Categories: Budaya

Urgensi Keluarga Dalam Membendung Radikalisme

Keluarga adalah salah satu lembaga pendidikan yang paling kecil dalam kehidupan ini. Namun memiliki arti yang sangat penting. Bukan saja  dalam pembinaan pribadi akan tetapi juga pembinaan masyarakat. Bahkan hampir semua masalah sosial yang berkembang di  tengah masyarakat tidak dapat dipisahkan dari latar belakang kehidupan sebuah keluarga.

Sebuah keluarga yang baik akan melahirkan generasi-generasi yang baik dan sebaliknya keluarga yang tidak harmonis sangat rentan menciptakan generasi yang tidak berkepribadian. Bukan saja tidak berkepribadian akan tetapi juga menjadi beban masyarakat seperti yang melanda banyak anak-anak kita saat ini sebagai akibat minimnya perhatian keluarga terhadap anak-anaknya

Fenomena ekstrimisme, radikalisme dan terorisme yang kini marak di tengah-tengah kita akan sangat sulit dihentikan jika pendidikan dalam keluarga tidak menjadi perhatian utama setiap keluarga. Penanaman nilai-nilai positif tentang agama, budaya dan kebangsaan sejak dini menjadi  sangat penting sebagai upaya untuk  membendung pengaruh radikalisme dan ekstrimisme yang dapat merusak seorang anak atau anggota keluarga.

Suatu hal yang tidak dapat dipungkiri bahwa mereka yang telah terlibat dalam paham-paham ekstrimisme, radikalisme juga sedang berusaha semaksimal mungkin membina anak-anak mereka dan keluarganya untuk berpikiran radikalisme sesuai dengan metoda yang dilakukan sehingga apapun nantinya dikemudian hari, keluarga dan anak anak mereka tetap akan konsisten melanjutkan bimbingan dan doktrin orang tuanya. Jika jumlah ini telah marak di tengah-tengah masyarakat seperti yang kita asumsikan di atas maka otomatis perjuangan untuk melawan radikalisme, ekstrimisme dan terorisme akan semakin panjang dan hanya bisa dibendung melalui pendidikan dan pembinaan dalam keluarga.

Di sinilah pentingnya bagi mereka yang belum terjangkit penyakit-penyakit ekstrimisme radikalisme agar sejak dini memberikan pendidikan yang positif terhadap anak-anaknya dan keluarganya untuk mengimbangi dan menghindarkan anak-anak dari pemikiran dan ideology yang bukan saja akan berdampak negatif bagi dirinya akan tetapi juga bagi orang lain khususnya agama dan masyarakat.

Pembinaan dan pendidikan dalam keluarga merupakan kewajiban bagi setiap kepala rumah tangga khususnya pembinaan tentang agama, moral dan etika. Bahkan dalam Islam sejak dini telah diingatkan agar seorang ayah dan ibu membina dan mengajari anak-anaknya bukan saja setelah lahir akan tetapi sebelum lahir. Rasulullah Saw dalam sebuah hadisnya telah mengingatkan agar sejak dini memberikan pendidikan terhadap anaknya yang artinya demikian “ Didiklah anak-anak kalian sebelum ia lahir” (Hadis)

Artinya seorang ayah dan ibu telah diwajibkan mendidik dan membina anaknya sebelum lahir melalui prilaku,  perbuatan dan perkataan yang baik karena yang demikian itu akan memberikan pengaruh besar terhadap pertumbuhan seorang anak dalam Rahim ibunya.

Di Hadis lain Rasulullah memberitahukan kepada kita bahwa sesungguhnya setiap orang dilahirkan dalam keadaan fitrah atau bersih dan orang tuanyalah yang akan menjadikan mereka muslim, atau yahudi atau majusi.(Hadis)

Dari kedua hadis ini dapat dipahami bahwa keluarga sangat menentukan nasib seorang anak apakah nantinya menjadi anak yang berguna bag agama bangs dan masyarakat atau akan menjadi beban masyarakat, semuanya tergantung dari pembinaan dalam keluarga. Oleh karena itu,  apapun kondisinya pembinaan dan pendidikan terhadap anak dan keluarga menjadi kewajiban dan tanggung jawab setiap kepala keluarga  guna menghindarkan anak-anak kita dari pengaruh pemikiran dan ideology  yang merusak agama, bangsa dan negara.

Suaib Tahir

Suaib tahir adalah salah satu tim penulis pusat media damai (pmd). Sebelumnya adalah mahasiswa di salah satu perguruan tinggi timur tengah. Selain aktif menulis di PMD juga aktif mengajar di kampus dan organisasi

Share
Published by
Suaib Tahir

Recent Posts

Ruang Maya Sehat, Demokrasi Kuat

Menjelang Pilkada Serentak 2024, ruang digital di Indonesia menjadi semakin sibuk. Media sosial, yang telah…

13 jam ago

Mencegah Mudharat “Jualan Agama” Pada Pilkada 2024

Tahun 2024 adalah tahun politik. Pesta demokrasi melalui Pemilu telah. Kini masyarakat siap menyambut pemilihan…

13 jam ago

Prinsip Teo-Antroposentrisme Kuntowijoyo, Jembatan antara Dimensi Ilahi dan Realitas Sosial

Kelompok konservatif seperti Hizbut Tahrir Indonesia selalu menjadikan agama sebagai palang pintu terakhir segala problematika…

13 jam ago

Politik dan Kesucian: Menyimak Geliat Agama di Pilkada 2024

Dunia politik, pada dasarnya, adalah sebuah dunia dimana orang menjadi paham akan manusia dengan segala…

14 jam ago

Potensi Ancaman Pilkada 2024; Dari Kekerasan Sipil ke Kebangkitan Terorisme

Sebuah video rekaman detik-detik “carok” di Sampang, Madura beredar di media sosial. Kekerasan itu terjadi…

2 hari ago

Mencegah Agenda Mistifikasi Politik Jelang Pilkada

Dalam ranah politik jelang Pilkada 2024, kita dihadapkan pada fenomena yang mengkhawatirkan, yakni potensi meningkatnya…

2 hari ago