Editorial

15 Tahun BNPT: Siap Jaga Indonesia

Tahun 2025 menandai usia ke-15 Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) sebagai sebuah lembaga strategis penanggulangan terorisme yang dibentuk pada tahun 2010.  Pasca aksi teror yang mengguncang tanah air, terutama Bom Bali 2002 dan rangkaian aksi setelahnya telah menyadarkan bangs aini tentang pentingnya mengatasi terorisme dari akar masalah melalui aspek pencegahan.

Dalam kurun waktu tersebut, BNPT telah memainkan peran krusial dalam menjaga keamanan nasional dari ancaman terorisme—baik dalam bentuk nyata (aksi fisik) maupun dalam bentuk laten berupa narasi, jaringan bawah tanah, dan infiltrasi ideologis. Sejarah perjalanan BNPT, tentu saja,  tidak lepas dari dinamika dan tantangan berat.

Setelah Bom Bali, Indonesia menghadapi berbagai aksi teror lain, dari bom JW Marriott, bom Ritz-Carlton, hingga serangkaian serangan di berbagai daerah yang mengerikan. Jamaah Islamiyah (JI), organisasi teror terkuat di Asia Tenggara, yang menjadi aktor penggerak dalam berbagai aksi teror, perekrutan dan mobilisasi kader militant telah dijinakkan dengan pendekatan lunak dan menyentuh hati.

Periode 2014 menjadi titik paling rawan dengan munculnya gelombang Foreign Terrorist Fighters (FTF) akibat konflik di Suriah dan Irak, terutama setelah kemunculan ISIS. Indonesia tidak lepas dari imbas tersebut. Ribuan simpatisan, termasuk perempuan dan anak-anak, ikut tergabung dalam jejaring ISIS dan terlibat dalam rencana aksi teror di dalam negeri.

Di tengah situasi tersebut, BNPT mengambil peran sentral dalam menata strategi penanggulangan. Tidak hanya dalam koordinasi penindakan dan penegakan hukum, tetapi juga yang paling penting adalah mencegah dan memulihkan para korban dan pelaku. Pendekatan ini dikenal denganstrategi soft approach—yaitu pencegahan melalui deteksi dini, edukasi, kontra-narasi, deradikalisasi, dan sinergi seluruh komponen bangsa.

Strategi tersebut, tentu saja, tidak bisa dijalankan sendirian. BNPT membangun model kolaborasi dengan kementerian/lembaga lain, tokoh agama, komunitas lokal, akademisi, hingga media dan pelaku seni dan kebudayaan. Inilah yang menjadi kunci keberhasilan BNPT selama 15 tahun terakhir.

Walaupun dalam dua tahun terakhir Indonesia tercatat tidak mengalami serangan terorisme terbuka di ruang publik—yang oleh BNPT disebut sebagai zero terrorist attack—bukan berarti ancamannya hilang. Justru ancaman laten, yang bersifat diam-diam dan sulit terdeteksi, menjadi jauh lebih berbahaya. Infiltrasi jaringan radikal melalui pendidikan informal, pengajian tertutup, kanal media sosial, hingga perekrutan anak dan perempuan di ruang-ruang digital adalah ancaman serius yang tidak terbantahkan.

Karena itulah, sangat relevan ketika Kepala BNPT Komjen Pol. Eddy Hartono menegaskan bahwa pada tahun 2026 mendatang, BNPT berkomitmen untuk memperkuat sistem deteksi dini sebagai garda terdepan dalam pencegahan terorisme. Deteksi dini ini tidak hanya melibatkan aparat keamanan, tetapi juga dibangun melalui pendekatan kolaboratif lintas kementerian/lembaga dan partisipasi aktif masyarakat sipil.

Setidaknya ada empat pilar utama dalam penguatan deteksi dini yang menjadi prioritas BNPT:

  1. Penguatan koordinasi antar instrumen pertahanan dan keamanan, agar setiap potensi ancaman bisa dipetakan dan diantisipasi bersama.
  2. Penguatan program kontra radikalisasi, yang menyasar ruang-ruang narasi, pendidikan, dan dunia digital sebagai arena strategis.
  3. Penguatan program deradikalisasi, yaitu pendampingan bagi narapidana, eks-narapidana terorisme dan lingkungan sekitarnya.
  4. Penguatan pusat analisis dan pengendalian krisis, agar BNPT siap dalam pengambilan keputusan cepat dan tepat saat dan pasca ancaman muncul.

Upaya BNPT ini tidak semata-mata untuk menjaga keamanan dalam arti sempit. Ia merupakan fondasi utama bagi pembangunan nasional. Pemerintah melalui Rencana Kerja Pemerintah (RKP) tahun 2026 menargetkan kedaulatan pangan, energi, serta penguatan ekonomi produktif dan inklusif. Semua itu tidak akan mungkin terwujud tanpa stabilitas dan rasa aman di masyarakat.

Sejarah global menunjukkan bahwa negara dengan tingkat ancaman terorisme yang tinggi akan mengalami gangguan pembangunan, penurunan investasi, serta melemahnya kohesi sosial. Karena itu, BNPT hadir sebagai institusi yang tidak hanya menjaga dari ledakan bom, tetapi juga dari ledakan ideologi kebencian yang menciptakan polarisasi dan dapat mengancam kehidupan berbangsa dan bernegara.

Di usia 15 tahun ini, bukan untuk merayakan keberhasilan masa lalu, tetapi BNPT terus menegaskan komitmen masa depan: Siap Jaga Indonesia. Dalam konteks dunia yang semakin kompleks, dengan dinamika geopolitik, perkembangan teknologi, dan ancaman lintas batas, Indonesia membutuhkan sistem pertahanan non-konvensional yang tangguh dan kreatif.

Semoga semangat kolaborasi dan inovasi terus menjadi semangat BNPT dalam menjaga Indonesia, hari ini dan masa depan.

BNPT : #SiapJagaIndonesia

This post was last modified on 16 Juli 2025 12:54 PM

Abdul Malik

Redaktur pelaksana Pusat Media Damai BNPT

Recent Posts

Alarm Kearifan Nusantara: Pulang, Sebelum Terasing di Rumah Sendiri

Di tengah riuh rendahnya panggung digital, sebuah paradoks ganjil tengah melanda bangsa ini. Secara fisik,…

2 jam ago

Reorientasi Dakwah; Dari Konversi Iman ke Harmoni Keagamaan

Bagi sebagian kalangan muslim, keberhasilan dakwah itu dinilai jika mampu menarik umat agama lain untuk…

3 jam ago

Menakar Kekuatan Dakwah Transnasional dan Dakwah Nusantara

Seiring terbukanya akses informasi global, arus dakwah transnasional masuk tanpa filter melalui media sosial, platform…

23 jam ago

Menghadapi Infiltrasi Dakwah Trans-nasional dengan Kebijaksanaan Lokal

Di era keterbukaan informasi saat ini, media digital telah mengubah cara umat beragama, khususnya umat…

1 hari ago

Bagaimana Seorang Da’i Berkompromi dengan Keberagaman?

Seorang pendakwah sesungguhnya memikul dua amanah besar di tengah masyarakat. Di satu sisi, pendakwah adalah…

1 hari ago

Dakwah Berwawasan Kebangsaan Sebagai Jihad Fikriyah di Tengah Arus Transnasionalisme

Era digital harus diakui telah mendorong transnasionalisme ke titik yang tidak pernah dibayangkan sebelumnya. Di…

2 hari ago