Narasi

Melepas Klaim Primordialisme Kepahlawanan

Banyak klaim, bahwa sejarah kemerdekaan bangsa ini “hanya” diperjuangkan oleh umat Islam saja. Lalu dipelintir ke dalam semangat identitas primordial untuk mereduksi segala kemajemukan yang ada. Bahkan, kaum radikal menyeleweng-kan sejarah kepahlawanan para ulama untuk melegitimasi gerakan resolusi jihad menegakkan negara berbasis Islam/Khilafah.

Kita harus menyadari, bahwa bangsa ini sejatinya diperjuangkan oleh para pahlawan yang lahir dari latar-belakang ras, suku dan agama yang berbeda. Tercatat dalam sejarah, para pahlawan bangsa yang non-muslim seperti Jenderal Urip Sumoharjo, Laksamana Madya Yosapat Sudarso, Igantius Slamet Rijadi, Gaji Rudolf Supratman, RA Kartini dll.

Mereka para pahlawan bangsa bersatu mengesampingkan identitas primordial untuk berjuang bersama dan rela gugur demi memperjuangkan bangsa ini. Jadi, mengenang jasa para pahlawan bangsa saat ini itu harus tumbuh ke dalam semangat menjaga persatuan di tengah perbedaan itu. Karena ini adalah kunci perjuangan para pahlawan bangsa kita yang harus kita sadari.

Setiap pahlawan memiliki kontribusi dan peran yang berbeda-beda bagi bangsa ini. Seperti Jenderal Urip Sumoharjo yang berkontribusi menyatukan kekuatan militer yang terpecah di Indonesia. Berbeda dengan kontribusi KH Hasyim Asy’ari yang berperan membakar semangat umat Islam di kalangan santri dan masyarakat. Bahwa jihad melawan penjajah adalah wajib hukumnya.

Fakta sejarah kontribusi para pahlawan bangsa ini tak boleh hilang. Jangan biarkan kaum radikal menyeleweng-kan sejarah para pahlawan bangsa untuk menumbuhkan kekuatan primordial lalu mereduksi keberagaman yang ada. Kaum muda harus kokoh dalam kesadaran dan kebenaran sejarah para pahlawan bangsa yang menjunjung arti pentingnya persatuan serta kebersamaan itu.

Menghormati Perjuangan Para Pahlawan dengan Menjaga Keragaman

Tak ada kemerdekaan tanpa persatuan dan tak ada persatuan tanpa keberagaman. Keberagaman yang bersatu menjadi identitas sakral bagi sejarah kemerdekaan bangsa ini. Para pahlawan bangsa lahir dari berbagai latar-belakang yang berbeda dan mereka memiliki kesadaran yang sama. Yakni nasionalisme dan semangat revolusi untuk melawan para penjajah.

Oleh karenanya, menjaga kehidupan berbangsa dan bernegara yang saling menghargai satu sama lain di tengah keberagaman itu sejatinya bagian dari cara menghormati jasa para pahlawan bangsa kita. Di negeri ini tidak ada yang paling menonjol atau tidak ada yang paling berhak berkuasa. Semua terbentang oleh spirit kebersamaan dan persatuan yang menjadi identitas kita sejak dulu.

Sebagai generasi muda, tentu semangat kepahlawanan itu harus dilanjutkan. Tentu dalam konteks perjuangan yang berbeda. Di mana, kita dihadapkan oleh musuh yang tak terlihat. Yakni musuh berbasis gerakan ideologis untuk menghancurkan ideologi kehidupan berbangsa kita. Yakni ideologi yang melahirkan pembangkangan dan disentegritas sosial atas tatanan bangsa ini.

Maka, cobalah untuk menyelami kisah-kisah heroik dan perjuangan para pahlawan bangsa. Mereka (para pahlawan) begitu sangat mencintai negeri ini dan bahkan melampaui apa-pun.. Mereka berjuang mati-matian untuk mempertahankan dan terus memperjuangkan kemerdekaan negeri ini. Tidak ada rasa takut atau-pun berinisiatif untuk mundur. Melainkan terus maju hingga titik darah penghabisan.

Jadi, cobalah untuk sadar dan benahi jalan berpikir kita yang selalu merasa paling benar, merasa paling authentic atau-pun selalu membawa entitas keagamaan yang intolerant. Jangan biarkan NKRI yang diperjuangkan oleh para pahlawan di masa lalu hancur karena ulah kita.

Para pahlawan bangsa mengajarkan satu kesadaran penting. Bahwa, bangsa ini diperjuangkan oleh semangat persatuan di tengah perbedaan. Bahkan tidak ada kemerdekaan jika tidak ada persatuan di tengah perbedaan. Maka di sinilah orientasi penting bagi kita untuk melepaskan klaim primordialisme kepahlawanan yang cenderung eksklusif dan reduksionis atas keberagaman itu.

Saiful Bahri

Recent Posts

Epos Nusantara; Merawat Sejarah Kepahlawanan Berbasis Kearifan Lokal

Nusantara dikenal sebagai bangsa yang kuat dalam tradisi lisan atau tuturan. Berbagai warisan pemikiran, budaya,…

45 detik ago

Mewaspadai Kebangkitan FPI Reborn: FPI Tetaplah FPI!

Aksi 411 yang digelar Front Persaudaraan Islam (FPI) pada 4 November di depan Istana Kepresidenan…

6 menit ago

Rapor Penanggulangan Terorisme Era Jokowi

Tahun 2013, organisasi teror Al-Qaeda in Irak (AQI) resmi berganti nama menjadi the Islamic State…

22 jam ago

Di Balik Klaim “Islam” dan Pemendaman Kaum Pribumi dari Sejarah Kemerdekaan

Membahas sejarah, pada dasarnya, adalah membahas kenangan yang tentunya hanya yang manis-manis yang lazim dimunculkan.…

23 jam ago

Peran Anak Muda dalam Menghidupkan Semangat Juang Pahlawan di Era Kini

Anak muda menghadapi berbagai kendala dan tantangan dalam menyambung semangat juang pahlawan bangsa di era…

23 jam ago

Menyoal Urgensi Aksi 411; Waspada Delegitimasi Kekuasaan di Masa Transisi

Di media sosial beredar video rekaman Rizieq Shihab yang menyerukan aksi Reuni Akbar Gerakan 411.…

1 hari ago