Narasi

Ikrar Nasionalisme NU Melalui Gerakan Pasang 98 Juta Bendera

Gerakan memasang 98 juta bendera NU, Ansor, Banser dan Merah putih yang diselenggarakan sejak tanggal 26 Februari 2021. Hingga  pada puncak perayaan hari lahir Jamiyah Nahdlatul Ulama pada 16 Rajab 1442, yang bertepatan pada 28 Februari 2021 kemarin. Menandakan bahwa semangat sosial-keagamaan NU tidak pernah luntur dan akut. Konsistensi ormas yang masif, dinamis dan reflektif bergerak membangun (ikrar) kesadaran nasionalisme yang terus berkibar dan mengakar di rahim negeri ini.

Bendera tidak hanya dikibar-kan di ruang-ruang formal. Layaknya rumah, sekolah, kantor-kantir dan Pesantren. Masyarakat NU juga meramaikan gerakan ini di berbagai platform sosial media. Sebagai kesadaran reflektif, untuk membangun semangat nasionalisme dan setia menjaga NKRI. Menjaga keamanan, kenyamanan, keselamatan dan peradaban umat di negeri ini.

Ikrar nasionalisme yang dimeriahkan dengan gerakan 98 juta bendera merah putih, NU, Ansor, dan Banser ini memantik saya berpikir. Bawa betapa pentingnya sebuah simbol untuk dijadikan refleksi dan konstruksi pemikiran dalam tiap-tiap orang. Layaknya pada Harlah NU yang dibumbui semangat untuk merangkul dan mengajak seluruh element masyarakat memasang bendera NU, Ansor, Banser dan bendera merah putih. Kegiatan semacam ini memiliki makna dan substansi mendalam.

Bagaimana masyarakat agar menyadari bahwa perjuangan NU dari awal sampai saat detik ini, ormas ini selalu bergerak membawa nilai-nilai sosial-keagamaan yang didedikasikan untuk negeri ini. Membangun semangat yang reflektif dan konstruktif bagaimana peran NU mampu menjaga stabilitas, keamanan dan kedamaian Indonesia. Baik keamanan, semangat pembelajaran, dan semangat keorganisasian yang selalu berporos secara paradigmatis untuk (mengikrarkan) diri menjaga nasionalisme dan keutuhan NKRI yang harga mati.

Harlah NU ini juga memberi sebuah tema semangat dalam “Menyongsong satu abad. Meneladani Mu’assis menuju kemandirian NU”. Tema ini juga sangat reflektif untuk menyadarkan masyarakat. Bahwa NU yang sudah mencapai puncak satu abad, ormas ini bergerak dalam pelataran sosial-keagamaan yang selalu memperjuangkan negeri ini. Baik dari perjuangan kemerdekaan, merdeka hingga sampai detik ini. Memperbaiki, mengedukasi dan bergerak untuk menjaga bangsa ini agar selalu berada dalam garis khittah kemerdekaan.

Bagaimana meneladani (Mu’assis) atau pendiri dari NU yaitu Hadratus Syekh KH. Hasyim Asy’ari. Beliau di mada lalu, selalu teguh dan memiliki prinsip yang kuat untuk kemerdekaan bangsa ini. Baik secara pemikiran, kesadaran dan orientasi tindakan beliau yang selalu (mandiri) tanpa imingan dan provokasi para penjajah pada saat itu.

Dari sinilah, saya kira simbol subtansial dari gerakan pasang 98 juta bendera NU, Ansor, Banser dan Merah Putih yang berkibar. Menandakan bahwa semangat perjuangan, keberanian dan kesadaran akan dedikasi ilmu pengetahuan keagamaan dalam ormas NU yang akan terus bergelora untuk membangun (ikrar) setia menjaga dan melindungi NKRI. Sebagaimana tema Harla NU ini untuk membangun semangat keteladanan pendiri NU. Hadratus Syekh KH. Hasyim Asy’ari. Beliau adalah ulama sekaligus pendiri bangsa yang pemberani dan rela mati untuk negeri ini. Beliau pantang-menyerah dan tidak terpengaruh oleh imingan penjajah. Sehingga, beliau selalu mandiri untuk memperjuangkan kemerdekaan bangsa ini.            

Beliau teguh pendirian untuk bangsa ini. Menjaga dan ingin memperjuangkan kemerdekaan. Bagaimana semangat dan nilai sosial-keagamaan beliau selalu dijadikan sebuah alasan bagaimana pijakan kekuatan itu berada. Menyongsong semangat jihad untuk kemerdekaan bangsa ini. Beliau sampai menamakan “jihad fi sabilillah” bagaimana kesadaran-kesadaran kecintaan terhadap tanah air itu merupakan sebuah kemutlakan dan paling paripurna untuk diamalkan “Hubbul Wathan minal iman” yaitu mencintai tanah air sebagai bagian dari kesadaran iman.

This post was last modified on 1 Maret 2021 3:51 PM

Fathur Rohman

Photographer dan Wartawan di Arena UIN-SUKA Yogyakarta

Recent Posts

Zaman Disrupsi dan Bagaimana Pemuda Memaknai Sumpahnya?

Zaman disrupsi telah menjadi babak baru dalam perjalanan umat manusia. Dunia berubah dengan sangat cepat,…

2 hari ago

Resep Pemuda di Era Rasulullah Membangun Persatuan Madinah

Setiap 28 Oktober, bangsa Indonesia mengenang kembali ikrar agung para pemuda dari berbagai penjuru Nusantara…

2 hari ago

Menghayati Elan Kepemudaan, Dari Generasi Pendiam Hingga Generasi Z dan Alfa

Pernah pada suatu masa, mobilitas dan militansi orang tak pernah ditentukan oleh otoritas-otoritas agung, nama-nama…

2 hari ago

Kaum Muda Sebagai Game Changer; Masih Relevankah Sumpah Pemuda bagi Gen Z?

Di peringatan Hari Sumpah Pemuda, Alvara Institute merilis whitepaper hasil riset terhadap generasi Z. Riset…

3 hari ago

Sumpah Pemuda di Medan Juang Metaverse: Menjaga Kedaulatan Digital Menuju Indonesia Emas 2045

Dunia metaverse yang imersif, kecerdasan buatan (AI) yang kian intuitif, dan komunikasi interaktif real-time telah…

3 hari ago

Manusia Metaverse; Masihkah Gen Alpha Butuh Nasionalisme?

Beberapa tahun lalu, gambaran dunia virtual tiga dimensi seperti dalam film Ready Player One hanyalah…

3 hari ago