Categories: Kebangsaan

Indonesia Berkeadaban

Indonesia merupakan negara yang cinta damai, tetapi lebih cinta kemerdekaan,” demikian kata yang pernah disampaikan oleh Alm. Jenderal Besar TNI Abdul Haris Nasution mengomentari karakteristik bangsa Indonesia. Ungkapan pembuka di atas merupakan bentuk konkret watak kebangsaan yang sedari lama telah tumbuh di kalangan rakyat Indonesia.

Dari sisi militer cinta damai dan kemerdekaan menunjukkan bangsa ini tidak memiliki misi ekspansi dalam konsep geo politik. Misi pertahanan yang dibangun oleh bangsa ini adalah menjaga kedaulatan dan keutuhan NKRI dari beragam serangan baik fisik maupun non fisik. Karena itu, strategi pertahanan yang dikembangkan Indonesia adalah sikap preventif, mencegah gangguan keamanan di masa akan datang dengan mensosialisasikan kewajiban warga negara terhadap bangsanya.

Dari perspektif yang lebih luas segenap komponen bangsa berkewajiban menjaga prinsip kedamaian dan kemerdekaan, mulai dari hulu hingga hilir. Dengan kata lain, kedamaian dan kemerdekaan harus mulai diajarkan dari tingkat paling rendah (anak-anak) hingga paling tinggi (dewasa), baik secara formal maupun informal. Dengan demikian, kedamaian dan keadaban bangsa Indonesia akan semakin besar dan maju.

Hal yang tak kalah penting adalah pembentukan moral dan karakter bangsa. Mengapa hal ini penting? Karena peradaban tidak akan pernah maju tanpa didukung oleh keindahan moral. Apalagi bangsa ini telah menjadikan prinsip “Ketuhanan” sebagai salah satu dasar kehidupan berbangsa dan bernegara.

Sebagai bangsa dengan penduduk mayoritas Muslim, persoalan moral atau akhlak ini sudah sesuai dengan prinsip agama. Setiap Muslim menyadari bahwa kehadiran utusan Allah, Muhammad saw, adalah untuk mempercantik moral manusia. Tak hanya itu, dalam setiap kata dan perilaku, Nabi Muhammad selalu mengedepankan akhlak mulia. Dia dikenal sebagai manusia jujur, ramah, hormat, pemaaf, perhatian, dan sebagainya.

Karena sifatnya yang prinsipil, maka bisa dipahami jika penegakan kebenaran atau bahkan syariat Islam harus berdasarkan pada moralitas yang benar. Karena itulah, seorang Muslim tak diperbolehkan merusak moral dengan mengganggu sesama, berperilaku kasar, atau memaksakan kehendak, meskipun itu ditujukan untuk menjalankan kebenaran agama.

Muslim Indonesia dengan begitu tanggung jawab besar mewujudkan dua visi kehidupan sekaligus. Yaitu, visi sebuah bangsa bernama Indonesia dan visi agama. Dengan demikian tak pernah dibenarkan, baik secara hukum positif negara maupun pertimbangan agama, seseorang meniadakan salah satu dari elemen pembentuk karakter diri tersebut.

Dengan kata lain, tak jua dibenarkan alasan membela agama dengan mengkerdilkan nilai-nilai kebangsaan dan sebaliknya. Dalam konteks ini negara dan agama bisa saling mewujudkan harmonisasi kehidupan berbangsa dan bernegara demi kehidupan damai yang dicita-citakan. Semoga.

This post was last modified on 9 April 2015 2:37 PM

Jeerwe Jasus

Recent Posts

Prebunking vs Propaganda: Cara Efektif Membendung Radikalisme Digital

Di era digital, arus informasi bergerak begitu cepat hingga sulit dibedakan mana yang fakta dan…

5 jam ago

Tantangan Generasi Muda di Balik Kecanggihan AI

Perkembangan teknologi kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI) telah membawa dampak signifikan dalam berbagai aspek kehidupan. Pengaruhnya…

9 jam ago

Belajar dari Tradisi Islam dalam Merawat Nalar Kritis terhadap AI

Tak ada yang dapat menyangkal bahwa kecerdasan buatan, atau AI, telah menjadi salah satu anugerah…

9 jam ago

Kepemimpinan Kedua Komjen (Purn) Eddy Hartono di BNPT dan Urgensi Reformulasi Pemberantasan Terorisme di Era AI

Presiden Prabowo Subianto kembali melantik Komjen (Purn) Eddy Hartono sebagai Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme…

1 hari ago

Hubungan Deepfake dan Radikalisasi: Alarm Bahaya bagi Kelompok Rentan

Dunia digital kita sedang menghadapi sebuah fenomena baru yang mengkhawatirkan: krisis kebenaran. Jika sebelumnya masyarakat disibukkan…

1 hari ago

Evolusi Terorisme Siber; Dari Darkweb ke Deepfake

Sebagai sebuah ideologi dan gerakan sosial-politik, terorisme harus diakui memiliki daya tahan alias resiliensi yang…

1 hari ago