Narasi

MUI: Waspada Propaganda Jihad dan Khilafah Berkedok Bela Palestina

Wakil Sekretaris Badan Penanggulangan Ekstremisme dan Terorisme Majelis Ulama Indonesia (MUI) Najih Arromadloni mengingatkan masyarakat Indonesia untuk mewaspadai terhadap segala bentuk informasi yang seolah mendukung dan pro perjuangan Palestina, namun sesungguhnya sedang mempromosikan dan mempropagandakan ajaran khilafah di dalamnya.

Ultimatum yang disampaikan Najih Arromadloni itu rasanya sangat masuk akal. Sebab, konflik Israel-Palestina yang kini tengah berlangsung memang  rentan di manipulasi kelompok radikal mengingat konflik Palestina-Israel melibatkan dua kelompok besar, yakni komunitas Islam dan Yahudi.

Khilafah adalah konsep yang mengacu pada gagasan pendirian sebuah negara Islam yang dipimpin oleh seorang khalifah. Beberapa kelompok ekstrem mengadvokasi untuk mendirikan khilafah sebagai bagian dari perjuangan mereka. Mereka menggunakan argumen bahwa dengan mendukung Palestina, orang-orang sebenarnya mendukung pembentukan khilafah di seluruh dunia..

Sementara yang dimaksud dengan propaganda khilafah adalah upaya yang dilakukan oleh mereka untuk mempromosikan ideologi tersebut, yang mencakup tindakan kekerasan dan terorisme. Mereka mencoba memanfaatkan solidaritas global terhadap Palestina untuk merekrut pengikut dan mendukung upaya mereka dalam melancarkan serangan teroris di berbagai belahan dunia.

Dalam konteks konflik Palestina-Israel yang tengah berlangsung, kelompok radikal ini umumnya menggunakan media sosial (medsos) , video, dan situs web untuk menyebarkan ajaran khilafah yang mereka usung. Cara ini sering kali sukses dan berhasil membodohi karena biasanya semua dikendalikan oleh tim kelompok khilafah dengan keahlian teknis yang cukup mempuni.

Oleh sebab itu, sangat penting bagi masyarakat untuk mengenali tanda-tanda propaganda jihad dan khilafah yang berkedok bela Palestina. Salah satu indikatornya adalah penggunaan bahasa yang sangat radikal dan retorika yang menghasut kekerasan. Mereka sering menggambarkan konflik Palestina-Israel dalam istilah absolut, dengan pernyataan seperti “tidak ada negosiasi, kecuali  jihad dan perang” atau “Islam sedang ditindas dan dipermalukan” dll.

Tiga Cara Mengenal Propaganda Khilafah Berkedok Bela Palestina

Untuk mengenali propaganda khilafah yang berpura-pura sebagai dukungan untuk Palestina, ada tiga cara yang dapat membantu kita:

1. Periksa Sumbernya: Saat menerima atau membaca informasi seputar konflik Israel-Palestina yang membawa-bawa isu khilafah, penting bagi kota untuk memeriksa sumbernya. Propaganda sering kali berasal dari entitas yang tidak dapat diverifikasi atau memiliki agenda tersembunyi. Pastikan informasi tersebut berasal dari sumber yang dapat dipercaya, seperti media resmi atau organisasi yang dikenal dalam konteks Palestina maupun Indonesia.

2. Pertimbangkan Bahasa dan Gaya Narasinya: Secara linguistik, propaganda khilafah dalam konteks konflik Palestina-Israel cenderung menggunakan bahasa yang berlebihan, retorika emosional, atau pernyataan-pernyataan yang ekstrim. Jadi, ketika kita menemui pesan yang mengandung kata-kata atau pernyataan yang berlebihan, waspadailah. Tinjau ulang dengan cermat untuk memahami pesan yang sebenarnya dari informasi tersebut.

3. Cek Fakta: Salah satu cara terbaik untuk mengenali propaganda adalah dengan memeriksa fakta yang sebenarnya terjadi. Adapun caranya, bandingkan informasi yang kita temui dengan sumber yang dapat dipercaya dan temukan bukti nyata untuk mendukung atau membantah klaim tersebut.

Akhirnya, marilah kita cerdas dan kritis dalam memahami konflik Palestina-Israel yang sedang berlangsung. Pemahaman yang mendalam tentang masalah ini penting untuk menghindar kita dari perangkap propaganda jihad dan khilafah yang dikendalikan dan dimainkan oleh pengasong Khilafah.

Walaupun perjuangan Palestina adalah isu yang layak untuk kita didukung, perlu diingat bahwa cara yang benar untuk mendukungnya adalah melalui jalan perdamaian, diplomasi, dan dukungan kemanusiaan, bukan melalui kekerasan atau upaya untuk mengubah seluruh tatanan politik dunia.

This post was last modified on 18 Oktober 2023 12:44 PM

susi rukmini

Recent Posts

Malam Tirakatan 17 Agustus Sebagai Ritus Kebangsaan Berbasis Kearifan Lokal

Momen peringatan Hari Kemerdekaan selalu tidak pernah lepas dari kearifan lokal. Sejumlah daerah di Indonesia…

11 jam ago

Dialog Deliberatif dalam Riuh Pesta Rakyat

Di tengah riuh euforia Kemerdekaan Republik Indonesia, terbentang sebuah panggung kolosal yang tak pernah lekang…

11 jam ago

Pesta Rakyat, Ritual Kebangsaan, dan Merdeka Hakiki

Tujuh Belasan atau Agustusan menjadi istilah yang berdiri sendiri dengan makna yang berbeda dalam konteks…

11 jam ago

Selebrasi Kemerdekaan Sebagai Resiliensi Kultural di Tengah Ancaman Ideologi Transnasional

Peringatan HUT RI ke-80 tahun berlangsung meriah sekaligus khidmat di seluruh penjuru negeri. Di tengah…

1 hari ago

Mengapa Kita Masih Lomba Makan Kerupuk? : Ritual Kemerdekaan dan Persatuan

Setiap Agustus tiba, ada sensasi déjà vu yang unik. Jalanan tiba-tiba dipenuhi bendera, gapura dicat ulang, dan…

1 hari ago

Pesta Rakyat dan Perlawanan Terhadap Perpecahan

Pada tahun 2025, Indonesia merayakan usia kemerdekaannya yang ke-80. Pesta Rakyat yang digelar setiap tahunnya…

1 hari ago