Akhir-akhir ini marak di media massa seorang istri dan dokter hilang tanpa diketahui dan diduga telah direkrut oleh agent radikalisme yang dari waktu ke waktu secara massif melakukan propaganda untuk menarik sebanyak mungkin pengikutnya khususnya dari kalangan professional yang tidak memiliki latar belakang pengetahuan agama yang luas. Bukan saja seorang istri, akan tetapi juga terjadi di kalangan suami, hilang begitu saja tanpa ada informasi bahkan anak-anak muda, gadis sering kali tiba-tiba menghilang dan diduga keras telah direkrut oleh agent radikalisme.
Pertemanan melalui media sosial seperti facebook, whatsapp, twitter, bbm dan lain-lain sebagainya merupakan sarana yang paling efektif digunakan oleh mereka dalam meraut sebanyak mungkin pengikutnya. Mereka biasanya menggunakan cara perkenalan yang sejuk dan menyenangkan hati bagi siapapun yang ingin direkrut. Jika mereka melihat sebuah tanda-tanda positif dan respon yang baik terhadap apa yang disampaikan, mereka akan terus memberikan perhatian hingga calon merasa puas dan tenang berkomunikasi dengan agent tersebut. Jika seorang wanita yang diincar maka akan menggunakan wanita dan jika seorang laki-laki yang diincar maka akan didekati oleh laki-laki.
Pengajian-pengajian sering kali dijadikan sebagai sarana untuk menambah pengikut dan simpatisannya melalui pendekatan ekstra yang dapat mengubah cara pandang calon rekrutan tersebut sehingga merasa tenang dan diperhatikan termasuk memberikan solusi terhadap masalah yang dihadapi baik di dalam rumah tangga maupun dalam lingkungan masyarakat. Seseorang seringkali tidak menyadari bahwa sesungguhnya ia telah dipengaruhi oleh agent-agent radikalisme yang membaur di tengah-tengah masyarakat tanpa disadari.
Fenomena ini sulit dihindari oleh siapapun apalagi seorang kepala rumah tangga yang memiliki kesibukan di luar rumah dan tidak memiliki banyak waktu untuk mengontrol keluarganya akhirnya membuka celah bagi anggota keluarganya untuk bersentuhan dengan fenomena ini sangat rentan apalagi jika anggota keluarga sudah tidak mendapatkan perhatian yang semestinya. Konsekwensinya, kesempatan bagi agent-agent radikalisme untuk mempengaruhi siapapun dalam keluarga itu semakin terbuka lebar sehingga seringkali seorang kepala rumah tangga tanpa menyadari bahwa anak atau istrinya telah termakan doktrin radikalisme yang membuat mereka siap bertentangan dan melawan siapapun dalam rumah tangganya tanpa memperhatikan nilai-nilai dan budaya serta ajaran agama dalam kehidupan sebuah keluarga. Ini disebabkan karena loyalitas bukan lagi kepada orang tua atau ibu akan tetapi loyalitas telah beralih ke pembinanya atau murabbi-nya.
Di sinilah pentingnya menyadari urgensi seorang kepala rumah tangga dalam mengayoni keluarganya karena bagaimanapun dan apapun yang terjadi dalam keluarga adalah tanggung jawab kepala rumah tangga sebagai pemimpin baik di dunia maupun di akhirat dan akan mempertanggung jawabkan apa saja yang telah dilakukan dalam membina keluarganya.
Rasulullah Saw bersabda “setiap diantara kalian adalah pemimpin dan akan dimintai pertanggung jawaban terhadap apa yang telah dilakukan”.
Wanita yang diperistrikan menjadi tanggung jawab suami, baik buruknya adalah tugas suami untuk membimbingnya secara baik. Anak yang dilahirkan dalam keadaan fitrah menjadi tanggung jawab kedua orang tuanya untuk membinanya sebaik mungkin sehingga berguna bagi kedua orang tuanya, masyarakat dan bangsanya. Kewajiban-kewajiban ini menjadi tanggung jawab orang tua dan akan dipertanggungjawabkan nanti di hari kemudian.
Oleh karena itu, Allah Swt mengingatkan kita agar menjaga dan memelihara keluarga kita dengan sebaik-sebaiknya sebagaimana firman Allah yang artinya:’ Wahai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka, yang bahan bakarnya dari manusia dan batu, penjaganya adalah malaikat yang kasar, keras lagi tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan’ (Attahrim:6)
Ayat dan hadis ini menunjukkan betapa pentingnya fungsi seorang kepala rumah tangga dalam membina keluarganya dan mengingatkan bahwa sesungguhnya kita adalah pemimpin, paling tidak pemimpin dalam keluarga dan bertanggung jawab terhadap keluarga. Oleh karena itu, hendaknya sebagai ayah atau seorang ibu rumah tangga senantiasa memberikan perhatian kepada anak dan keluarganya dan selalu mewaspadainya dari ancaman-ancaman yang bukan saja akan merusak keyakinannya sebagai umat yang beragama, akan tetapi juga akan menjadikan keluarganya sebagai korban radikalisme.
Menjelang Pilkada Serentak 2024, ruang digital di Indonesia menjadi semakin sibuk. Media sosial, yang telah…
Tahun 2024 adalah tahun politik. Pesta demokrasi melalui Pemilu telah. Kini masyarakat siap menyambut pemilihan…
Kelompok konservatif seperti Hizbut Tahrir Indonesia selalu menjadikan agama sebagai palang pintu terakhir segala problematika…
Dunia politik, pada dasarnya, adalah sebuah dunia dimana orang menjadi paham akan manusia dengan segala…
Sebuah video rekaman detik-detik “carok” di Sampang, Madura beredar di media sosial. Kekerasan itu terjadi…
Dalam ranah politik jelang Pilkada 2024, kita dihadapkan pada fenomena yang mengkhawatirkan, yakni potensi meningkatnya…