Narasi

Hijrah Membangun Persaudaraan Madani

Hijrah momentum bersejarah dalam Islam sebagai tonggak berdirinya sebuah peradaban yang sampai hari ini berdiri kokoh. Peringatan ini selalu diperingati oleh seluruh umat Islam sebagai penanda awal tahun. Artinya, dalam setiap tahun umat Islam diajak untuk memperngati awal mula kebangkitan dan pembangunan masyarakat Islami.

Lalu, apa yang sekarang penting diperingati oleh umat Islam di berbagai negara? Hijrah Rasulullah menuju kota Makkah bukanlah sebatas lari dari kondisi tertindas menuju wilayah yang aman. Peristiwa Hijrah selama ini dipilih sebagai penentu dalam kalender Islam. Momentum ini merupakan sejarah awal dalam membentuk pondasi peradaban Islam.

Salah satu semangat penting dalam peristiwa hijrah adalah membangun komunitas dengan semangat persaudaraan. Penguatan pondasi peradaban Islam salah satunya dengan menyadari pentingnya ikatan persaudaraan, seperti yang dilakukan Rasulullah yang dapat mempererat persatuan muhajjirin (kaum pendatang) dan juga anshar.  Dengan cara memperkuat persaudaraan seperti ini, Islam tentunya akan mampu menjamin kebebasan masyarakat lintas agama dan juga suku bangsa.

Di Madinah, Rasulullah mempersaudarakan umat yang beragama di bawah konstitusi Madinah yang terdiri dari berbagai suku, agama serta keyakinan yang berbeda-beda.  Konstitusi inilah yang awalnya mampu menjadi tolok ukur Negara modern, salah satunya Negara Indonesia. Sebelum muncul negara bangsa seperti saat ini Islam telah membangun peradaban multikultural yang tidak hanya diikat dengan peraturan tetapi persaudaraan.

Hijrah dalam Konteks Negara Bangsa

Apa lalu arti hijrah bagi bangsa ini? Hijrah dalam konteks negara bangsa bukan lari dari negaranya tetapi ikhtiar membangun negara dengan menguatkan persaudaraan. Dalam konteks Indonesia, hijrah harus dikontekstualisasikan untuk membangun persaudaraan kebangsaan, bukan malah meruntuhkan persaudaraan dengan adanya beberapa golongan yang mampu memecah belah persatuan bangsa.

Persaudaraan Madani seperti yang dibangun di Madinah bukan sekedar persaudaraan yang diikat dengan aturan. Persaudaraan Madani adalah persaudaraan yang dibangun dengan ikatan perjanjian untuk membangun suasana yang rukun dan damai. Perbedaan bukan suatu halangan untuk membangun persaudaraan.

Persaudaraan madani harus menjadi semangat dari momentum hijrah. Hijrah bukan perayaan gagahan dan selebrasi umat Islam. Justru semestinya hijrah diperingati oleh seluruh umat beragama. Karena itulah prasasti persaudaraan lintas agama yang pernah ada dalam sejarah kerukunan dan perdamaian lintas agama dan bangsa.

Hijrah harus dibumikan menjadi semangat untuk memegang perjanjian dalam suatu negara. Bukan hijrah jika justru ingin merusak negara. Bukan hijrah jika ingin menegaskan diri berbeda dengan yang lain dalam konteks bernegara. Bukan hijrah jika hanya merubah diri menjadi sangat tertutup dengan perbedaan.

Hijrah mempunyai esensi persaudaraan. Di situlah pentingnya peringatan hijrah bagi umat Islam dan bagi umat manusia seluruhnya. Mari kita berhijrah dari kondisi yang terpecah menjadi bersatu. Mari hijrah dari kondisi yang saling bermusuhan menuju suasana persaudaraan.

This post was last modified on 13 Agustus 2021 2:46 PM

Imam Santoso

Recent Posts

Kesiapsiagaan Merupakan Daya Tangkal dalam Pencegahan Terorisme

Ancaman terorisme yang terus berkembang bukanlah masalah yang dapat diselesaikan dengan pendekatan konvensional atau sekadar…

2 hari ago

Zero Attack; Benarkah Terorisme Telah Berakhir?

Dalam beberapa tahun terakhir, dunia tampak lebih tenang dari bayang-bayang terorisme yang pernah begitu dominan…

2 hari ago

Pembelajaran dari Mitologi Kuda Troya dalam Ancaman Terorisme

Di tengah sorotan prestasi nihilnya serangan teror dalam beberapa tahun terakhir, kita mungkin tergoda untuk…

2 hari ago

Jejak Langkah Preventif: Saddu al-Dari’ah sebagai Fondasi Pencegahan Terorisme

Dalam hamparan sejarah peradaban manusia, upaya untuk mencegah malapetaka sebelum ia menjelma menjadi kenyataan bukanlah…

3 hari ago

Mutasi Sel Teroris di Tengah Kondisi Zero Attack; Dari Faksionalisme ke Lone Wolf

Siapa yang paling diuntungkan dari euforia narss zero terrorist attack ini? Tidak lain adalah kelompok…

3 hari ago

Sadd al-Dzari’ah dan Foresight Intelijen: Paradigma Kontra-Terorisme di Tengah Ilusi Zero Attack

Selama dua tahun terakhir, keberhasilan Indonesia menangani terorisme dinarasikan melalui satu frasa kunci: zero terrorist…

4 hari ago