Narasi

Waspada 2 Musuh di Era Pandemi!

Seyogianya, kita perlu waspada terhadap dua musuh besar bangsa ini yang sangat berbahaya di era pandemi. Pertama, maraknya (provokator) untuk memprovokasi kita agar membangkang segala kebijakan etis pemerintah, anti protokol kesehatan dan menolak vaksinasi. Kedua, munculnya para “penyusup” yang ingin menyebarkan (ideologi radikalisme). Mereka mulai menjadi semacam “penumpang gelap” di tengah situasi-kondisi yang kita alami saat ini. Untuk menyempilkan paham dan gerakannya di berbagai platform dunia maya.

Lalu pertanyaannya sekarang, kenapa kedua musuh ini sangat berbahaya? Dan kenapa kita perlu waspadai? Pertama, (para provokator) yang sengaja memprovokasi kita untuk membangkang terhadap segala kebijakan etis pemerintah, anti protokol kesehatan dan menolak vaksinasi. Ini memiliki “misi jahat” walau-pun ada begitu banyak orang yang termakan provokasi tersebut. Menganggap segala pembangkangan, penolakan dan ketidakpatuhan dalam melawan pandemi dianggap kebenaran.

Padahal, jika kita bongkar misi jahatnya para provokator ini, niscaya akan tampak sekali. Bahwa, mereka sengaja ingin membuat kita semakin tertular, membuat penyebaran virus semakin mengganas dan hingga terus berdampak terhadap berbagai aspek sosial masyarakat. Sehingga, setelah mengalami “kekacauan”, di sinilah para provokator mulai memfitnah pemerintah. Menganggap pemerintah gagal menangani pandemi ini.

Setelah itu, kita sengaja dibuat rasa kepercayaan terhadap pemerintah luntur. Lalu, setelah itu, kita mulai diprovokasi agar (rasa nasionalisme) kita semakin retak. Sehingga, dengan kondisi yang semacam inilah, bangsa ini dihancurkan secara pelan-pelan. Lalu pertanyaanya sekarang, apakah kita akan membiarkan para provokator memporak-porandakan bangsa ini?

Selain para provokator, kita juga dihadapkan dengan musuh lama yang sangat membahayakan bagi stabilitas, keamanan dan kenyamanan kita di negeri ini. Yaitu (paham dan gerakan radikalisme). Musuh yang kedua ini senyatanya mulai berkeliaran. Seperti mencari “kulit” baru agar tidak terdeteksi dan lebih mudah menyebarkan paham-pahamnya. Lalu, lebih mudah untuk menggelar tindakannya.

Lantas, kenapa (paham dan gerakan radikalisme) perlu kita waspadai? Tentu jawabannya tidak lain selain demi keamanan, kenyamanan, keselamatan dan ketenangan kita di negeri ini. Karena, segala paham dan gerakan radikalisme selalu membuat kekacauan, kerusakan dan keresahan massal. Mereka adalah para biadab yang melancarkan segala tindakan zhalim hanya demi menguasai bangsa ini.

Jadi, musuh yang kedua ini (radikalisme) sejatinya berkaitan pula dengan masa depan bangsa ini. Oleh sebab itu, kita perlu waspada dan perlu ekstra hati-hati. Utamanya di era pandemi ini. Mereka mulai menjadi semacam “penumpang gelap” yang terus menggerogoti kita di era pandemi. Mereka seperti mulai menjajakan dagangan-nya berupa negara Islam atau negara khilafah di era pandemi.

Tawaran-tawaran yang semacam itu mulai bermunculan di dunia maya. Maka, selain kita waspada di dunia nyata, kita perlu “ekstra” waspada di dunia maya. Perihal ideologi dan gerakan radikalisme tersebut. Sebab, dengan kita tetap waspada dan tetap menolak ideologi dan paham radikalisme tersebut, niscaya kita termasuk (jihad) membela bangsa ini agar terbebas dari ancaman kehancuran di atas tangan-tangan orang zhalim.            

Maka, dari situlah alasan penulis. Betapa pentingnya kita mewaspadai dua musuh yang sangat mengancam bagi bangsa ini. Yaitu para provokator yang sengaja ingin menghancurkan kita di tengah pandemi. Serta kelompok radikalisme yang sengaja ingin merusak stabilitas, keamanan, kenyamanan dan keselamatan kita di negeri ini. Lalu, mereka mencoba untuk mengambil-alih kekuasaan di negeri ini. Lantas, pertanyaannya sekarang, apakah kita akan membiarkan negeri ini hancur gara-gara dua musuh besar ini? Oleh sebab itulah kita perlu waspada dan selalu menolak-nya. Karena ini adalah jalan jihad kita untuk menjaga negeri ini.

This post was last modified on 5 Agustus 2021 2:25 PM

Fathur Rohman

Photographer dan Wartawan di Arena UIN-SUKA Yogyakarta

Recent Posts

Demistifikasi Agama dan Politik Inklusif untuk Kemanusiaan

Agama dan politik di Indonesia selalu menjadi isu yang sensitif sekaligus penting. Keduanya memiliki kekuatan…

18 jam ago

Merawat Hubungan Agama dan Politik yang Bersih dari Politisasi Agama

Sesungguhnya, agama tidak pernah bertentangan dengan politik. Agama dan politik itu sifatnya integratif. Agama dapat…

18 jam ago

Agama (Tidak) Bisa Dipisahkan dalam Politik?

Pada mulanya politik adalah sebuah jalan untuk mencapai tujuan yang mulia. Politik adalah seni untuk…

18 jam ago

Ruang Maya Sehat, Demokrasi Kuat

Menjelang Pilkada Serentak 2024, ruang digital di Indonesia menjadi semakin sibuk. Media sosial, yang telah…

2 hari ago

Mencegah Mudharat “Jualan Agama” Pada Pilkada 2024

Tahun 2024 adalah tahun politik. Pesta demokrasi melalui Pemilu telah. Kini masyarakat siap menyambut pemilihan…

2 hari ago

Prinsip Teo-Antroposentrisme Kuntowijoyo, Jembatan antara Dimensi Ilahi dan Realitas Sosial

Kelompok konservatif seperti Hizbut Tahrir Indonesia selalu menjadikan agama sebagai palang pintu terakhir segala problematika…

2 hari ago