Narasi

Kaum Muda Sebagai Game Changer; Masih Relevankah Sumpah Pemuda bagi Gen Z?

Di peringatan Hari Sumpah Pemuda, Alvara Institute merilis whitepaper hasil riset terhadap generasi Z. Riset itu menyebutkan bahwa generasi Z merupakan game changer alias penentu perubahan dalam sebuah permainan.

Dalam konteks ini, adalah penentu perubahan bangsa atau dunia ke depan. Generasi Z disebut sengaja game changer bukan hanya karena jumlahnya yang signifikan, namun juga karakter dan kemampuannya yang cendrung berbeda dengan generasi milenial apalagi baby boomer. 

Riset itu menyebutkan bahwa generasi Z memiliki sejumlah karakter yang khas. Pertama, mereka vokal, kritis, dan berani menyuarakan aspirasi serta menuntut perubahan. Gelombang protes di banyak negara yang dimotori gen Z membuktikan bahwa generasi muda ini bukan kaum pasif apalagi apatis.

Mereka berani menyuarakan aspirasi dan menuntut perubahan pada negara. Dalam konteks Indonesia, demo akhir Agustus lalu juga memunculkan wajah gen Z sebagai motor gerakan. Ini patut diperhatikan. Artinya, otoritas pemerintah harus membuka ruang untuk berdiskusi agar tidak menyumbat aspirasi gen Z. 

Kedua, generasi Z cenderung berorientasi pada makna hidup. Pekerjaan yang dipilih, komunitas yang diikuti dan kegiatan yang dilakukan sebisa mungkin harus bermakna. Karakter ini menjadi penting untuk memahami bagaimana perilaku generasi Z dalam konteks sosial, politik, maupun agama.

Dalam hal keaagamaan misalnya, mengapa generasi Z cenderung adaptif pada model dakwah salafi yang sebenarnya intoleran bahkan ekstrem? Tersebab mereka merasa bahwa dakwah salafi itu lebih bermakna bagi hidup mereka ketimbang model dakwah yang isinya hanya ceramah satu arah, lelucon yang menyinggung, atau solawatan yang disertai gerakan-gerakan tidak pantas. 

Ketiga, sudah barang tentu gen Z sangat adaptif pada teknologi digital. Kehidupan mereka berada di antara dunia dunia, nyata dan maya. Dan di dunia dunia itu mereka bisa menjalani peran bahkan karakter yang berbeda. Dualisme karakter inilah yang membuat secara mental gen Z kerap tidak stabil, mudah galau, dan gampang menyerah. 

Jika kita melihat sejarah masa lalu, apa yang dihadapi gen Z hari ini mirip dengan apa yang terjadi pada generasi muda 1920an. Hari ini gen Z menghadapi ketidakpastian ekonomi dan politik. Akses pada pendidikan masih terbatas.

Lapangan pekerjaan yang diidamkan pun harus diperebutkan dengan jutaan orang lainnya. Di masa lalu, generasi 1928 juga menghadapi ketidakpastian yang sama. Bedanya, musuh mereka adalah kolonialisme bangsa asing. Mereka harus berjuang secara fisik untuk merdeka dan mewujudkan mimpinya. 

Dua generasi beda zaman ini sebenernya saling bertaut dalam garis lintas sejarah dan nasib. Generasi 1928 menghadapi kolonialisme yang merenggut kebebasan. Generasi Z hari ini menghadapai ketidakpastian ekonomi, sosial, dan politik. Generasi 1928 mampu keluar dari krisis dengan menggalang persatuan. 

Di titik inilah, Sumpah Pemuda menjadi relevan bagi generasi Z. Pemuda angkatan 1928 adalah game changer bagi gerakan revolusi. Mereka menentukan arah baru bagi perjuangan kemerdekaan yang sebelumnya tidak efektif karena kental dengan nuansa kedaerahan dan kesukuan.

Pemuda 1928 mendobrak primordialisme itu dengan membawa gagasan nasionalisme (tanah air, bangsa, dan bahasa). Mereka mengubah haluan gerakan pemuda yang tadinya berorientasi kesukuan menjadi berorientasi pada kebangsaan. Mereka adalah game changer bagi gerakan kemerdekaan. 

Hari ini gen Z pun demikian. Mereka adalah game changer yang mengubah lanskap sosial, ekonomi, politik, budaya bahkan agama. Ketersediaan akses pada pemberdayaan di bidang pendidikan dan pekerjaan adalah syarat mutlak untuk mendorong peran signifikan gen Z dalam menentukan arah bangsa ke depan.

Di samping itu, nilai persatuan yang menjadi ruh Sumpah Pemuda juga wajib diadaptasi gen Z hari ini. Dimana pun gen Z berkiprah, di bidang apa pun mereka mengaktualisasikan diri, spirit Sumpah Pemuda tentang kecintaan pada tanah air dan komitmen pada kebangsaan itu harus tetap menjadi core value-nya. 

Sebagai game changer di abad algoritma, gen Z menempati posisi strategis untuk merancang arah baru kebijakan negara. Kebijakan yang harus bermakna, bukan sekadar formalitas tanpa subtansi. Masuknya gen Z ke instansi pemerintahan sebagai pendidik atau birokrat kiranya bisah mengubah kultur kerja menjadi progresif dan transformatif. 

Antusiasme gen Z belajar agama juga kiranya mampu mengubah kecenderungan beragama kita yang kadung terjebak pada taklid buta dan formalisme yang indoktrinatif. Kian banyaknya gen Z yang mendalami agama diharapkan mampu mengubah wajah agama menjadi lebih humanis, kritis dan solutif terhadap problem keumatan. 

Terakhir, kemampuan gen Z mengadaptasi teknologi digital juga diharapkan mampu berkontribusi pada peningkatan sumber daya manusia Indonesia. Kemampuan mengadaptasi teknologi digital itu idealnya dapat mengakselerasikan kemajuan bangsa dalam bidang ekonomi dan peradaban. 

 

Desi Ratriyanti

Recent Posts

Sumpah Pemuda di Medan Juang Metaverse: Menjaga Kedaulatan Digital Menuju Indonesia Emas 2045

Dunia metaverse yang imersif, kecerdasan buatan (AI) yang kian intuitif, dan komunikasi interaktif real-time telah…

2 jam ago

Manusia Metaverse; Masihkah Gen Alpha Butuh Nasionalisme?

Beberapa tahun lalu, gambaran dunia virtual tiga dimensi seperti dalam film Ready Player One hanyalah…

2 jam ago

Penguatan Literasi Digital untuk Ketahanan Pemuda Masa Kini

Kita hidup di zaman yang oleh sosiolog Manuel Castells disebut sebagai Network Society, sebuah jejaring…

1 hari ago

Kontra-Terorisme dan Urgensi Mengembangkan Machine Learning Digital Bagi Pemuda

Di tengah pesatnya kemajuan teknologi informasi, ancaman radikalisme tidak lagi terbatas pada ruang fisik, tetapi…

1 hari ago

Dari Jong ke Jaringan: Aktualisasi Sumpah Pemuda dalam Membangun Ketahanan Digital

Sembilan puluh tujuh tahun silam, para pemuda dari berbagai penjuru Nusantara berkumpul, mengukir sejarah dengan…

1 hari ago

Revitalisasi Sumpah Pemuda dalam Ketahanan Digital

Di tengah gelombang perubahan global yang tak terelakkan, yang dihadirkan oleh revolusi industri 4.0 dan…

2 hari ago