Categories: Keagamaan

Muslim Soleh Muslim Toleh

Menjadi seorang muslim yang “soleh” merupakan idaman dan cita-cita setiap orang yang beragama Islam. Selain karena menjadi orang yang soleh akan mendapatkan ganjaran pahala dari Allah Swt berupa surga, orang tersebut juga akan menjadikan orang yang baik di dunia ini. Ia akan beruntung dan bermanfaat bagi keluarga, sanak famili, masyarakat, bangsa dan negara. Sebaliknya menjadi orang yang “toleh” merupakan sesuatu yang tidak diinginkan karena selain akan mendapatkan dosa, juga tidak akan disenangi keluarga, masyarakat dan lingkungan. Seseorang yang ‘toleh’ tidak akan memberikan manfaat bagi dirinya apalagi bagi agama, bangsa dan negara, bahkan akan menjadi beban masyarakat dan negara.

“Soleh” berasal dari bahasa Arab yang artinya ‘baik’ sementara ‘Toleh” juga berasal dari bahasa arab yang artinya “jahat” atau kebalikan dari kata soleh. Orang-orang yang berbuat baik disebut sebagai orang yang soleh dan sebaliknya, orang-orang yang berbuat jahat disebut orang yang ‘toleh’. Dalam sejarah Nabi-nabi terdahulu, kaum yang mengikuti perintah-perintah Nabinya disebut sebagai orang-orang “soleh” dan kaum yang menolak Nabinya dan bahkan menentangnya disebut sebagai orang yang “toleh”.

Makna soleh kemudian diartikan dalam pengamalan nilai-nilai Islam dengan tidak saja merujuk pada mereka yang alim, patuh terhadap agama atau menghindarkan diri dari hal-hal yang dilarang oleh Allah, seperti berzina, mencuri, berbohong dan sifat-sifat buruk lainnya, akan tetapi juga berarti mereka yang memberikan manfaat kepada sesamanya, mengerjakan atau menciptakan sesuatu yang dapat digunakan dan dimanfaatkan oleh orang-orang lain, serta mereka yang menyediakan berbagai kebutuhan untuk keperluan umum. Kata Soleh dalam makna ini juga diidentikkan kepada siapapun yang melakukan kebajikan dan kebaikan walaupun dia bukan sebagai seorang muslim, dan sebaliknya siapapun yang melakukan hal-hal yang tidak baik seperti merusak, mengganggu ketentraman orang lain dikategorikan sebagai orang toleh.

Agama Islam sangat menekankan kepada umatnya agar menjadi orang yang soleh dan melarang umatnya agar tidak menjadi orang yang toleh, karena jika seseorang menjadi orang yang toleh maka sudah pasti ia bukan saja merusak dirinya sendiri, akan tetapi lebih dari itu ia juga akan merusak keluarganya, masyarakatnya, lingkungannya serta tidak akan bermanfaat bagi bangsa dan negaranya apalagi terhadap agamanya.

Menjadi seseorang yang soleh bukanlah perkara mudah, karena ini adalah sebuah proses yang harus dibarengi dengan sebuah keteguhan, perjuangan dan pengorbanan. Untuk menjadi seseorang yang soleh di sisi Allah, harus terlebih dahulu menjadi seorang mukmin yang baik. Artinya keyakinan terhadap Allah secara mutlak merupakan pra-syarat untuk menjadi orang soleh. Oleh karena itu, mereka yang beriman kemudian menjadi orang yang soleh dipastikan akan mendapatkan kehormatan bukan saja di dunia akan tetapi juga di akhirat.

Hal ini telah disebutkan dalam sejumlah ayat-ayat alquran yang menegaskan tentang predikat yang akan didapatkan bagi mereka yang beriman dan beramal soleh. Sebaliknya seseorang yang telah beriman namun keimanan tersebut tidak dikukuhkan dengan amal soleh dan justru dicampur-baurkan dengan kejahatan dan keburukan, maka mereka itulah akan mendapat tempat yang tercela di sisi Allah.

Lalu bagaimana dengan mereka yang telah menyatakan beriman kepada Allah tetapi menganggap dirinya sebagai yang paling benar? Atau tentang mereka yang meneriakkan syariah lalu mereka melakukan pembunuhan, penipuan, perampokan, pemerkosaan dll, apakah mereka termasuk orang-orang yang soleh? Sesungguhnya mereka itu bukanlah orang yang soleh, mereka adalah orang yang “toleh”.

Inilah yang dimaksud Allah sebagai orang yang beriman tetapi kemudian mencampurbaurkan keimanan mereka dengan kejahatan, maka sesuugguhnya mereka itulah termasuk orang-orang yang celaka di sisi Allah. Semoga kita semua orang-orang Indonesia menjadi muslim soleh yang bisa memberi manfaat untuk orang lain, bukan muslim toleh yang melakukan kejahatan, sekalipun atas nama tuhan.

Suaib Tahir

Suaib tahir adalah salah satu tim penulis pusat media damai (pmd). Sebelumnya adalah mahasiswa di salah satu perguruan tinggi timur tengah. Selain aktif menulis di PMD juga aktif mengajar di kampus dan organisasi

Recent Posts

Ruang Maya Sehat, Demokrasi Kuat

Menjelang Pilkada Serentak 2024, ruang digital di Indonesia menjadi semakin sibuk. Media sosial, yang telah…

20 jam ago

Mencegah Mudharat “Jualan Agama” Pada Pilkada 2024

Tahun 2024 adalah tahun politik. Pesta demokrasi melalui Pemilu telah. Kini masyarakat siap menyambut pemilihan…

20 jam ago

Prinsip Teo-Antroposentrisme Kuntowijoyo, Jembatan antara Dimensi Ilahi dan Realitas Sosial

Kelompok konservatif seperti Hizbut Tahrir Indonesia selalu menjadikan agama sebagai palang pintu terakhir segala problematika…

20 jam ago

Politik dan Kesucian: Menyimak Geliat Agama di Pilkada 2024

Dunia politik, pada dasarnya, adalah sebuah dunia dimana orang menjadi paham akan manusia dengan segala…

20 jam ago

Potensi Ancaman Pilkada 2024; Dari Kekerasan Sipil ke Kebangkitan Terorisme

Sebuah video rekaman detik-detik “carok” di Sampang, Madura beredar di media sosial. Kekerasan itu terjadi…

2 hari ago

Mencegah Agenda Mistifikasi Politik Jelang Pilkada

Dalam ranah politik jelang Pilkada 2024, kita dihadapkan pada fenomena yang mengkhawatirkan, yakni potensi meningkatnya…

2 hari ago