Narasi

Cerdas Sebarkan Perdamaian Digital

Ruang gerak manusia saat ini bukan saja berada pada dunia nyata. Media maya menjadi salah satu dunia yang justru mendominasi seluruh ruang geraknya. Lebih-lebih pada kawula muda, hampir setiap waktunya ditemani oleh media maya dalam rangka berinteraksi dengan orang lain di sembarang tempat.

Jika jaman dahulu, orang hanya bisa menikmati siaran radio ataupun televisi sebagai sarana memperoleh berita cepat, saat ini laman-laman di dunia maya menyuguhkan berita lebih update dan mudah diakses. Belum lagi segudang ragam media mosial juga dapat dipergunakan untuk menyebarkan informasi dari berbagai belahan dunia dengan cara yang cepat dan mudah diterima. Dengan telephon pintar, satu kali sentuh sudah bisa membuka media sosial yang berisi informasi dari berbagai tempat.

Kenyataan ini menjadikan para generasi muda sangat termanjakan dengan adanya kecanggihan teknologi. Banyak dari generasi muda kita menucukupkan diri mencari informasi bahkan ilmu pengetahuan yang akan diajadikan landasan hidup dengan sarana media maya. Hal ini bisa terjadi lantaran dengan menggunakan media maya, generasi muda akan lebih gampang mendapatkan informasi dan pengetahuan. Dengan waktu yang singkat, ia bisa memperoleh segudang informasi yang diinginkan. Selain itu, ia dapat memilih informasi yang dibutuhkan cukup dengan mengetik di laman-laman internet.

Sambut bergayang, kelompok pro-kekerasan dan terorisme memanfaatkan kesempatan ini untuk membombardir konten dunia maya dengan tema-tema kekerasan. Selain seluruh jenis media maya dikuasai dengan memperbanyak konten kekerasan, mereka juga menyuguhkan ke khalayak dengan kemasan yang menarik. Dalam bingkai agama, mereka bisa saja menukil ayat Al-Qur’an atau hadist Nabi Muhammad SAW dalam rangka memuluskan misinya. Argumentasi lain pun sering kali diumbar dalam rangka menarik minat para pengguna media maya sehingga bisa mengikuti langkah-langkahnya.

Baca juga : Mengglobalkan Perdamaian dengan Gerakan Lintas Bangsa-Bangsa

Bagi para generasi muda yang rata-rata masih labil akan sangat mudah terpikut ajakan kelompok pro-kekerasan dan terorisme ini. Karena, mereka belum memiliki pondasi kuat dalam bidan agama dan ilmu pengetahuan umum. Mereka seakan mendapatkan oase air bersih di tengah padang pasir saat kehabisan air. Dalam rangka pencarian jati diri, mereka mendapatkan “petunjuk” yang dibumbui dengan argumentasi dan dasar agama yang (terlihat) kuat. Sehingga, mereka akan dengan mudah mengikutinya.

Menjadi tugas berat nan mulia bagi kita adalah membendung arus provokasi tindak kekerasan di dunia maya yang ada. Caranya, kita mesti juga lihai dalam merangkai kata sehingga bisa menarik hati para generasi muda untuk lebih suka membaca dan mengikuti pemikiran yang benar. Di samping menarik, konten yang diberikan harus sesuai dengan ajaran kebenaran yang penuh dengan nuansa perdamaian. Selain itu, dari segi kuantitas, kita juga mesti lebih produktif dibanding dengan para penyebar virus kekerasan. Bagi para produsen konten positif dunia maya bisa berkontribusi dengan cara memproduksi konten dengan maksimal. Sementara yang lain bisa menjadi perantara sehingga konten positif tersebut bisa diterima oleh kebanyakan pengguna media maya. Mereka bertugas menyebarkan konten-konten positif ke berbagai laman dan group media sosial. Dengan begitu, diharapkan generasi muda kita akan bisa mendapatkan informasi yang imbang dan bisa menilai yang positif dan negatif sehingga mampu memilih jalan hidup secara tepat.

Wallahu a’lam.

Anton Prasetyo

Pengurus Lajnah Ta'lif Wan Nasyr (LTN) Nahdlatul Ulama (LTN NU) dan aktif mengajar di Ponpes Nurul Ummah Yogyakarta

Recent Posts

Dari Papan Kapur sampai Layar Sentuh: Mengurai Materialitas Intoleransi

Perubahan faktor-faktor material dalam dunia pendidikan merefleksikan pergeseran ruang-ruang temu dan arena toleransi masyarakat. Jarang…

1 jam ago

Pengajaran Agama yang Inklusif sebagai Konstruksi Sekolah Damai

Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) bekerjasama dengan Duta Damai BNPT telah berinisiasi untuk membangun Sekolah…

2 jam ago

Hari Pendidikan Nasional dan Upaya Membangun Sekolah yang Damai dari Intoleransi, Bullying dan Kekerasan

Hari Pendidikan Nasional yang akan diperingati pada tanggal 2 Mei 2024 menjadi momentum penting untuk…

2 jam ago

Role Model Pendidikan Karakter Anti-Kekerasan Ala Pesantren

Al-Qur’an merupakan firman Allah azza wa jalla yang tidak ada lagi keraguan di dalamnya, yang…

2 jam ago

Merdeka Belajar; Merdeka dari Tiga Dosa Besar Pendidikan

Sekolah idealnya menjadi rumah kedua bagi anak-anak. Namun, ironisnya belum semua sekolah memberikan rasa aman…

1 hari ago

Fitrah Indonesia dan Urgensi Sekolah Ramah Perbedaan

Di tengah dinamika keragaman Indonesia, konsep sekolah ramah perbedaan menjadi semakin penting untuk dikedepankan guna…

1 hari ago