Narasi

Pembelajaran dari Mitologi Kuda Troya dalam Ancaman Terorisme

Di tengah sorotan prestasi nihilnya serangan teror dalam beberapa tahun terakhir, kita mungkin tergoda untuk merasa bahwa ancaman terorisme telah berkurang atau bahkan hilang. Namun, sejarah dan pengalaman global mengajarkan kita bahwa kemenangan semu seringkali membawa kelalaian yang justru membuka celah bagi ancaman baru. Sebagaimana dalam mitologi kuda Troya, saat bangsa Troya merasa aman dan menang, mereka justru dihancurkan dari dalam. Oleh karena itu, meskipun tidak ada teror terbuka yang terjadi, kita harus tetap waspada dan menjaga kesiapsiagaan dengan segala cara, agar potensi ancaman yang masih tersembunyi tidak merusak kedamaian yang telah kita nikmati.

Dalam laporan The European Union Terrorism Situation and Trend Report (EU TE-SAT) 2024, kita diingatkan bahwa definisi aksi teror tidak hanya terbatas pada serangan yang berhasil dilakukan. Laporan tersebut juga mencatat insiden-insiden yang gagal maupun yang berhasil digagalkan oleh pihak berwenang. Pada tahun 2024, tercatat 120 serangan teror di Uni Eropa, dan yang paling mematikan adalah yang berbasis keagamaan. Serangan-serangan ini menggambarkan bahwa ancaman terorisme masih sangat nyata, meskipun banyak yang beranggapan bahwa ancaman tersebut telah teratasi.

Di Indonesia, meskipun kita belum mengalami serangan teror yang besar dalam beberapa tahun terakhir, tidak berarti bahwa potensi ancaman telah hilang. Terbaru, Densus 88 Antiteror menangkap beberapa terduga teroris di Gowa, Sulawesi Selatan. Penangkapan ini menunjukkan bahwa jaringan teroris masih aktif dan berusaha mengorganisir serangan, meskipun sering kali gagal atau digagalkan lebih dini.

Kondisi nihil teror dalam beberapa tahun terakhir tentu merupakan sebuah capaian yang patut dirayakan. Ini menunjukkan bahwa strategi dan kebijakan keamanan yang diterapkan oleh pemerintah dan aparat keamanan Indonesia berhasil dalam mengatasi ancaman terorisme. Namun, kita tidak boleh terjebak dalam euforia keberhasilan jangka pendek tanpa mempertimbangkan pentingnya kesiapsiagaan jangka panjang.

Penting untuk dicatat bahwa aksi terorisme sering kali muncul dalam bentuk yang lebih tersembunyi, dengan modus operandi yang semakin canggih. Seiring dengan perkembangan teknologi dan metode baru yang digunakan kelompok ekstremis, kita harus terus memperbarui dan memperkuat sistem pertahanan yang ada.

Dalam teori saddu al-dari’ah (penutupan jalan menuju kemudaratan), yang dikenal dalam disiplin ilmu ushul fiqih, pencegahan terhadap segala bentuk potensi ancaman terorisme perlu dilakukan meskipun ancaman tersebut belum terjadi secara nyata. Konsep saddu al-dari’ah tidak hanya harus merespons setelah serangan terjadi, tetapi juga harus melakukan langkah-langkah preventif untuk mencegah munculnya potensi ancaman yang lebih besar di masa depan.

Sejarah memberikan pelajaran berharga dari kisah bangsa Troya yang merasa telah berhasil mengalahkan pasukan Yunani dengan menggunakan strategi penipuan berupa kuda kayu raksasa. Namun, kepercayaan diri yang berlebihan justru membawa kehancuran bagi mereka. Bangsa Indonesia tidak boleh terperangkap dalam rasa kemenangan palsu.

Terorisme merupakan ancaman yang terus berkembang dan beradaptasi dengan situasi dan teknologi yang ada. Tidak adanya serangan teror yang besar dalam beberapa waktu terakhir bukanlah akhir dari ancaman ini, melainkan justru sebuah peluang bagi pihak-pihak yang berniat jahat untuk merencanakan kembali aksi-aksi teror yang lebih sulit terdeteksi.

Meskipun kita belum mengalami serangan teror yang besar dalam beberapa tahun terakhir, bukan berarti kita telah mengatasi ancaman ini sepenuhnya. Keberhasilan dalam menanggulangi terorisme sering kali tidak datang dari faktor kebetulan semata, melainkan dari upaya berkelanjutan untuk menjaga kesiapsiagaan dan mengembangkan strategi yang adaptif. Pemerintah Indonesia, melalui berbagai lembaga seperti Densus 88, telah berupaya keras untuk menggagalkan rencana-rencana teroris sebelum mereka berhasil melaksanakan aksinya. Namun, ini bukan alasan untuk merasa aman.

Sistem pertahanan yang kuat harus didasarkan pada analisis yang mendalam tentang dinamika yang terus berkembang dalam dunia terorisme. Perlu untuk memperhatikan adanya potensi ancaman dari kelompok-kelompok radikal yang menggunakan internet dan media sosial sebagai platform untuk menyebarkan ideologi ekstrem mereka. Oleh karena itu, edukasi masyarakat dan deteksi dini terhadap radikalisasi menjadi kunci dalam mencegah munculnya terorisme di masa depan.

Kesiapsiagaan yang berkelanjutan, baik dari sisi keamanan maupun pendidikan masyarakat, adalah kunci dalam menjaga kedamaian dan keamanan. Mengambil pelajaran dari mitologi Kuda Troya, kita tidak boleh merasa telah menang. Pencegahan dan penutupan jalan menuju kemudaratan melalui saddu al-dari’ah adalah langkah yang harus terus dilakukan agar ancaman terorisme tidak kembali merusak tatanan sosial dan keamanan kita.

Ernawati Ernawati

Recent Posts

Kekerasan Performatif; Orkestrasi Propaganda Kebencian di Ruang Publik Digital

Dalam waktu yang nyaris bersamaan, terjadi aksi kekerasan berlatar isu agama. Di Sukabumi, kegiatan retret…

13 jam ago

Mengapa Ormas Radikal adalah Musuk Invisible Kebhinekaan?

Ormas radikal bisa menjadi faktor yang memperkeruh harmoni kehidupan berbangsa serta menggerogoti spirit kebhinekaan. Dan…

13 jam ago

Dari Teologi Hakimiyah ke Doktrin Istisyhad; Membongkar Propaganda Kekerasan Kaum Radikal

Propaganda kekerasan berbasis agama seolah tidak pernah surut mewarnai linimasa media sosial kita. Gejolak keamanan…

13 jam ago

Merawat Persatuan, Meredam Bara di Tengah Fanatisme Golongan

Peristiwa bentrokan antar kelompok yang terjadi di Pemalang, Jawa Tengah dan Depok, Jawa Barat beberapa…

14 jam ago

Apakah Ada Hadis yang Menyuruh Umat Muslim “Bunuh Diri”?

Jawabannya ada. Tetapi saya akan berikan konteks terlebih dahulu. Saya tergelitik oleh sebuah perdebatan liar…

2 hari ago

Persekusi Non-Muslim: Cerminan Sikap Memusuhi Nabi

Belum kering ingatan kita tentang kejadian pembubaran dengan kekerasan terhadap retreat pelajar di Sukabumi, beberapa…

2 hari ago