Categories: Kebangsaan

Pesantren Mitra Utama BNPT Membendung Radikalisme dan Terorisme

Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) adalah salah satu badan negara yang dipercaya pemerintah untuk melakukan koordinasi dan penyusunan strategi dalam upaya penanggulangan terorisme di tanah air.

Tugas dan misi yang cukup berat ini sudah barang tentu membutuhkan kinerja yang maksimal dan program yang akuntable untuk berkoordinasi dengan semua pihak terkait dalam upaya melakukan penanggulangan demi terwujudnya harapan pemerintah ini.

Pemikiran radikalisme yang marak beberapa tahun terakhir dan telah merambah generasi muda di tanah air bukan saja menjadi kekhawatiran pemerintah sebagai pemangku kekuasaan di negara ini akan tetapi juga telah menggelisahkan seluruh lapisan masyarakat. Apalagi jika radikalisme yang dikembangkan berdasarkan agama khususnya Islam.

Konflik yang terjadi di Timur Tengah misalnya selama beberapa tahun terakhir dan tidak dapat diselesaikan secara instan bukan saja telah merongrong stabilitas keamanan dan politik bahkan ekonomi dan sosial. Yang lebih parah lagi karena konflik yang berkelanjutan tersebut telah menimbulkan keprihatinan yang mandalam karena kemanusiaan bukan lagi menjadi tolak ukur akan tetapi ideology dan kelompok-isme yang kini mencolok dan mewarnai pertentangan antara satu pihak dengan pihak lain.

Fenomena di atas ini dapat dikatakan bahwa hal tersebut tidak terlepas dari pemikiran radikalisme yang cenderung menang sendiri dan tidak bisa menerima win-win solution. Sejak tahun 70-an, pemikiran-pemikiran radikalisme telah tumbuh subur terutama di Afrika Utara dan timur serta di kawasan timur tengah lainnya sehingga hal tersebut menjadi bom waktu di kalangan pemerintah sehingga perhatian pemerintah terkuras ke hal tersebut yang mengakibatkan mereka telah ketinggalan dalam membangun perekonomian sehingga kemiskinan dan masalah sosial lainnya ikut mengganjal pemerintah dalam mengejar ketertinggalan.

Pemikiran seperti ini juga telah mulai berkembang di tanah air khususnya pasca reformasi dimana kebebasan berpendapat dan berorganisasi terbuka luas sehingga setiap orang dapat membentuk komunitas dan kelompok sesuai dengan cita-citanya termasuk munculnya kelompok-kelompok dan organisasi-organisasi yang anti pemerintah bahkan berusaha mengubah sistim dan falsafah negara. Hal ini dapat dilihat dari pengakuan-pengakuan sejumlah mantan teroris yang telah ditangkap selama beberapa tahun terakhir atau sejak peristiwa bom Bali.

Fakta ini tentu merupakan sebuah tantangan baru bagi pemerintah dan negara dan mau tidak mau harus memberikan perhatian besar terhadap fenomena ini karena bukan saja mengancam stabilitas nasional tetapi juga akan menciptakan generasi-generasi baru yang akan lebih dahsyat menentang keutuhan nasional dan Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia.

Dan fakta inilah telah menempatkan pesantren-pesantren yang selama ini dikenal sebagai mesin produksi generasi muda yang berkarakter, alim dan memiliki integritas tinggi terhadap nasionalisme menjadi sangat penting dalam upaya mendukung program pemerintah untuk menanggulangi radikalisme terorisme khususnya saat ini dimana radikalisme dan terorisme mengatasnamakan agama Islam.

Pesantren yang memfokuskan perhatian pada pembinaan mental, pengetahuan agama yang bermanfaat bagi masyarakat , nusa dan bangsa sangatlah relevan untuk bergandengan tangan dengan BNPT dalam mencegah dan menanggulangi fenomena ini melalui pengadaan dan penyesuaian kurikulum-kurikulum yang menunjang masa depan seorang santri sebagai figur masyarakat, bangsa dan negara. BNPT selama ini telah berusaha semaksimal mungkin menggandeng pesantren dan para ulama dan imam imam masjid melalui berbagai kegiatan untuk mempermudah pencapaian tujuan dimaksud. Karena itu, pesantren-pesantren semestinya menyambut baik hal tersebut dan bersama-sama mengusung slogan menuju Indonesia yang damai, makmur dan sejahtera.

Suaib Tahir

Suaib tahir adalah salah satu tim penulis pusat media damai (pmd). Sebelumnya adalah mahasiswa di salah satu perguruan tinggi timur tengah. Selain aktif menulis di PMD juga aktif mengajar di kampus dan organisasi

Recent Posts

Soft Terrorism; Metamorfosa Ekstremisme Keagamaan di Abad Algoritma

Noor Huda Ismail, pakar kajian terorisme menulis kolom opini di harian Kompas. Judul opini itu…

17 jam ago

Jangan Terjebak Euforia Semu “Nihil Teror”

Hiruk pikuk lini masa media sosial kerap menyajikan kita pemandangan yang serba cepat berubah. Satu…

19 jam ago

Rejuvenasi Pancasila di Tengah Fenomena Zero Terrorist Attack

Tanggal 1 Juni diperingati sebagai hari lahirnya Pancasila. Peringatan itu merujuk pada pidato Bung Karno…

19 jam ago

Menjernihkan Makna “Zero Terrorist Attack” : Dari Penanggulangan Aksi Menuju Perang Narasi

Dalam dua tahun terakhir, Indonesia patut bersyukur karena terbebas dari aksi teror nyata di ruang…

19 jam ago

Sesat Pikir Pengkafiran terhadap Negara

Di tengah dinamika sosial dan politik umat Islam, muncul kecenderungan sebagian kelompok yang mudah melabeli…

6 hari ago

Dekonstruksi Syariah; Relevansi Ayat-Ayat Makkiyah di Tengah Multikulturalisme

Isu penerapan syariah menjadi bahan perdebatan klasik yang seolah tidak ada ujungnya. Kaum radikal bersikeras…

6 hari ago