Narasi

Moderasi Pasca Pemilu

Pemilu telah selesai, tetapi proses penghitungan masih terus berlanjut. Berbagai dugaan indikasi kecurangan dan ketidakpuasaan sudah disuarakan. Potensi ini terkadang membawa pro kontra dan tidak jarang menimbulkan kericuhan dan keresahan di tengah masyarakat. Karena itulah, perlu kedewasaan diri untuk menghadapi semua ini.

Untuk menghadapi kerawanan ini, moderasi merupakan sikap yang perlu menjadi salah satu strategi kunci. Hasil pemilihan umum pada 14 Februari 2024 diharapkan dapat diterima dengan damai oleh seluruh kalangan masyarakat. Moderasi tidak sekadar melibatkan diri dalam praktik keagamaan, tetapi lebih pada pemahaman agar tidak memilih sikap ekstrem.

Sesuatu yang berlebihan selalu menimbulkan bahaya. Fanatic yang berlebihan, kagum yang berlebihan, dan benci yang berlebihan akan menimbulkan malapetaka. Termasuk pula dalam beragama. Karena itulah, agama selalu menganjurkan sikap moderat sebagai sebuah landasan yang kokoh. Dalam konteks ini, penting untuk memahami secara moderat hubungan kepada Tuhan dan hubungan dengan sesama insan, sehingga timbul sikap saling menghormati.

Moderasi akan mendorong lahirnya toleransi. Jika seseorang tidak mengadopsi sikap ekstremis, ia akan menjadi lebih toleran terhadap keberagaman pandangan dan keyakinan orang lain. Toleransi bukan hanya berlaku bagi sesama yang memiliki keyakinan serupa, tetapi juga terhadap mereka yang memiliki pilihan dan keyakinan yang berbeda. Dengan membangun toleransi, masyarakat dapat saling menghargai satu sama lain, menyadari bahwa meskipun memiliki perbedaan akidah, mereka tetap saudara dalam kemanusiaan.

Pentingnya menjaga dan memperkuat toleransi dalam masyarakat tidak dapat diabaikan, terutama mengingat dampak buruk yang ditimbulkan oleh intoleransi, yang seringkali menjadi prakondisi bagi kelompok radikal. Toleransi dan moderasi menjadi dua alat yang ampuh untuk menangkal radikalisme dan terorisme.

Dengan menerapkan moderasi, masyarakat dapat lebih memahami perbedaan, menghindari fanatisme, dan menjauhi ekstremisme. Mereka akan lebih mampu menghargai perbedaan pilihan politik dan bersama-sama berkontribusi untuk menciptakan Pemilu 2024 yang damai dan demokratis.

Salah satu aspek yang tidak boleh dilupakan dalam membangun moderasi adalah persaudaraan antar suku, budaya, dan bangsa. Pentingnya persaudaraan ini tidak hanya mencakup toleransi antaragama, tetapi juga toleransi antarsuku, antarbudaya, dan antarbangsa. Indonesia, sebagai negara yang kaya akan keberagaman, perlu menerapkan nilai-nilai persaudaraan ini sebagai bagian integral dari kehidupan sehari-hari.

Persaudaraan antarsuku dan budaya mengandung makna bahwa setiap individu, terlepas dari latar belakang suku atau budayanya, adalah bagian dari satu kesatuan yang lebih besar, yaitu bangsa Indonesia. Nilai-nilai kebersamaan, gotong royong, dan sikap saling menghargai antar suku dan budaya akan memperkuat fondasi keberagaman Indonesia. Hal ini menjadi penting dalam mencegah terjadinya konflik antarsuku atau antarbudaya yang dapat dimanfaatkan oleh kelompok radikal untuk memecah belah persatuan bangsa.

Melalui sikap moderasi, toleransi, dan persaudaraan antarsuku dan budaya, masyarakat Indonesia dapat membentuk pondasi yang kuat untuk melawan bentuk kekerasan, radikalisme dan terorisme. Moderasi membawa pemahaman bahwa perbedaan adalah keniscayaan dan harus dihormati. Toleransi menciptakan ruang untuk keberagaman keyakinan tanpa menyebabkan ketegangan dan konflik. Persaudaraan antarsuku dan budaya memastikan bahwa Indonesia tetap bersatu meskipun dalam keberagaman yang kompleks.

Pentingnya persaudaraan juga mencakup pengertian bahwa semua warga negara, tanpa memandang suku, budaya, atau agama, memiliki hak yang sama dan tanggung jawab yang sama dalam membangun negara. Semua individu memiliki peran penting dalam menciptakan Indonesia yang damai, adil, dan sejahtera. Oleh karena itu, pembangunan moderasi, toleransi, dan persaudaraan perlu dilakukan secara merata di seluruh pelosok tanah air.

Dalam menghadapi Pemilu 2024, masyarakat perlu lebih proaktif dalam memahami dan mengamalkan nilai-nilai moderasi, toleransi, dan persaudaraan. Pendidikan dan sosialisasi menjadi kunci utama dalam menciptakan pemahaman yang mendalam tentang betapa pentingnya menjaga keharmonisan dalam masyarakat yang heterogen seperti Indonesia.

Dengan mengedepankan moderasi, toleransi, dan persaudaraan, Indonesia dapat menjadi contoh bagi negara-negara lain dalam mengelola keberagaman dengan damai dan harmonis. Masyarakat yang memiliki pemahaman mendalam tentang pentingnya persaudaraan antar suku, budaya, dan bangsa akan menjadi garda terdepan dalam melawan radikalisme dan terorisme. Pemilu 2024 dapat menjadi momentum untuk menunjukkan bahwa Indonesia, sebagai bangsa yang beragam, dapat bersatu dalam perbedaan dan menciptakan masa depan yang lebih baik bagi generasi mendatang.

This post was last modified on 17 Februari 2024 2:00 PM

Septi Lutfiana

Recent Posts

Demistifikasi Agama dan Politik Inklusif untuk Kemanusiaan

Agama dan politik di Indonesia selalu menjadi isu yang sensitif sekaligus penting. Keduanya memiliki kekuatan…

16 jam ago

Merawat Hubungan Agama dan Politik yang Bersih dari Politisasi Agama

Sesungguhnya, agama tidak pernah bertentangan dengan politik. Agama dan politik itu sifatnya integratif. Agama dapat…

16 jam ago

Agama (Tidak) Bisa Dipisahkan dalam Politik?

Pada mulanya politik adalah sebuah jalan untuk mencapai tujuan yang mulia. Politik adalah seni untuk…

16 jam ago

Ruang Maya Sehat, Demokrasi Kuat

Menjelang Pilkada Serentak 2024, ruang digital di Indonesia menjadi semakin sibuk. Media sosial, yang telah…

2 hari ago

Mencegah Mudharat “Jualan Agama” Pada Pilkada 2024

Tahun 2024 adalah tahun politik. Pesta demokrasi melalui Pemilu telah. Kini masyarakat siap menyambut pemilihan…

2 hari ago

Prinsip Teo-Antroposentrisme Kuntowijoyo, Jembatan antara Dimensi Ilahi dan Realitas Sosial

Kelompok konservatif seperti Hizbut Tahrir Indonesia selalu menjadikan agama sebagai palang pintu terakhir segala problematika…

2 hari ago