Narasi

Pentingnya Vaksin Moderasi terhadap Anak Sejak Dini

Jika ditanyakan siapa yang bertanggungjawab paling besar terhadap pembentukan karakter anak, jawaban secara umum adalah keluarga. Unit sosial paling kecil dalam masyarakat ini menjadi institusi pertama yang secara intensif membentuk pola pikir seorang anak. Tidak salah jika dikatakan bahwa keluarga adalah madrasah pertama seorang anak.

Penegasan tersebut sesungguhnya sejalan dengan sebuah hadist yang sudah cukup populer. “Setiap anak yang lahir dilahirkan di atas fitrah, maka kedua orang tuanyalah yang menjadikannya Yahudi, Majusi, atau Nasrani.” Hadist ini sesungguhnya mendeskripsikan besarnya pengaruh tua atau lingkungan keluarga terhadap karakter dan pandangan hidup seorang anak. Karakter, mental, prinsip dan pilihan pandangan hidup seorang anak dibentuk sejak dini melalui institusi keluarga.

Paling umum kekhawatiran orang tua terhadap anak adalah masalah kesehatan fisik. Dalam pengaturan kesehatan anak sejak kecil dikenal proses imunisasi rutin yang berkala sebagai vaksin kekebalan terhadap anak dari penyakit. Sepertinya orang tua sangat memprioritaskan proses ini sehingga harus menjalani imunisasi secara rutin di tingkatan umur dari balita hingga usia pertumbuhan.

Pertanyaannya, adakah penanaman vaksin pandangan hidup yang rutin diberikan orang tua terhadap anak? Apakah orang tua juga aware dengan kekebalan ideologis seorang anak ketika beranjak dewasa?

Nampaknya penanaman vaksin kesehatan mental dan ideologi ini kurang banyak diperhatikan oleh orang tua. Imunisasi yang digalakkan oleh orang tua terhadap anak hanya populer untuk menjaga kekebalan fisik anak dari penyakit fisik. Bagaimana dengan penyakit sosial dan kultural berupa pandangan dan paham yang menyimpang yang kelak akan mudah ditemui oleh seorang anak dalam lingkungan sosial dan usia perkembangannya?

Penanaman vaksin moderasi menjadi sangat penting diperhatikan oleh orang tua sejak dini terhadap anak-anaknya. Moderasi merupakan cara pandang yang menghargai toleransi, keadilan dan kesetaraan. Penanaman nilai-nilai ini menjadi sangat penting ditanamkan sebagai vaksin terhadap anak sejak usia dini hingga mampu membentuk karakter anak yang moderat dan toleran.

Orang tua tidak bisa membayangkan gempuran informasi saat ini. Lingkungan sosial anak tidak hanya terjadi di ruang nyata, tetapi juga telah merambah secara tak terbatas di ruang maya  (internet). Persoalan yang dihadapi anak semakin. Jika dalam usia perkembangan yang mengandalkan proses imitasi dan identifikasi diri anak-anak tanpa vaksin moderasi berhadapan dengan berbagai nilai dan pengetahuan secara liar ini tentu menjadi alarm bagi orang tua.

Kisah para teror dari kalangan muda yang belajar dari internet seringkali menyisakan cerita ketidaktahuan orang tua dengan akses informasi yang dilakukan anak-anaknya sejak dini. Mereka banyak menghabiskan waktu di ruang maya dan berjumpa  dengan berbagai nilai dan paham yang kadang tidak sejalan dengan ideologi bangsa dan pemahaman keagamaan yang moderat.

Peristiwa itu menjadi warning bagi orang tua saat ini untuk menyadari pentingnya vaksin moderasi yang harus rutin diberikan kepada anak. Orang tua mulai saat ini harus memikirkan imunisasi ideologi anak untuk menjaga kekebalan mereka dari pandangan hidup dan paham yang bisa merusak karakter dan jati diri anak. Vaksin moderasi akan beroperasi sebagai daya saring dan daya tangkal anak kelak ketika mereka dewasa dan berhadap dengan ragam nilai dan ideologi.

Anak sejak dini harus dikenalkan dengan sejarah bangsa ini, keragaman sebagai kekayaan negeri ini dan agama sebagai pembawa rahmat. Ketika anak-anak sudah tumbuh remaja, mereka tidak mengalami keterkejutan realitas yang beragam, tetapi terbiasa dalam menyikapi keragaman. Mari prioritaskan memberikan vaksin moderasi terhadap anak sejak dini.

This post was last modified on 19 Juni 2020 1:33 PM

Farhah Sholihah

Recent Posts

Pentingnya Etika dan Karakter dalam Membentuk Manusia Terdidik

Pendidikan memang diakui sebagai senjata ampuh untuk merubah dunia. Namun, keberhasilan perubahan dunia tidak hanya…

20 jam ago

Refleksi Ayat Pendidikan dalam Menghapus Dosa Besar di Lingkungan Sekolah

Al-Qur’an adalah akar dari segala pendidikan bagi umat manusia. Sebab, Al-Qur’an tak sekadar mendidik manusia…

20 jam ago

Intoleransi dan Polemik Normalisasi Label Kafir Lewat Mapel Agama di Sekolah

Kalau kita amati, berkembangbiaknya intoleransi di sekolah sejatinya tak lepas dari pola normalisasikafir…

20 jam ago

Konsep Islam Menentang Tiga Dosa Besar Dunia Pendidikan

Lembaga pendidikan semestinya hadir sebagai rumah kedua bagi peserta didik untuk mendidik, mengarahkan dan membentuk…

2 hari ago

Pemaksaan Jilbab di Sekolah: Praktir yang Justru Konsep Dasar Islam

Dalam tiga tahun terakhir, kasus pemaksaan hijab kepada siswi sekolah semakin mengkhawatirkan. Misalnya, seorang siswi…

2 hari ago

Memberantas Intoleransi dan Eksklusivisme yang Menjerat Pendidikan Negeri

Dua tahun lalu, seorang siswi SDN 070991 Mudik, Gunungsitoli, Sumatera Utara, dilarang pihak sekolah untuk…

2 hari ago