Aksi terorisme dalam bentuk bom bunuh diri kembali terjadi di Polsek Astana Anyar, Bandung, pada hari Rabu 07/22 pukul 08:20 WIB. Perilaku zhalim ini selalu berlindung di balik narasi jihad.
Menganggap bahwa NKRI sebagai negara kafir dan dianggap negara (thaghut). Karena tidak menjalankan syariat-Nya. Narasi yang demikian mampu meracuni umat dan dianggap sebagai kebenaran agama.
Tentu, kotakita tidak bisa membiarkan umat berada dalam kesesatan di balik tiga narasi itu. Sebaimana, kita perlu membongkar 4 sesat-pikir terorisme yang berlindung di balik tiga narasi; jihad, kafir dan thaghut.
Pertama, secara teologis jihad di dalam banyak teks yang terkandung di dalam Al-Qur’an pada dasarnya tidak pernah meniscayakan perilaku “membunuh diri” dan secara sengaja menyasar seseorang untuk menghilangkan nyawanya.
Bahkan dalam konteks situasi jihad peperangan di era Nabi Muhammad SAW, hampir tidak ada kebenaran untuk menyerang siapapun yang berada dalam perlindungan umat Islam. Haram hukumnya membunuh siapapun seperti non-muslim yang dilindungi karena tidak dalam kondisi memerangi.
Kedua, benarkah Indonesia sebagai negara kafir? Lalu orang-orangnya yang ada di dalamnya dianggap halal darahnya?
Kalau kita pahami, istilah kafir yang digunakan teroris pada dasarnya merujuk ke dalam (sentimen/kebencian) atas identitas keagamaan. Ini adalah satu jalan pertama untuk mengelabui kelompok muslim di Indonesia agar pro atas tindakan mereka.
Sebab, tujuan utama kelompok teroris adalah berkuasa dengan cara melakukan teror, bertindak zhalim dan menghancurkan tatanan. Lalu, narasi-narasi kafir itu sebagai “bungkus” agar tampak seolah agamis.
Ini adalah kesesatan yang harus kita sadari. Sebab, secara orientasi bernegara, bangsa sebetulnya ini mencakup nilai kemaslahatan, rahmatan, keadilan, persamaan hak dan penegakan atas kemudharatan.
Lantas, mengapa kelompok teroris masih menuduh bangsa ini bangsa kafir? Tentu, ini sebagai jalan mereka agar ketika ada yang ingin memberantas, seolah ini sebagai pembangkangan atas ajaran agama.
Padahal ini hanyalah akal-busuk kelompok teroris dengan terus meracuni umat. Agar mau melakukan bom bunuh diri yang sebetulnya sangat melanggar nilai kemanusiaan di dalam agama-Nya.
Ini adalah fakta bahwa narasi kafir hanya untuk menutupi gerakan terorisme yang zhalim itu. Sebab, tidak ada satu-pun dalil yang memerintahkan orang kafir dibunuh. Bahkan, Nabi Muhammad Saw membangun prinsip bernegara yang menjamin hak dan keselamatan seluruh non-muslim pada saat itu.
Ketiga, kalau kita pahami secara teologis, merekalah kelompok teroris yang layak dicap (thaghut) yang harus kita perangi. Sebab, tindakannya yang jelas-jelas zhalim, menghilangkan banyak nyawa dan mengajak seseorang ke dalam jurang kesesatan melakukan bom bunuh diri.
Semua perilaku yang demikian itu sesat secara pola pikir teologis dan di luar perintah-Nya. Karena agama tidak pernah memerintahkan perilaku keji semacam itu. Sebab, narasi jihad, kafir dan negara thaghut hanyalah “persembunyian” kelompok teroris untuk menghalalkan kemungkaran.
This post was last modified on 12 Desember 2022 1:05 PM
Agama dan politik di Indonesia selalu menjadi isu yang sensitif sekaligus penting. Keduanya memiliki kekuatan…
Sesungguhnya, agama tidak pernah bertentangan dengan politik. Agama dan politik itu sifatnya integratif. Agama dapat…
Pada mulanya politik adalah sebuah jalan untuk mencapai tujuan yang mulia. Politik adalah seni untuk…
Menjelang Pilkada Serentak 2024, ruang digital di Indonesia menjadi semakin sibuk. Media sosial, yang telah…
Tahun 2024 adalah tahun politik. Pesta demokrasi melalui Pemilu telah. Kini masyarakat siap menyambut pemilihan…
Kelompok konservatif seperti Hizbut Tahrir Indonesia selalu menjadikan agama sebagai palang pintu terakhir segala problematika…