Narasi

Dua Modal Penting di dalam Mengimplementasikan RANPE

Diluncurkan-nya Rencana Aksi Nasional Penanggulangan Esktrimisme Berbasis Kekerasan yang Mengarah pada Terorisme (RANPE) ini sebetulnya peluang besar bagi (kita semua). Di dalam membangun kesadaran preventif. Berperan untuk membabat habis aksi-aksi ekstrimis-teroris. Demi keselamatan dan keamanan negeri ini.

Oleh karena-nya, ada dua modal penting di dalam mengimplementasikan RANPE ini. Pertama, mengoptimalkan kesadaran di dalam berbangsa dan memiliki acuan sikap sosial yang respect. Sebagaimana yang tertera di dalam nilai-nilai Pancasila. Kedua, mengoptimalkan kesadaran dan pemahaman agama yang condong egalitarian, terbuka dan penuh tolerant.

Dua modal ini sebetulnya perlu kita pegang sebagai prinsip diri. Sekaligus sebagai seorang (penggerak) untuk disebarkan di berbagai lini dan arah tersebut. Dalam ranah ini, berfungsi pada proses (edukasi) serta (deteksi dini). Bagaimana masyarakat perlu memiliki dua semangat tadi. Serta kita lebih mudah untuk mendeteksi gerakan ekstrimis-teroris ketika ada pemahaman dan perilaku yang bertentangan dengan dua konsep baik secara kebangsaan mau-pun keagamaan tersebut.

Tentu, secara fungsional, hal demikian dilakukan secara ideal berbasis (semesta preventif). Dalam arti fungsional, mengoptimalkan semua partisipasi publik di berbagi bidang dan arah. Baik dalam sektor pendidikan, pemerintahan, mau-pun lapisan masyarakat untuk berperan aktif untuk menguatkan dua modal tersebut. Serta dijadikan prinsip untuk membabat habis ekstrimis-teroris. Baik secara gerakan maupun tindakan (aksi kekerasan) tersebut.

Karena memang, di dalam kenyataan sosial kita. Gerakan ekstrimis-teroris baik secara pemahaman yang dipromosikan mau-pun tindakan atau yang dilancarkan. Senyatanya, mereka-mereka ini memang memiliki prinsip yang sangat bertentangan dengan dua modal yang penulis sebutkan tadi. Yaitu prinsip kebangsaan yang (bersatu) dan respect. Serta pemahaman keagamaan yang lebih egalitarian, terbuka dan tolerant.

Dua modal implementasi RANPE ini sebetulnya akan menjadi (lawan) dari pemahaman ekstrimis dan tindakan kekerasan yang mengarah ke dalam terorisme tersebut. Karena memang secara substansi nilai, banyak orang yang mudah terpengaruh oleh kelompok ekstrimis-teroris karena hilangnya dua modal tersebut. Bahkan banyak orang yang sulit mendeteksi secara dini, karena kita tidak memiliki acuan khusus penilaian mana yang pro-kebangsaan dan mana yang memiliki cara pandang keagamaan yang terarah ke dalam ekstrimis-teroris tersebut.

Dari sinilah kita perlu menyadari. Bahwa jika kita bergerak secara semesta, memiliki prinsip dan kesadaran untuk meneguhkan dua modal tersebut. Lalu, disebarkan dan dijadikan basis dalam menjalani berbagai aktivitas yang digeluti. Niscaya bangsa ini akan kuat dan tidak mudah terkontaminasi oleh pemahaman ekstrimis-teroris tersebut. Juga kita akan lebih mudah mendeteksi mereka dan bahkan membabat habis mereka yang secara orientasi berafiliasi dengan ekstrimis-teroris tersebut.            

Di sinilah sebetulnya titik penting di dalam mengimplementasikan RANPE tersebut. Bagaimana peran banyak pihak untuk memiliki dua modal penting tersebut. Yaitu kesadaran akan kebangsaan dan sikap sosial yang respect. Serta pemahaman dan kesadaran agama yang egalitarian, terbuka dan condong tolerant. Dan modal ini sebagai jalan bagi kita untuk mengedukasi sejak dini agar masyarakat kita tidak mudah terkontaminasi. Serta, dua modal tersebut akan menjadi (analisis pencegahan) untuk mempermudah kita di dalam membabat habis paham atau-pun tindakan ekstrimis-teroris. Karena, kelompok ini sejatinya akan selalu bertentangan dengan dua prinsip yang perlu kita jadikan basis implementasi RANPE ini.

This post was last modified on 23 Juni 2021 1:37 PM

Amil Nur fatimah

Mahasiswa S1 Farmasi di STIKES Dr. Soebandhi Jember

Recent Posts

Demistifikasi Agama dan Politik Inklusif untuk Kemanusiaan

Agama dan politik di Indonesia selalu menjadi isu yang sensitif sekaligus penting. Keduanya memiliki kekuatan…

21 jam ago

Merawat Hubungan Agama dan Politik yang Bersih dari Politisasi Agama

Sesungguhnya, agama tidak pernah bertentangan dengan politik. Agama dan politik itu sifatnya integratif. Agama dapat…

21 jam ago

Agama (Tidak) Bisa Dipisahkan dalam Politik?

Pada mulanya politik adalah sebuah jalan untuk mencapai tujuan yang mulia. Politik adalah seni untuk…

22 jam ago

Ruang Maya Sehat, Demokrasi Kuat

Menjelang Pilkada Serentak 2024, ruang digital di Indonesia menjadi semakin sibuk. Media sosial, yang telah…

2 hari ago

Mencegah Mudharat “Jualan Agama” Pada Pilkada 2024

Tahun 2024 adalah tahun politik. Pesta demokrasi melalui Pemilu telah. Kini masyarakat siap menyambut pemilihan…

2 hari ago

Prinsip Teo-Antroposentrisme Kuntowijoyo, Jembatan antara Dimensi Ilahi dan Realitas Sosial

Kelompok konservatif seperti Hizbut Tahrir Indonesia selalu menjadikan agama sebagai palang pintu terakhir segala problematika…

2 hari ago