria merupakan salah satu peradaban tua di dunia. Syiria pernah menjadi “Tempat Kejadian Perkara (TKP)” sejumlah peristiwa penting dalam kitab suci, baik di Al Kitab maupun di Alquran.
Imam al-Qurtubiy dalam karya tafsirnya menyebut bahwa Syiria yang dalam tradisi keislaman klasik dikenal dengan sebutan biladu as-Syam (negeri Syam) merupakan tanah kelahiran sejumlah Nabi. Biladu as-Syam (negeri Syam) di masa lalu meliputi wilayah Syiria itu sendiri, Palestina, Israel, Libanon, dan Jordania saat ini.
Alquran juga menyebut kawasan ini sebagai wilayah yang diberkati (Al Anbiya’: 71) dan disucikan (Al Maidah: 21). Frase diberkati diyakini sebagai merujuk pada nikmat Tuhan berupa ketersediaan air (sungai) dan pangan (buah-buahan). Sementara frase disucikan merujuk pada karunia berupa para utusan Tuhan (nabi) dan kerajaan tak tertandingi.
Adapun diantara nabi-nabi yang pernah dilahirkan di Syiria adalah: Nabi Luth as. keponakan nabi Ibrahim, nabi Ishaq as. putra nabi Ibrahim hasil pernikahan dengan perempuan Israel bernama Sarah, Nabi Ya’qub as. ayah nabi Yusuf, nabi Ayyub as. yang dikenal sebagai hamba Tuhan paling sabar dalam menghadapi wabah penyakit, nabi Dzul Kifli as., nabi Dawud as. yang berhasil menancapkan kemenangan bangsa Israel saat menghadapi pasukan Thalut dan Jalut (Goliath), nabi Sulaiman as. putra nabi Dawud yanng kerajaannya meliputi kerajaan Jin dan Manusia, Ilyas as., al-Yasa’ as., Zakaria as., Yahya as., Isa as. yang membawa risalah untuk orang-orang Israel yang kemudian dikenal sebagai Nasrani.
Dalam sejarah peradaban Islam, ibukota Syiria, Damaskus, pernah menjadi ibukota monarki pertama Islam (Dinasti Umayyah) selama hampir satu abad. Wilayah kekuasaannya saat itu meliputi seluruh jazirah Arabia, Mesopotamia, Persia, dan Afrika Utara.
Jejak-jejak kejayaan peradaban Islam di negeri ini ditandai dengan kelahiran sejumlah ulama dan ilmuwan besar pada masanya. Sejumlah tokoh baik yang berasal dari bidang ilmu agama dan ilmu umum pernah mentorehkan namanya di negeri ini.
Namun, jejak peninggalan kejayaan Syiria kini hampir musnah akibat kebrutalan aksi teror dari kelompok ISIS. Tak berbelas kasih ISIS menghancurkan sejumlah peninggalan-peninggalan fisik yang ada di negeri ini. Bahkan, makam sejumlah ulama dan tokoh sejarah ikut menjadi sasarannya. Sebut saja misalnya, makam Imam Nawawi ad Dimasyqi yang merupakan ulama ensiklopedi di bidang hadits, hancur di roket oleh mereka. Akankah aksi kelompok radikal ini dibiarkan merambah negeri lain dan menghancurkan semua jejak peradaban?
This post was last modified on 31 Maret 2015 12:20 PM
Agama dan politik di Indonesia selalu menjadi isu yang sensitif sekaligus penting. Keduanya memiliki kekuatan…
Sesungguhnya, agama tidak pernah bertentangan dengan politik. Agama dan politik itu sifatnya integratif. Agama dapat…
Pada mulanya politik adalah sebuah jalan untuk mencapai tujuan yang mulia. Politik adalah seni untuk…
Menjelang Pilkada Serentak 2024, ruang digital di Indonesia menjadi semakin sibuk. Media sosial, yang telah…
Tahun 2024 adalah tahun politik. Pesta demokrasi melalui Pemilu telah. Kini masyarakat siap menyambut pemilihan…
Kelompok konservatif seperti Hizbut Tahrir Indonesia selalu menjadikan agama sebagai palang pintu terakhir segala problematika…