Narasi

Membanjiri Dunia Maya dengan Dakwah Moderat: Urgensi Ustaz Milenial

Di era digital saat ini, masyarakat semakin bergantung pada internet untuk mencari berbagai informasi, termasuk pengetahuan agama. Fenomena ini menghadirkan peluang sekaligus tantangan besar bagi para juru dakwah atau ustaz. Sayangnya, kecenderungan yang terlihat saat ini adalah banyaknya dai yang intoleran dan ekstrem menjadi viral dan mempengaruhi persepsi masyarakat luas. Kondisi ini menegaskan pentingnya kehadiran ustaz moderat untuk mengambil panggung di dunia maya.

Menurut laporan Pew Research Center (2018), lebih dari 90% pengguna internet di negara-negara mayoritas Muslim menggunakan platform digital untuk mengakses informasi agama. Di Indonesia, laporan dari Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) menyebutkan bahwa 73,7% masyarakat terhubung dengan internet, dan konten religi menjadi salah satu pencarian utama.

Marshall McLuhan dalam teorinya tentang “Global Village” menggambarkan bahwa internet menciptakan ruang komunikasi global di mana pesan-pesan agama dapat menyebar lebih cepat daripada sebelumnya. Internet, sebagai medium komunikasi, tidak hanya menyampaikan informasi, tetapi juga memengaruhi cara orang memahami agama. Hal ini menciptakan peluang besar bagi ustaz moderat untuk menyebarkan ajaran Islam yang inklusif dan damai. Namun, di sisi lain, jika ruang digital dikuasai oleh narasi intoleran, maka efeknya bisa berbahaya bagi harmoni sosial.

Dai yang ekstrem sering kali memanfaatkan sifat algoritma media sosial yang cenderung mengutamakan konten sensasional untuk mendapatkan perhatian lebih. Hal ini membuat narasi intoleran menjadi lebih mudah viral. Penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Social Media + Society (2020) menunjukkan bahwa pesan yang provokatif cenderung mendapatkan lebih banyak interaksi daripada pesan yang moderat.

Dalam konteks ini, ustaz moderat harus aktif memproduksi konten yang menarik, namun tetap mengedepankan pesan damai dan inklusif. Dengan demikian, mereka dapat mengimbangi narasi yang merusak dan membawa masyarakat ke arah pemahaman agama yang lebih seimbang.

Generasi muda saat ini, terutama milenial dan Gen Z, adalah pengguna aktif media sosial. Mereka cenderung mencari jawaban atas pertanyaan agama melalui platform seperti YouTube, Instagram, atau TikTok. Jika ustaz moderat tidak hadir di sana, mereka akan kehilangan kesempatan untuk menjangkau kelompok ini. Sebuah studi dari Oxford Internet Institute (2021) menemukan bahwa generasi muda lebih tertarik pada narasi yang relevan dengan kehidupan mereka dan disampaikan dalam format yang mudah dipahami. Dengan hadir di platform digital, ustaz moderat dapat menghadirkan Islam sebagai agama yang relevan dengan tantangan zaman.

Dunia maya dipenuhi dengan misinformasi agama yang sering kali disebarkan oleh mereka yang tidak memiliki kredibilitas atau pendidikan agama yang memadai. Misinformasi ini dapat menyesatkan masyarakat dan bahkan memicu konflik sosial. Ustaz moderat, dengan pengetahuan agama yang mendalam, memiliki peran penting untuk meluruskan kesalahpahaman ini.

Ustaz moderat perlu memanfaatkan teknologi terkini untuk menciptakan konten yang menarik dan relevan. Mereka dapat menggunakan format video pendek, infografis, atau podcast untuk menjangkau audiens yang lebih luas. Selain itu, memahami algoritma platform media sosial juga penting agar pesan mereka lebih mudah ditemukan.

Salah satu cara untuk meningkatkan jangkauan dakwah moderat adalah dengan berkolaborasi bersama influencer yang memiliki audiens besar. Kerjasama ini tidak hanya meningkatkan visibilitas, tetapi juga menunjukkan bahwa Islam moderat dapat berdialog dengan berbagai kelompok.

Selain memproduksi konten, ustaz moderat juga perlu membangun komunitas online di mana audiens dapat berdiskusi dan bertanya secara langsung. Hal ini menciptakan interaksi yang lebih personal dan membangun kepercayaan.

Dengan kehadiran ustaz moderat di dunia maya, masyarakat akan memiliki akses yang lebih luas terhadap ajaran Islam yang rahmatan lil alamin. Ini tidak hanya membantu menciptakan pemahaman agama yang lebih sehat, tetapi juga mendorong terciptanya harmoni sosial. Kehadiran mereka juga dapat menjadi penyeimbang di tengah maraknya narasi ekstrem dan provokatif yang merusak persatuan bangsa.

Dunia maya adalah medan dakwah yang tidak boleh diabaikan oleh ustaz moderat. Dalam menghadapi tantangan algoritma media sosial dan maraknya narasi intoleran, ustaz moderat memiliki tanggung jawab besar untuk mengambil panggung digital. Dengan strategi yang tepat dan pesan yang relevan, mereka dapat membawa dampak positif yang signifikan bagi masyarakat. Sebagaimana Islam mengajarkan keseimbangan, para juru dakwah moderat harus menjadi penyeimbang di tengah gelombang informasi digital yang kadang tak terkendali. Saatnya mereka membanjiri dunia maya dengan cahaya Islam yang damai dan inklusif.

 

This post was last modified on 5 Januari 2025 10:35 AM

M Nimah

Recent Posts

Paradigma Multidimensionalitas dan Kemurnian Akidah

Ada sebuah kearifan Jawa tentang “lelaku” ataupun “laku” yang secara harfiah berarti berjalan. Memang, dalam…

4 jam ago

Keberhasilan Pemberantasan Terorisme; Antara “Nation Branding” dan “International Trust”

Jika kita bertanya, apa saja faktor dan variabel yang berpengaruh pada kemajuan sebuah negara? Maka,…

7 jam ago

Catatan Awal Tahun; Zero Terorism Attack Bukanlah Akhir dari Perang Melawan Terorisme

Indonesia kembali berhasil mencatatkan pencapaian penting sepanjang tahun 2024 dengan mempertahankan status zero terrorism attack…

7 jam ago

Deradikalisasi Berkelanjutan; Pendekatan Multisektoral untuk Mempertahankan “Zero Attack Terrorism”

Jika ditanya, apa tantangan paling krusial dalam pemberantasan radikalisme dan terorisme di Indonesia pada tahun-tahun…

7 jam ago

Tantangan 2025 : Mewaspadai Manipulasi Informasi Terkait Geopolitik di Timur Tengah

Tantangan Indonesia di tahun 2025, semakin berat. Masifnya teknologi informasi dan komunikasi di era digital…

3 hari ago

Membaca Peluang dan Tantangan Penanggulangan Terorisme di Tahun 2025

Sepanjang tahun 2024, aksi terorisme di tanah air dapat dikatakan berada pada level yang relatif…

3 hari ago