Categories: Narasi

Memaafkan Untuk Kebaikan..

Jika badan anda mengalami luka, anda pasti tahu apa obatnya. Namun jika hati yang terluka, apakah anda tahu obatnya? Obat terbaik untuk luka di hati, baik akibat perkataan atau perbuatan tidak menyenangkan yang dilakukan oleh orang lain adalah memaafkan.

Tidak jarang memang, memaafkan menjadi sesuatu yang begitu sulit untuk dilakukan, apalagi ketika orang yang akan dimaafkan adalah orang yang telah membuat hati kita sakit tak tertahankan. Namun memaafkan nyatanya memberi kebaikan untuk kita sendiri. Seseorang yang dapat segera menghapus dengki dan dendam dalam hati dengan maaf akan memiliki hati yang bersih. Ketika hati sudah bersih, maka segala bentuk penyakit hati tidak akan sanggup menghinggapi.

Allah menyukai manusia yang senang memaafkan, dalam Alquran Allah beberapakali menegaskan betapa umat yang dicintai-Nya adalah mereka yang tidak menahan maaf. Beberapa diantara firman Allah tersebut terdapat dalam QS: Ali Imron; 133-134, Al A’raf; 199, Al Baqarah; 263, dst. Melalui Firman tersebut Allah berkali-kali menegaskan bahwa salah satu ciri orang yang bertaqwa adalah mereka yang bersedia memaafkan.

Dari sisi yang lain, memaafkan dapat membuat kita menjadi orang yang maju, yakni orang yang tidak selalu terpaku pada masa lalu. Did you know, menyimpan dendam berarti membiarkan diri untuk terus-terusan tenggelam dalam kenangan di masa silam. Keburukan yang dilakukan orang lain di masa lalu masih terus diingat seolah hal itu masih terus terjadi, padahal nyatanya kejadian itu telah lama berlalu. Tidak mudah memang melupakan keburukan yang dilakukan orang lain, apalagi jika keburukan tersebut sudah masuk dalam kategori kejahatan. Oleh karenanya memaafkan tidak serta merta berarti melupakan.

Memaafkan adalah sebuah sikap untuk segera menyingkirkan dengki dan dendam dalam hati, agar hati kita tetap bersih. Dan seperti telah disinggung di atas, memaafkan tidak sama dengan melupakan, karena apa yang pernah terjadi pada kita harus selalu dijadikan pelajaran untuk lebih berhati-hati di kemudian hari.

Jika kesalahan yang dilakukan oleh orang lain sudah masuk dalam kategori kejahatan, maka maafkan orang tersebut secara personal, namun menempuh jalur hukum jangan pula diabaikan. Tujuannya agar orang tersebut belajar untuk bertanggungjawab, sehingga dikemudian hari ia tidak lagi melakukan kesalahan, baik kepada kita maupun kepada orang lain.

Hal ini harus juga menjadi pelajaran untuk kita agar lebih berhati-hati. Terlalu sering mengingat keburukan orang lain kerap kali membuat kita lupa bahwa kita juga memiliki peluang yang sama untuk membuat keburukan. Karena mengingat, apalagi mengumbar keburukan yang dilakukan orang lain adalah juga suatu keburukan.

Mari memaafkan, karena hal itu adalah seuatu kebaikan. Namun jangan terlalu gampang melupakan, karena kita harus selalu bisa mengambil pelajaran.

Khoirul Anam

Alumni Center for Religious and Cross Cultural Studies (CRCS), UGM Yogyakarta. Pernah nyantri di Ponpes Salafiyah Syafiyah, Sukorejo, Situbondo, Jatim dan Ponpes al Asyariah, kalibeber, Wonosobo, Jateng. Aktif menulis untuk tema perdamaian, deradikalisasi, dan agama. Tinggal di @anam_tujuh

Recent Posts

Demistifikasi Agama dan Politik Inklusif untuk Kemanusiaan

Agama dan politik di Indonesia selalu menjadi isu yang sensitif sekaligus penting. Keduanya memiliki kekuatan…

53 menit ago

Merawat Hubungan Agama dan Politik yang Bersih dari Politisasi Agama

Sesungguhnya, agama tidak pernah bertentangan dengan politik. Agama dan politik itu sifatnya integratif. Agama dapat…

55 menit ago

Agama (Tidak) Bisa Dipisahkan dalam Politik?

Pada mulanya politik adalah sebuah jalan untuk mencapai tujuan yang mulia. Politik adalah seni untuk…

57 menit ago

Ruang Maya Sehat, Demokrasi Kuat

Menjelang Pilkada Serentak 2024, ruang digital di Indonesia menjadi semakin sibuk. Media sosial, yang telah…

1 hari ago

Mencegah Mudharat “Jualan Agama” Pada Pilkada 2024

Tahun 2024 adalah tahun politik. Pesta demokrasi melalui Pemilu telah. Kini masyarakat siap menyambut pemilihan…

1 hari ago

Prinsip Teo-Antroposentrisme Kuntowijoyo, Jembatan antara Dimensi Ilahi dan Realitas Sosial

Kelompok konservatif seperti Hizbut Tahrir Indonesia selalu menjadikan agama sebagai palang pintu terakhir segala problematika…

1 hari ago