Narasi

Radikalisme Online dan Tantangan BNPT di Masa Kini

Selama 13 tahun berdiri, Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) telah berperan penting dalam memerangi radikalisme dan terorisme di Indonesia. Dalam rentang waktu tersebut, BNPT telah menghadapi berbagai tantangan pelik dan kompleks, terutama berkaitan dengan maraknya radikalisme online yang menurut para pengamat kini telah menjadi gaya baru gerakan terorisme dan radikalisme di berbagai belahan dunia.

Radikalisme online mengacu pada penyebaran dan adopsi pandangan radikal atau ekstrem melalui platform online, seperti situs web, jejaring sosial, forum, aplikasi pesan, dan media sosial lainnya. Ini adalah fenomena yang berkembang pesat karena perkembangan teknologi informasi dan komunikasi.

Dalam konteks radikalisme online, pandangan radikal mencakup berbagai bentuk, termasuk ekstremisme politik, agama, ideologi, atau bahkan pandangan kekerasan atau terorisme. Grup atau individu radikal menggunakan internet untuk menyebarkan propaganda, mempengaruhi opini publik, merekrut pendukung atau anggota, dan mengoordinasikan aksi mereka.

Melalui upaya-upaya yang berfokus pada narasi dan bukan hanya angka-angka, BNPT telah berhasil mengimplementasikan strategi edukasi, pencegahan, dan deradikalisasi untuk menyadarkan masyarakat, khususnya generasi muda tentang bahaya radikalisme dan terorisme.

Pertama, BNPT telah melakukan pendekatan holistik dalam pendidikan. Mereka tidak hanya fokus pada mengajarkan bahaya radikalisme dan terorisme secara langsung, tetapi juga menyediakan pendidikan yang berkualitas dan berbasis nilai-nilai kebangsaan serta kebhinekaan. Hal ini bertujuan untuk membangun karakter kuat pada generasi muda, yang memiliki rasa nasionalisme, toleransi, dan cinta tanah air.

Kedua, BNPT telah aktif berkolaborasi dengan berbagai pihak, seperti lembaga pendidikan, keluarga, dan media sosial, untuk meningkatkan kesadaran tentang bahaya radikalisme online. Dengan memanfaatkan platform digital dan media sosial, BNPT berusaha menyebarkan pesan-pesan pencegahan radikalisme secara masif dan menjangkau generasi muda di seluruh Indonesia.

Ketiga, BNPT juga memprioritaskan program deradikalisasi yang humanis dan terintegrasi. Pendekatan ini memberikan kesempatan bagi para mantan radikal untuk bertaubat dan kembali ke masyarakat. BNPT bekerja sama dengan lembaga keamanan dan sosial untuk memberikan rehabilitasi, reintegrasi, dan pelatihan agar para mantan radikal dapat menjadi agen perdamaian dan perubahan positif dalam masyarakat.

Keempat, BNPT secara aktif mengajak masyarakat untuk berperan aktif dalam pencegahan radikalisme. Program-program partisipatif seperti dialog antaragama, seminar, dan kegiatan sosial bersama diharapkan dapat menghubungkan masyarakat dengan nilai-nilai toleransi dan perdamaian, serta membangun jaringan yang kuat dalam menghadapi radikalisme online.

Kelima, BNPT juga berfokus pada penguatan kesadaran dan penggunaan teknologi informasi yang bijaksana. Dalam era di mana akses informasi begitu mudah, BNPT berusaha memberikan pemahaman kepada generasi emas tentang cara-cara mengenali konten radikal dan memahami risikonya. Dengan demikian, generasi muda dapat menjadi pengguna aktif dan cerdas dalam menghadapi informasi yang tersebar di dunia maya.

Dalam kesimpulannya, selama 13 tahun berdiri, BNPT telah berjuang keras dalam menangkal radikalisme online dan mempersiapkan generasi emas masa depan. Melalui pendekatan edukasi, pencegahan, dan deradikalisasi yang berfokus pada narasi, bukan hanya angka-angka, BNPT telah berkontribusi dalam membentuk generasi muda Indonesia yang cerdas, kritis, dan terhindar dari pengaruh negatif radikalisme. Dengan upaya berkesinambungan, harapannya generasi emas ini akan menjadi tonggak kemajuan bangsa, mewujudkan Indonesia yang damai, inklusif, dan maju.

This post was last modified on 28 Juli 2023 3:45 PM

Rusdiyono

Recent Posts

Genealogi Agama Cinta; Dari Era Yunani Klasik, Nusantara, Sampai Abad Digital

Agama cinta sebenarnya bukan gagasan baru, melainkan sebuah konsep lama yang terus-menerus diperbarui tafsirannya sesuai…

18 jam ago

Menggugat “Cinta Politis” Kaum Ekstremis dengan Kaca Mata Erich Fromm

Cinta, sebuah kata yang diklaim sebagai fitrah dan puncak aspirasi spiritual, ironisnya justru menjadi salah…

18 jam ago

Agama Lahir dari Cinta, Mengapa Umat Beragama Sering Menebar Luka?

Agama, dalam hakekat terdalamnya, lahir dari cinta. Cinta kepada Yang Maha Kuasa, cinta kepada sesama,…

18 jam ago

Polemik Bendera One Piece; Waspada Desakrasilasi Momen Hari Kemerdekaan

Belakangan ini, dalam beberapa hari media massa dan media sosial kita riuh ihwal polemik pengibaran…

2 hari ago

Mewarisi Agama Cinta dari Kearifan Nusantara

Indonesia, sebagai negeri yang kaya akan keanekaragaman budaya dan agama, memiliki akar-akar tradisi spiritual yang…

2 hari ago

Menghadirkan Agama Cinta di Tengah Krisis Empati Beragama

Rentetan kasus kekerasan atas nama agama menyiratkan satu fakta bahwa relasi antar pemeluk agama di…

2 hari ago