Narasi

Hari Natal Dan Ragam Cara Bela Negara

Momen perayaan hari natal adalah momen yang tepat untuk mengaktualisasikan gagasan bela Negara. Terutama untuk umat Islam sebagai penduduk negara yang berbeda secara keagamaan dengan umat kristiani, sekaligus sebagai mayoritas penduduk negara. Dengan beragamnya cara menghormati Hari Natal bersama pro kontra yang menyertainya, sikap umat muslim layak diulas melalui prespektif bela negara.

Merujuk pada kitab yang berjudul: Adi-Difa’ ‘Anil Wathan, Min Ahammil Wajibat ‘Ala Kulli Wahidin Minna (Bela Tanah Air, Merupakan Bagian Penting Kewajiban Individual Kita) karya Muhammad Ridwan Sa’id. Salah satu langkah bela negara adalah menguatkan serta saling mendorong terciptanya persatuan dan persaudaraan penduduk negara. Persatuan dan persaudaraan ini melibatkan perbedaan agama, suku, kebiasaan serta bahasa. Hal ini seperti yang dilakukan oleh Nabi Muhammad tatkala membangun pemerintahan di Madinah.

Muhammad Ridwan Sa’id  mengutip beberapa ayat al-Qur’an yang menyinggung perihal persatuan dan bahaya dari perpecahan.

إِنَّ هَذِهِ أُمَّتُكُمْ أُمَّةً وَاحِدَةً وَأَنَا رَبُّكُمْ فَاعْبُدُونِ (٩٢)

Sesungguhnya (agama Tauhid) ini adalah agama kamu semua; agama yang satu dan aku adalah Tuhanmu, Maka sembahlah Aku. (al-Anbiya’ ayat 92)

وَاعْتَصِمُوا بِحَبْلِ اللَّهِ جَمِيعًا وَلا تَفَرَّقُوا وَاذْكُرُوا نِعْمَةَ اللَّهِ عَلَيْكُمْ إِذْ كُنْتُمْ أَعْدَاءً فَأَلَّفَ بَيْنَ قُلُوبِكُمْ فَأَصْبَحْتُمْ بِنِعْمَتِهِ إِخْوَانًا وَكُنْتُمْ عَلَى شَفَا حُفْرَةٍ مِنَ النَّارِ فَأَنْقَذَكُمْ مِنْهَا كَذَلِكَ يُبَيِّنُ اللَّهُ لَكُمْ آيَاتِهِ لَعَلَّكُمْ تَهْتَدُونَ (١٠٣)

Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai. Dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh-musuhan, Maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena nikmat Allah, orang-orang yang bersaudara. Dan kamu telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu dari padanya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk. (al-Imron ayat 103)

Terciptanya persatuan dan persaudaraan ini tentunya diharapkan ada seminimal mungkin. Dalam hukum Islam ada kaidah ma layudraku kulluh, layutraku kulluh (apa yang tak bisa dilakukan kesemuanya, bukan berarti harus ditinggaalkan kesemuanya). Sehingga akan ada beragam cara bergantung kondisi dari sang pelaku. Tentunya kesemuanya berdasar niat tulis menghormati antar umat beragama.

Gagasan tentang menguatkan dan saling mendorong terciptanya persatuan serta persaudaraan antar penduduk negara ini, bila dipadukan dengan ragam cara menghormati Hari Natal serta pro kontranya, dapat dirangkum sebagai berikut:

Pertama, bagi yang meyakini bahwa mengucapkan selamat natal serta berpartisipasi menjaga gereja bukanlah hal yang dilarang dalam Islam, maka ikut mengucapkan selamat natal serta berpartisipsi menjaga gereja adalah bentuk menguatkan dan saling mendorong terciptanya persatuan serta persaudaraan antar umat beragama. Secara khusus, umat muslim dan Kristen. Secara umum, dapat menjadi teladan bagi penganut agama lain.

Kedua, bagi yang meyakini bahwa mengucapkan selamat natal serta berpartisipasi menjaga gereja adalah hal yang dilarang dalam Islam, maka menghormati muslim lain yang meyakini bahwa mengucapkan selamat natal serta berpartisipasi menjaga gereja bukanlah hal yang dilarang dalam Islam, adalah bentuk menguatkan dan saling mendorong terciptanya persatuan serta persaudaraan antar umat muslim sendiri. Meski dampak positifnya ada pada skala kecil, tapi dengan tidak menunjukkan rasa permusuhan sudah cukup memberi ruang menguatnya dan terdorongnya persatuan serta persaudaraan antar penduduk negara.

Ketiga, bagi yang meyakini bahwa mengucapkan selamat natal serta berpartisipasi menjaga gereja adalah hal yang dilarang dalam Islam, dan tidak bisa mentoleransi muslim lain yang meyakini bahwa mengucapkan selamat natal serta berpartisipasi menjaga gereja sebab hal itu berkaitan dengan hal prinsip dalam agama, maka tidak menimbulkan kegaduhan saja adalah bentuk menguatkan dan saling mendorong terciptanya persatuan serta persaudaraan antar umat muslim sendiri.

This post was last modified on 24 Desember 2020 10:54 PM

Mohammad Nasif

Recent Posts

Ruang Maya Sehat, Demokrasi Kuat

Menjelang Pilkada Serentak 2024, ruang digital di Indonesia menjadi semakin sibuk. Media sosial, yang telah…

10 jam ago

Mencegah Mudharat “Jualan Agama” Pada Pilkada 2024

Tahun 2024 adalah tahun politik. Pesta demokrasi melalui Pemilu telah. Kini masyarakat siap menyambut pemilihan…

10 jam ago

Prinsip Teo-Antroposentrisme Kuntowijoyo, Jembatan antara Dimensi Ilahi dan Realitas Sosial

Kelompok konservatif seperti Hizbut Tahrir Indonesia selalu menjadikan agama sebagai palang pintu terakhir segala problematika…

10 jam ago

Politik dan Kesucian: Menyimak Geliat Agama di Pilkada 2024

Dunia politik, pada dasarnya, adalah sebuah dunia dimana orang menjadi paham akan manusia dengan segala…

10 jam ago

Potensi Ancaman Pilkada 2024; Dari Kekerasan Sipil ke Kebangkitan Terorisme

Sebuah video rekaman detik-detik “carok” di Sampang, Madura beredar di media sosial. Kekerasan itu terjadi…

1 hari ago

Mencegah Agenda Mistifikasi Politik Jelang Pilkada

Dalam ranah politik jelang Pilkada 2024, kita dihadapkan pada fenomena yang mengkhawatirkan, yakni potensi meningkatnya…

1 hari ago