Insan pendidikan baru saja memperingati Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) pada 2 Mei 2021. Hardiknas memberikan pembelajaran dan pijakan penting bahwa sektor pendidikan menjadi kunci kemerdekaan dan akan selalu dibutuhkan ke depan demi kemajuan bangsa. Sayangnya hingga detik ini pendidikan nasional masih dipersimpangan jalan dengan kebijakan tambal sulam, tarik ukur, dan bongkar pasang.
Pendidikan menjadi salah satu media guna mengantisipasi tindak kekerasan sejak dini. Khusus umat Islam sekarang sedang melaksanakan ibadah puasa Ramadan. Ramadan merupakan bulan pendidikan. Ramadan sebagai bulan pendidikan mesti dioptimalkan guna revitalisasi sektor pendidikan dalam segala lini. Substansi pendidikan yang penting ditanamkan salah satunya adalah doktrinasi anti-radikalisme sejak dini. Kunci optimalisasi doktrinasi adalah revitalisasi pendidikan. Kualitas pendidikan mesti dijamin secara baik dan terjangkau luas.
Filosofi dan Teologi
Filosofi Ki Hadjar Dewantara yang fenomenal adalah “Ing ngarso sung tulodo” (di depan memberi teladan), “Ing madyo mangun karso” (di tengah membangkitkan kehendak), “tut wuri handayani” (di belakang memberi dorongan). Filosofi tersebut hingga kini digunakan sebagai semboyan dalam dunia pendidikan Indonesia.
Definisi pendidikan menurut menurut UU No. 20 tahun 2003 adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara.
Islam sangat memperhatikan sektor pendidikan. Ayat Alquran pertama yang turun adalah iqra’ (bacalah) menyiratkan pentingnya membaca dengan ilmu. Belajar juga diwajibkan sejak lahir hingga liang lahat. Imam Al-Ghazali menyatakan bahwa tujuan pendidikan adalah untuk mendekatkan diri kepada Allah. Semakin bertambah ilmu yang dimiliki akan semakin baik akhlak dan budi pekertinya. Sayyid Quth dalam bukunya Ma’allim fi Ath-Thariq, menjelaskan bahwa kehebatan generasi sahabat bukan karena adanya Rasulullah, tetapi terletak pada semangat mereka untuk belajar kemudian berupaya mengamalkannya secara maksimal.
Pendidikan dalam konsep Islam terdiri dari beberapa ruang lingkup. Antara lain pendidikan keimanan, pendidikan akhlak, pendidikan intelektual, pendidikan fisik, dan pendidikan psikis. Al Syaibani (dalam Juniarari, 2011) menjelaskan tujuan pendidikan menurut Islam. Pertama, tujuan yang berkaitan dengan individu. Mencakup perubahan yang berupa pengetahuan, tingkah laku masyarakat, tingkah laku jasmani dan rohani dan kemampuan-kemampuan yang harus dimiliki untuk hidup di dunia dan di akhirat.
Kedua, tujuan yang berkaitan dengan masyarakat. Mencakup tingkah laku masyarakat, tingkah laku individu dalam masyarakat, perubahan kehidupan masyarakat, memperkaya pengalaman masyarakat. Ketiga, tujuan profesional yang berkaitan dengan pendidikan dan pengajaran sebagai ilmu, sebagai seni, sebagai profesi, dan sebagai kegiatan masyarakat.
Strategi Revitalisasi
Segudang permasalahan klasik masih terus menghinggapi pendidikan Indonesia. Seluruh insan pendidikan penting melakukan refleksi selama perjalanan bulan Ramadan ini dalam rangka revitalisasi pendidikan di Indonesia.
Pertama, apapun yang terjadi pendidikan harus tetap berlangsung dan menjangkau semua anak negeri. Pasal 31 (1) UUD 1945 hasil amandemen IV menegaskan bahwa setiap warga negara berhak mendapatkan pendidikan. Tidak ada alasan bagi pemerintah membiarkan satu anak saja yang tidak bisa sekolah. Politik anggaran sudah diberikan dengan alokasi 20 persen dari APBN. Optimalisasi berbasis keadilan dan kualitas penting diupayakan dalam memanfaatkan anggaran besar ini.
Kedua, dukungan politik pendidikan yang konsisten dan sistematis. Selama ini ada anggapan setiap berganti kepemimpinan, maka akan berganti kebijakan pendidikan. Estafet keberlanjutan antar rezim belum terlihat baik. Untuk itu mesti disusun peta jalan jangka panjang, menengah, dan pendek terkait sektor pendidikan. Ketiga, mengembangkan pendidikan alternatif atau pendidikan luar sekolah yang terjangkau. Faktanya banyak anak yang susah terjangkau dan tidak sedikit wilayah yang belum berdiri sekolah formal.
Keempat, memberikan perhatian lebih bagi tenaga pengajar dan fasilitas. Pemberian sertifikasi layak diapresiasi namun mesti dievaluasi berkala agar optimal dan tidak justru kontra produktif. Sertifikasi guru pada beberapa kasus ditengarai memunculkan gaya hidup baru guru menjadi konsumtif dan menurunkan konsentrasi mengajarnya. Berikutnya fasilitas sekolah penting mengikuti perkembangan teknologi terkini. Tantangannya selain masalah pemenuhan berbasis kebutuhan juga mendapatkan godaan terkait korupsi. Indonesia Corruption Watch (ICW) menyatakan selama periode 2003 sampai 2013 terdapat 296 kasus korupsi di bidang pendidikan dengan kerugian negara sekitar Rp. 619 miliar. Kondisi terparah terjadi pada 2011 di mana pendidikan masuk sebagai sektor terkorup.
Pendidikan adalah kunci mencapai kemajuan pembangunan dan daya saing bangsa di kancah global. Banyak tokoh telah memberikan inspirasi bagi pengambil kebijakan dan pelaku pendidikan. Hal yang paling penting bagaimana menyebarkan inspirasi sebagai energi positif pengembangan pendidikan.
Dunia pendidikan mesti mampu mencetak tokoh, kader, dan pegiat pendidikan handal demi pendidikan yang kualitas dan berkeadilan. Kehadiran jutaan guru menjadi modal yang mesti dioptimalkan kualitasnya. Pemerintah wajib memperhatikan kesejahteraan guru demi kebangkitan kualitas pendidikan.
This post was last modified on 3 Mei 2021 1:30 PM
Agama dan politik di Indonesia selalu menjadi isu yang sensitif sekaligus penting. Keduanya memiliki kekuatan…
Sesungguhnya, agama tidak pernah bertentangan dengan politik. Agama dan politik itu sifatnya integratif. Agama dapat…
Pada mulanya politik adalah sebuah jalan untuk mencapai tujuan yang mulia. Politik adalah seni untuk…
Menjelang Pilkada Serentak 2024, ruang digital di Indonesia menjadi semakin sibuk. Media sosial, yang telah…
Tahun 2024 adalah tahun politik. Pesta demokrasi melalui Pemilu telah. Kini masyarakat siap menyambut pemilihan…
Kelompok konservatif seperti Hizbut Tahrir Indonesia selalu menjadikan agama sebagai palang pintu terakhir segala problematika…