Narasi

Zero Terrorism Attack dan Pentingnya Memahami Gerakan Radikalisme sebagai “Bom Waktu”

Kondisi Zero Terrorism Attack yang berhasil dicapai oleh Indonesia pada tahun 2023 adalah pencapaian luar biasa yang patut diacungi jempol. Zero terorism attack ini mengacu pada keadaan di mana tidak ada serangan terorisme yang terjadi. Namun demikian, kita tidak boleh terbuai-terlena oleh pencapaian itu. Sebab, meski tak aksi terorisme berarti di tahun 2023, pada faktanya radikalisasi yang dilakukan oleh kelompok radikal masih terus berlanjut.

Di tahun 2023, memang benar tak ada aksi terorisme berarti. Namun, bukan berarti radikalisme telah berakhir. Radikalisme adalah “bom waktu”, yang bisa meledak/diledakkan kapan saja. Ia mungkin tidak selalu terlihat, tetapi siap meledak kapan saja dan di mana saja jika tidak ditangani dengan tepat. Gerakan radikalisme adalah sebuah fenomena yang kompleks, yang berakar dari ketidakpuasan sosial, ekonomi, politik, dan ideologi.

Faktor-faktor seperti kemiskinan, ketidakadilan, diskriminasi, dan marginalisasi dapat menjadi lahan subur bagi tumbuhnya radikalisme. Ketika individu atau kelompok merasa terpinggirkan dan tidak memiliki saluran yang sah untuk menyuarakan aspirasi mereka, mereka bisa saja beralih ke jalan kekerasan sebagai bentuk protes atau cara untuk mendapatkan perhatian. Oleh karena itu, memahami akar penyebab radikalisme adalah langkah pertama yang sangat penting dalam mencegah transformasinya menjadi aksi terorisme yang mengerikan.

Radikalisme tidak terjadi dalam ruang hampa. Ia berkembang dalam konteks yang penuh dengan dinamika sosial dan politik. Di era digital, radikalisme menemukan lahan subur untuk berkembang. Internet dan media sosial telah menjadi alat utama dalam penyebaran ideologi radikal. Platform-platform ini memungkinkan penyebaran pesan-pesan ekstremis dengan cepat dan luas, menjangkau audiens yang rentan di berbagai belahan dunia.

Dengan algoritma yang sering kali memperkuat pesan-pesan yang menarik perhatian, individu yang sudah menunjukkan minat pada ide-ide radikal akan terus diberi paparan lebih banyak konten serupa. Hal ini menciptakan efek gelembung yang mengisolasi individu tersebut dari pandangan lain dan semakin mengokohkan keyakinan radikal yang mereka yakini.

Zero terrorsm attack yang berhasil kita capai di tahun 2023 bukanlah akhir dari gerakan radikalisme. Bisa jadi, hal itu adalah bagian dari strategi mereka untuk mengalihkan pandangan kita. Kewaspadaan akan hadirnya aksi-aksi terorisme baru harus selalu di kedepankan. Masyarakat yang waspada dan pemerintah yang proaktif dalam menangani penyebab mendasar radikalisme serta mengembangkan pendekatan pencegahan yang komprehensif adalah kunci untuk menciptakan dunia yang lebih damai bebas dari ancaman radikal-terorisme.

Dalam upaya ini, setiap individu memiliki peran untuk dimainkan, baik dalam skala kecil seperti lingkungan sekitar, maupun dalam skala yang lebih besar melalui partisipasi aktif dalam komunitas. Hanya dengan komitmen dari semua pihak, kita bisa menjinakkan bom waktu ini dan melindungi generasi mendatang dari ancaman radikalisme dan terorisme.

Rusdiyono

Recent Posts

Kesiapsiagaan Merupakan Daya Tangkal dalam Pencegahan Terorisme

Ancaman terorisme yang terus berkembang bukanlah masalah yang dapat diselesaikan dengan pendekatan konvensional atau sekadar…

2 hari ago

Zero Attack; Benarkah Terorisme Telah Berakhir?

Dalam beberapa tahun terakhir, dunia tampak lebih tenang dari bayang-bayang terorisme yang pernah begitu dominan…

2 hari ago

Pembelajaran dari Mitologi Kuda Troya dalam Ancaman Terorisme

Di tengah sorotan prestasi nihilnya serangan teror dalam beberapa tahun terakhir, kita mungkin tergoda untuk…

3 hari ago

Jejak Langkah Preventif: Saddu al-Dari’ah sebagai Fondasi Pencegahan Terorisme

Dalam hamparan sejarah peradaban manusia, upaya untuk mencegah malapetaka sebelum ia menjelma menjadi kenyataan bukanlah…

3 hari ago

Mutasi Sel Teroris di Tengah Kondisi Zero Attack; Dari Faksionalisme ke Lone Wolf

Siapa yang paling diuntungkan dari euforia narss zero terrorist attack ini? Tidak lain adalah kelompok…

3 hari ago

Sadd al-Dzari’ah dan Foresight Intelijen: Paradigma Kontra-Terorisme di Tengah Ilusi Zero Attack

Selama dua tahun terakhir, keberhasilan Indonesia menangani terorisme dinarasikan melalui satu frasa kunci: zero terrorist…

4 hari ago