Narasi

Strategi Gotong Royong Berbasis Digital: Membangun Sistem Deteksi Dini Radikalisme di Dunia Maya

Penyebaran paham radikalisme beserta pembaiatan-nya, sejatinya tidak hanya melebar, mengakar dan berkelindan di dunia nyata. Mereka juga aktif memanfaatkan dunia maya sebagai jalan paling transparan. Bergerak menebarkan jaring-jaring pemahaman. Sekaligus menggelar pembaiatan secara online tanpa harus meninggalkan bekas dan jejak.

Namun, apalah daya mereka. Jika kita bersatu menghadirkan semangat yang besar. Melakukan kegiatan jihad  gotong royong untuk mendeteksi sedini mungkin paham radikalisme di dunia maya. Niscaya ruang gerak mereka akan tertutup rapat. Potensi provokasinya akan rapuh. Masa hidupnya akan pendek. Karena seluruh masyarakat bersatu untuk mendeteksi sekaligus memberangus paham dan gerakan radikalisme ini.

Ruang virtual mereka bisa kita deteksi dengan strategi gotong royong berbasis digital. Karena selama ini, hanya pihak-pihak tertentu yang berusaha untuk menangani persoalan radikalisme-terorisme di dunia maya. Sehingga, ketika mereka dihalangi dari arah barat, dia berlarian ke arah timur. Dihalangi dari arah timur, akan berlarian ke arah barat dan seterusnya. Artinya, masih ada celah-celah yang menjadi ruang gerak mereka tetap hidup dan bebas berkeliaran di dunia maya.

Jika kita amati, mereka ini sejatinya hanya segelintir orang. Tentu kita paham bahwa revolusi selalu dimulai dari hal-hal yang kecil. Karena mereka lebih siap dari pada kita yang besar karena terlalu santai dan enggan untuk mendeteksi kelompok ini. Karena sudah “merasa” aman dan memiliki kekuatan sebagai mayoritas.

Tetapi kita harus ketahui bersama, satu orang yang terkontaminasi oleh paham radikalisme. Mereka akan melakukan tindakan yang akan menghilangkan nyawa banyak orang. Misalnya dalam kasus bom bunuh diri. Berapa banyak yang telah menjadi korban diakibatkan oleh satu orang tersebut yang mereka secara orientasi sudah siap merelakan dirinya mati dengan melakukan bom bunuh diri.

Kita perlu mengubah persepsi kita yang selalu menganggap mereka itu sedikit. Sekalipun mereka ini (radikalisme-terorisme) secara formal tidak memiliki ruang di negeri ini. Bahkan di seluruh dunia. Tetapi ketahuilah, mereka bergerak ilegal dan menyebarkan paham-pahamnya secara transparan. Mencekoki masyarakat satu per-satu agar ada yang terjangkit. Tetapi, ketahuilah, sekalipun hanya satu sampai dua orang yang mudah terkontaminasi. Mereka ini sangat besar pengaruh dan dampak buruknya bagi kita semua. Karena bagaimana pun alasan kita jangan sampai menganggap bahwa kelompok ini sedikit. Karena radikalisme layaknya virus yang akan terus mengkontaminasi mereka yang sehat.

Untuk itu, sangat penting bagi kita bersama untuk membangun gotong-royong untuk mendeteksi sedini mungkin kelompok radikalisme di dunia maya. Memanfaatkan platform dunia maya seperti Facebook, Twitter, You Tube, Line, Instagram dan platform dunia maya lainnya untuk kita isi bersama dan aktif bersama di dalam mendeteksi, mencegah dan memberangus paham radikalisme di dunia digital.

Dunia digital, memang telah menjadi rahasia publik sebagai jalan alternatif untuk menghasilkan uang. Misalnya Facebook dan You Tube. Mereka para influencer memperbanyak pengikut agar akunnya bisa digabungkan dengan jasa iklan. Dari sinilah konten-konten mereka bisa muncul iklan dan dari sinilah rupiah mereka juga dapatkan.            

Tentu sangat penting bagi masyarakat yang sedang aktif menjadi influencer atau konten kreator. Agar bersatu dalam frekuensi yang sama untuk mengedukasi publik melalui karya-karyanya. Agar masyarakat tidak mudah terkontaminasi oleh virus radikalisme yang jahat. Serta ikut menyuarakan kepada publik agar ikut mendeteksi sedini mungkin. Bagaimana kelompok ini bergerak menebarkan provokasinya dan memengaruhi. Mari bersatu dalam prinsip yang sama yaitu menghancurkan kelompok radikalisme. Serta menguatkan prinsip kebangsaan dan mengokohkan kecintaan kita terhadap NKRI.

This post was last modified on 27 Januari 2021 1:50 PM

Sitti Faizah

Recent Posts

Ruang Maya Sehat, Demokrasi Kuat

Menjelang Pilkada Serentak 2024, ruang digital di Indonesia menjadi semakin sibuk. Media sosial, yang telah…

14 jam ago

Mencegah Mudharat “Jualan Agama” Pada Pilkada 2024

Tahun 2024 adalah tahun politik. Pesta demokrasi melalui Pemilu telah. Kini masyarakat siap menyambut pemilihan…

14 jam ago

Prinsip Teo-Antroposentrisme Kuntowijoyo, Jembatan antara Dimensi Ilahi dan Realitas Sosial

Kelompok konservatif seperti Hizbut Tahrir Indonesia selalu menjadikan agama sebagai palang pintu terakhir segala problematika…

14 jam ago

Politik dan Kesucian: Menyimak Geliat Agama di Pilkada 2024

Dunia politik, pada dasarnya, adalah sebuah dunia dimana orang menjadi paham akan manusia dengan segala…

14 jam ago

Potensi Ancaman Pilkada 2024; Dari Kekerasan Sipil ke Kebangkitan Terorisme

Sebuah video rekaman detik-detik “carok” di Sampang, Madura beredar di media sosial. Kekerasan itu terjadi…

2 hari ago

Mencegah Agenda Mistifikasi Politik Jelang Pilkada

Dalam ranah politik jelang Pilkada 2024, kita dihadapkan pada fenomena yang mengkhawatirkan, yakni potensi meningkatnya…

2 hari ago