Dalam menghadapi kompleksitas dinamika masyarakat, terutama di tengah gencarnya informasi yang dapat memecah belah, pandangan Gus Baha memberikan sinar harapan terkait peran ulama dan umara dalam menjaga kerukunan dan persatuan di Indonesia. Menurutnya, relasi antara agama dan pemerintahan (umara) dapat menjadi kekuatan positif jika dilakukan dengan bijak dan inklusif.
Gus Baha, seorang ulama yang dikenal sebagai penceramah dan intelektual Islam, yang cukup populer digandrungi anak-anak muda. Banyak sekali umara yang berkunjung dan bersilaturrahmi dengan Gus Baha. Baginya relasi umara dan ulama bukan pada posisi yang saling berlawanan.
Dalam prakteknya, ulama dan umara memiliki tugas yang berbeda, namun sinergi keduanya dapat merawat kerukunan di tengah masyarakat yang rentan terpecah belah. Menurutnya, ulama memiliki peran sebagai penjaga ajaran agama, sementara umara bertanggung jawab atas kebijakan pemerintahan.
Pandangan Gus Baha terkait relasi antara ulama dan umara sangat mencerminkan pendekatan inklusif dan berbasis keadilan sosial. Beliau menekankan bahwa kolaborasi antara ulama dan umara adalah implementasi ajaran Islam yang mengutamakan kebersamaan dan keadilan. Ini menunjukkan bahwa, menurut Gus Baha, Islam bukan hanya tentang keagamaan semata, tetapi juga tentang menciptakan masyarakat yang adil dan harmonis.
Dalam pemikiran Gus Baha, sinergi antara ulama dan umara dapat membangun kesadaran masyarakat tentang pentingnya kerjasama antarumat beragama. Beliau menyatakan bahwa nilai-nilai moral yang dijunjung tinggi oleh ulama dan kebijakan yang dihasilkan oleh umara dapat bersinergi untuk menciptakan kehidupan sosial yang lebih baik.
Transparansi dan akuntabilitas dalam kepemimpinan juga menjadi fokus Gus Baha. Menurutnya, untuk menjaga persatuan, penting bagi umara untuk memastikan bahwa kebijakan yang dihasilkan bermanfaat bagi semua lapisan masyarakat. Dialog terbuka antara ulama, umara, dan masyarakat adalah langkah kunci dalam mencapai pemahaman yang lebih dalam tentang keberagaman dan keadilan.
Dalam menghadapi tantangan zaman, Gus Baha mendukung ide bahwa pendidikan agama dan politik yang baik sejak usia dini dapat membentuk generasi yang cerdas, toleran, dan memiliki integritas moral. Ini menunjukkan bahwa pendekatan pendidikan menjadi salah satu strategi yang dapat digunakan untuk merawat kerukunan dan persatuan di tengah kondisi yang mudah memecah belah.
Gus Baha melihat ulama dan umara sebagai pilar-pilar yang dapat bersinergi dalam menciptakan kurikulum pendidikan yang seimbang dan inklusif. Dengan demikian, masyarakat dapat dibekali dengan pengetahuan dan pemahaman yang mendorong toleransi dan saling penghargaan, menjadikan persatuan sebagai fondasi kuat bagi kemajuan bangsa.
Dalam visi Gus Baha, sinergi antara ulama dan umara tidak hanya menjadi wacana, melainkan aksi konkret untuk membangun Indonesia yang lebih baik. Melalui kolaborasi yang erat, keduanya dapat memperkuat kerjasama ini demi mewujudkan negara yang adil, sejahtera, dan tetap bersatu dalam keberagaman. Gus Baha percaya bahwa sinergi antara ulama dan umara mencerminkan semangat gotong royong dan kearifan lokal Indonesia, yang telah menjadi kekuatan dalam membangun bangsa.
This post was last modified on 22 November 2023 1:44 PM
Agama dan politik di Indonesia selalu menjadi isu yang sensitif sekaligus penting. Keduanya memiliki kekuatan…
Sesungguhnya, agama tidak pernah bertentangan dengan politik. Agama dan politik itu sifatnya integratif. Agama dapat…
Pada mulanya politik adalah sebuah jalan untuk mencapai tujuan yang mulia. Politik adalah seni untuk…
Menjelang Pilkada Serentak 2024, ruang digital di Indonesia menjadi semakin sibuk. Media sosial, yang telah…
Tahun 2024 adalah tahun politik. Pesta demokrasi melalui Pemilu telah. Kini masyarakat siap menyambut pemilihan…
Kelompok konservatif seperti Hizbut Tahrir Indonesia selalu menjadikan agama sebagai palang pintu terakhir segala problematika…