Narasi

Global Sumud Flotila: Solidaritas Transational untuk Kemerdekaan Palestina

Di tengah biru Laut Mediterania yang tenang, terdapat puluhan armada kapal sipil yang datang dari berbagai penjuru dunia. Mereka berlayar bukan untuk menabuh genderang perang, melainkan untuk membawa pesan perdamaian.

Gerakan ini menamakan diri Global Sumud Flotilla, sebuah inisiatif masyarakat sipil global yang lahir dari kekecewaan mendalam terhadap kelumpuhan institusi dunia, dalam menekan Israel atas blokade dan kejahatannya di Palestina. Kata “Sumud” sendiri dalam bahasa Arab berarti “keteguhan” atau “kegigihan”, sebuah konsep yang mendarah daging dalam perjuangan rakyat Palestina. Ini adalah perlawanan dengan cara tetap ada, tetap bertahan, dan menolak untuk dilenyapkan.

Di tengah tontonan lanskap geopolitik yang semakin terpolarisasi, diplomasi tingkat tinggi seringkali hanya berujung pada resolusi yang diveto dan pernyataan tanpa sanksi. Selama puluhan tahun, Dewan Keamanan PBB, badan yang paling berkuasa untuk menjaga perdamaian dan keamanan internasional, terbukti tumpul jika menyangkut Israel.

Amerika Serikat, sebagai sekutu terdekat Israel, telah menggunakan hak vetonya di Dewan Keamanan PBB puluhan kali untuk melindungi Israel dari resolusi yang mengkritik kebijakannya, menyerukan penghentian pembangunan permukiman ilegal, menuntut gencatan senjata, atau bahkan mengutuk serangan terhadap warga sipil. Sebuah laporan dari CNN Indonesia menyebutkan angka fantastis, yakni 49 kali veto telah digunakan AS terkait isu Israel-Palestina.

Setiap veto ini bukan sekadar angka statistik. Ia adalah penolakan terhadap keadilan bagi jutaan warga Palestina, lampu hijau bagi Israel untuk melanjutkan kebijakannya tanpa konsekuensi, dan erosi kepercayaan terhadap lembaga yang seharusnya menjadi penjaga hukum internasional. Ketika mekanisme global yang dirancang untuk mencegah kejahatan perang dan pelanggaran HAM justru lumpuh oleh permainan politik satu negara adidaya, lahirlah kekecewaan dan frustrasi yang mendalam di tingkat akar rumput. inilah adalah bentuk diplomasi publik yang tidak bisa diabaikan, menekan pemerintah dari bawah untuk mengambil sikap yang lebih tegas terhadap segala bentuk penindasan.

Armada ini dikoordinasikan oleh berbagai organisasi masyarakat sipil termasuk Freedom Flotilla Coalition yang telah berpengalaman sejak 2010, mengangkut ribuan aktivis, jurnalis, tenaga medis, seniman, hingga tokoh lintas agama dari lebih 44 negara. Mereka tidak membawa senjata, melainkan berton-ton bantuan kemanusiaan yang sangat dibutuhkan warga Gaza yang hidup di bawah blokade ilegal Israel.

Tujuan utamanya hanya satu, menembus blokade Gaza, mengantarkan bantuan langsung kepada masyarakat Gaza. Namun, ini tidak hanya sekadar memberikan bantuan, ini adalah pesan kuat kepada masyarakat bahwa jika jalur diplomasi terhambat oleh kepentingan politik, maka mereka akan bergerak untuk mencari jalannya sendiri,

Global Sumud Flotilla merupakan cerminan dunia yang sedang berproses untuk berubah. Ketika diplomasi formal menemui jalan buntu dan hukum internasional terasa rapuh, inisiatif-inisiatif berani dari masyarakat sipil menjadi harapan baru. Ini adalah politik keteguhan, sebuah sumud di tengah gelombang ketidakadilan global.

Andri Bima

Recent Posts

Solusi Dua Negara, Amanat UUD 1945, dan Refleksi Hari Kesaktian Pancasila

Hari Kesaktian Pancasila yang setiap tahun diperingati pada tanggal 1 Oktober selalu mengingatkan bangsa Indonesia…

8 jam ago

Kejawen di Tengah Solusi Dua Negara: Israel dan Palestina

Seorang pujangga kenamaan Jawa, Ronggawarsita, mengabarkan bahwa bangsa Jawa adalah keturunan Nabi Ismail dari jalur…

10 jam ago

Hari Kesaktian Pancasila: Pancasila Sakti sebagai Perekat Bangsa

Setiap tanggal 1 Oktober, bangsa Indonesia memperingati Hari Kesaktian Pancasila. Peringatan ini bukan sekadar seremoni…

1 hari ago

Menerjemahkan Semangat Hari Kesaktian Pancasila dalam Diplomasi Mendukung Kemerdekaan Palestina

Hari Kesaktian Pancasila yang diperingati setiap 1 Oktober merupakan momen penting bagi bangsa Indonesia untuk…

1 hari ago

Kesaktian Pancasila di Era Multipolar; Kembalinya Soft Diplomacy Indonesia di Kancah Internasional

Pidato Presiden Prabowo di Sidang PBB tempo hari bukan sekedar seremoni belaka. Pidato itu dalam…

1 hari ago

Melampaui Anti-Semitisme; Menunaikan Amanah Konstitusi Tentang Kemerdekaan Semua Bangsa

Sejarah peradaban manusia dari era klasik, pertengahan, modern, hingga kontemporer tidak pernah lepas dari konflik…

2 hari ago