Narasi

Memaknai Kesetiakawanan Nasional Untuk Persatuan Indonesia Sejahtera

 “Mari kita wujudkan peradaban dimana manusia saling mencintai, saling mengerti, dan saling menghidupi. Karena persaudaraan kemanusiaan merupakan puncak dari persaudaraan yang akan memperkokoh persatuan kebangsaan dan persaudaraan keislaman. Agama janagan jauh dari kemanusiaan.” (Gus Dur)

Apa yang diungkapkan oleh Gus Dur di atas menjadi refleksi bagi kita yang hidup di abad ke-21 ini. Ajakan Gus Dur dalam mewujudkan peradaban yang humanis, dimana manusia saling mencintai, saling mengerti dan saling menghidupi ini  menjadi tamparan keras bagi generasi sekarang ini dimana kita sering mengabaikan kepedulian kita terhadap sesama. Hilangnya budaya persaudaraan dan kesetiakawanan ini justru berdampak panjang dengan tumbhnya ujaran kebencian hingga perpecahan. Dalam ungkapannya tersebut Gus Dur melanjutkan jika persaudaraan kemanusiaan merupakan puncak dari persaudaraan yang akan memperkokoh persaudaraan kebangsaan dan persaudaraan keislaman.

Seiring berkembangnya teknologi yang semakin bebas ini persaudaraan (ukhuwah) menjadi hal yang langka di negeri yang terkenal akan budaya solidaritasnya. Masyarakat mulai meninggalkan budaya persaudaraan dan solidaritas sosial, justru persaudaraan banyak disalah gunakan. Tidak sedikit yang menjalin persaudaraan dengan orang lain hanya untuk kepentingan dan tujuan tertentu, menjalin persaudaraan karena berasal dari satu golongan. Yang lebih parahnya lahi persaudaraan hanya dengan mereka yang seagama dan menolak persaudaraan dengan saudara yang berbeda agama lain. Hal ini tentunya sangat miris bagi generasi penerus perjuangan para pendiri bangsa ini, yang berjuang merebut kemerdekan dengan semangat kesetiakawanan.

Jika dulu kesetiakawanan dimaknai oleh para pahlawan Indonesia sebagai jalan untuk tetap mempertahankan kemerdekaan dan menyuarakan masalah sosial-budaya untuk selalu peduli dengan sesama dalam kebaikan mengisi kemerdekaan. Sekarang kesetiakawanan harus dimaknai dengan memperkokoh solidaritas dan saling menghargai perbedaan yang ada, baik perbedaan suku, agama, ras dan antar golongan. Masyarakat sekarang harus sadar jika perbedaan merupakan sebuah sunatullah yang harus di jalankan oleh setiap manusia di muka bumi ini.

Memupuk solidaritas, persamaan derajat, kasih sayang, tepa selira, kepedulian sesama, dan kesetiakawanan sosial tidak hanya dalam bentu teori dan kata-kata belaka, namun aksi dan praktik langsung juga sangat diperlukan. Dengan hikmah dan rahasia ini, manusia dilihat agar dapat meminimalisasi sikap bakhil dan individualis dalam dirinya sehingga dia mau berbagi dengan orang lain. (Ahmad Syarifuddin : 2003)

Kesetiakawanan masa kini adalah instrumen menuju kesejahteraan masyarakat melalui gerakan peduli dan berbagi oleh, dari dan untuk masyarakat baik sendiri-sendiri maupun secara bersamaan berdasarkan nilai kemanusiaan, kebersamaan, kegotongroyongan dan kekeluargaan yang dilakukan secara terencana dan berkelanjutan menuju terwujudnya bangsa Indonesia yang maksmur dan sejahtera.

Merawat Kerukunan

Menurut alam pikiran Pancasila, aktualisasi nilai-nilai etis kemanusiaan itu terlebih dahulu harus mengakar kuat dalam lingkungan pergaulan kebangsaan yang lebih dekat sebelum menjangkau pergaulan dunia yang lebih jauh. Dalam internalisasi nilai-nilai persaudaraan kemanusiaan ini, Indonesia adalah negara persatuan kebangsaan yang mengatasi paham golongan dan perseorangan. Persatuan dari kebangsaan yang mengekspresikan persatuan dalam keagamaan,  dan keagamaan dalam persatuan, yang dalam slogan negara dinyatakan dengan ungkapan “Bhineka Tunggal Ika”. (Yudi Latif : 2011)

Persatuan kebangsaan demi terwujudnya kesetiakawanan nasional menjadi salah satu syarat utama dalam menjalin hubungan persaudaraan yang benar-benar didasari akan kepedulian kita kepada saudara sebangsa dan setanah air. Persaudaraan tidak lagi didasari akan warna kulit, warna baju, golongan ataupun agama yang dianut tetapi persaudaraan atas dasar kemanusian. Persaudaraan yang didasari akan kepentingan tertentu tidak akan bertahan lama. Persaudaraan dalam kehidupan bermasyarakat berbangsa dan bernegara merupakan modal dasar untuk melakukan pergaulan sosial dan dialog dengan berbagai komponen bangsa.

Kerukunan antar masyarakat Indonesia harus selalu di rawat untuk memperkokoh persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia. Ujaran kebencian, adu domba, berita hoax hingga radikalisme dan terorisme harus dan wajib hukunya untuk dilawan. Perlawanan itu harus diwujudkan dengan aksi nyata dengan memperkuat persaudaraan dan kesetiakawanan antar elemen bangsa ini. Negara didirikan dengan semangat kesetiakawanan nasional yang kuat, maka sudah selayaknya kita sebagai generasi penerus untuk selalu menjaga dan merawat kerukunan sehingga akan tercapai sebuah bangsa yang makmur dan sejahtera. Maka marilah kita perkuat kesertiakawanan diberbagai elemen kehidupan di masyarakat untuk menjaga keutuhan dan persatuan bangsa.

Ahmad Lailatus Sibyan

Recent Posts

Membaca Ulang Fatwa Jihad Palestina: Perspektif Kritis terhadap Fatwa IUMS

Beberapa waktu lalu, Organisasi Internasional yang menaungi para ulama Muslim dari berbagai belahan dunia, yaitu…

11 jam ago

Menimbang Dampak Maslahat-Mudharat Fatwa Jihad ke Palestina

IUMS (International Ulama Muslim Scholars) beberapa waktu yang lalu, mengeluarkan sebuah fatwa seruan Jihad ke…

11 jam ago

Fatwa Jihad Internasional: Perlukah Indonesia Bertindak di Luar Jalur Diplomasi?

Fatwa jihad yang dikeluarkan oleh International Union of Muslim Scholars (IUMS) pada awal April 2025…

12 jam ago

Bagaimana Seharusnya Muslim Nusantara Meratifikasi Seruan Jihad Global Melawan Israel?

Gelombang kekerasan dan genosida di Palestina, terutama di Gaza oleh zionis Israel seolah kian menggila.…

12 jam ago

Terorisme Pasca JI : Jurnal Jalan Damai Vol. 1. No. 2 April 2025

Salam Damai, Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas terbitnya Jurnal Jalan…

16 jam ago

Masjid Rasa Kelenteng; Akulturasi Arsitektural Islam dan Tionghoa

Menarik untuk mengamati fenomena keberadaan masjid yang desain arsitekturnya mirip atau malah sama dengan kelenteng.…

2 bulan ago