Pernahkah kita memahami, ketika Allah SWT menurunkan syariat untuk berkurban. Sebagaimana sejarah-awal mula Nabi Ibrahim diperintahkan untuk menyembelih anak-nya yang bernama Ismail. Tetapi, kenyataan demikian justru “gagal”. Karena Allah SWT tidak pernah sedikit-pun menghendaki penyembelihan itu terjadi dan bahkan melarang-nya.
Dari sini kita perlu sadar. Bahwa “Agama sejatinya tidak pernah mengajarkan kita untuk mengorbankan Nyawa manusia”. Sebagaimana ketika pisau yang digunakan oleh Nabi Ibrahim yang sangat tajam itu, seakan “tumpul” ketika didekatkan ke leher anak-nya yang bernama Ismail. Padahal, ketika Nabi Ibrahim mencoba untuk membelah batu yang keras, seketika batu itu sangat mudah terbelah menjadi dua.
Artinya apa? Allah SWT sejatinya sangat tidak ridha manusia menjadi korban kepentingan agama. Allah SWT hanya ingin (menguji) ketulusan, keikhlasan dan kerelaan manusia untuk mengorbankan egoisme dan kepentingan pribadinya. Sebagaimana yang tertuang dalam kisah ini sangat jelas, bahwa Allah SWT juga ingin menunjukkan kepada kita semua. Bahwa Agama sejatinya hadir sebagai jalan untuk keselamatan Jiwa manusia itu sendiri.
Maka, sebagai kesalahan yang sangat fatal. Jika kita mudah terprovokasi dengan imingan kelompok radikalisme. Mengajak kita untuk melakukan bom bunuh diri atau jihad menghilangkan nyawa orang lain. Padahal, Allah SWT sendiri tidak pernah menghendaki tindakan demikian. Sebagaimana yang terangkum di dalam sejarah pengorbanan Nabi Ibrahim yang rela untuk menyembelih anak-nya yang bernama Ismail tersebut.
Karena, sebagai sebuah kemutlakan bagi kita untuk sadar. Bahwa agama-Nya sangat menjaga keselamatan jiwa manusia. Maka dari itulah kita perlu mengambil spirit bulan Idul Adha yang sering-kali kita sebut sebagai (bulan Kurban) ini untuk benar-benar kita jadikan refleksi diri. Marilah kita mengorbankan egoisme kita. Terutama dalam banyak hal ketika kita menjalani kehidupan sosial di negeri ini. Sebagaimana pentingnya kebijaksanaan kita di tengah pandemi. Kita perlu mementingkan maslahat dari pada hanya mementingkan kepentingan diri kita untuk selalu (egois). Layaknya melanggar aturan protokol kesehatan.
Melawan Paham Radikalisme dengan Spirit Kurban
Selain itu, pelajaran yang dapat kita ambil. Kita perlu menolak dan bahkan melawan pemahaman-paham yang sengaja ingin menghilangkan nyawa manusia. Sebagaimana yang selalu dipraktikkan oleh kelompok radikalisme-terorisme. Tentunya, kita perlu menjadikan spirit bulan kurban ini, sebagai (pelajaran diri) untuk bisa memahami bahwa agama sebetulnya menjaga keselamatan Jiwa dan menolak untuk mengorbankan Jiwa manusia untuk agama.
Sehingga, ketika kita memiliki prinsip demikian. Niscaya kita bisa melawan dan melemahkan para kelompok radikalisme-terorisme di negeri ini. Karena kita sadar bahwa kisah yang tertuang dalam Al-Qur’an perihal pengorbanan yang dilakukan oleh Nabi Ibrahim untuk menyembelih anak-nya. Namun, digagalkan oleh Allah SWT karena agama-Nya memberikan peringatan, bahwa tidak ada satu-pun ajaran-Nya yang merelakan nyawa manusia untuk dihilangkan.
Oleh karena itulah, kita sebetulnya perlu membangun semacam komitmen diri dan membentangkan kesadaran diri pula. Untuk bisa benar-benar merefleksikan ajaran-ajaran yang tertuang dalam syariat kurban di bulan Idul Adha tersebut. Memiliki pelajaran yang sangat berharga. Yaitu; agar kita mudah merelakan ego dan kepentingan diri (sepihak) untuk bisa dikorbankan. Serta bisa menyadari bahwa agama-Nya sangat-sangat menjaga keselamatan Jiwa manusia. Karena, tidak ada pengorbanan jiwa manusia untuk kepentingan agama. Karena agama-Nya justru menjunjung keselamatan jiwa Manusia itu sendiri.
This post was last modified on 20 Juli 2021 9:59 AM
Agama dan politik di Indonesia selalu menjadi isu yang sensitif sekaligus penting. Keduanya memiliki kekuatan…
Sesungguhnya, agama tidak pernah bertentangan dengan politik. Agama dan politik itu sifatnya integratif. Agama dapat…
Pada mulanya politik adalah sebuah jalan untuk mencapai tujuan yang mulia. Politik adalah seni untuk…
Menjelang Pilkada Serentak 2024, ruang digital di Indonesia menjadi semakin sibuk. Media sosial, yang telah…
Tahun 2024 adalah tahun politik. Pesta demokrasi melalui Pemilu telah. Kini masyarakat siap menyambut pemilihan…
Kelompok konservatif seperti Hizbut Tahrir Indonesia selalu menjadikan agama sebagai palang pintu terakhir segala problematika…