Saya rasa, tindakan menolak ajaran Wahabi yang dilakukan oleh warga Nahdliyin di Pamekasan adalah (benar) demi menjaga kemaslahatan umat. Bahkan, perlu dijadikan (semangat Nasional). Sebab, ajaran Wahabi secara orientasi, fungsi dan misi sangatlah tidak cocok tumbuh-berkembang di Negeri ini.
Sebagaimana, ada 4 alasan mengapa ajaran Wahabi sangat tidak cocok. Pertama, bertentangan dengan prinsip kebangsaan. Kedua, reduksionis atas kemajemukan masyarakat. Ketiga, menjadi “api” penyebab konflik/kebencian/permusuhan di tengah perbedaan. Keempat, menjadi ancaman nyata bagi stabilitas NKRI.
Pertama, bertentangan dengan prinsip kebangsaan. Kita harus menyadari tentang kokohnya bangsa ini yang tumbuh dari sebuah kesepakatan bersama. Kemerdekaan diperjuangkan oleh beragam pahlawan yang tumbuh dari latar-belakang agama/kelompok/aliran dan bahkan etnis yang berbeda.
Kenyataan ini adalah fakta terbentuknya (NKRI) yang kokoh dalam prinsip kebangsaan. Lantas, bagaimana mungkin kita akan membiarkan bangsa ini hancur hanya karena satu kelompok yang merobek prinsip itu? Dengan meracuni umat dengan sebuah ajaran yang sifatnya ingin menghancurkan segala bentuk aliran, beda cara pandang dan pemahaman serta keagamaan yang beragam.
Sebuah aliran (Wahabi) dengan prinsip ingin merobohkan semua perbedaan agar semua seragam mengikuti ajaran/kelompok mereka. Apakah bangsa ini akan kita biarkan hancur oleh satu kelompok/ajaran bernama Wahabi? Menyebarkan ajaran takfiri, membid’ahkan kelompok lain dan mengklaim semua salah.
Kedua, reduksionis atas kemajemukan. Ketidakcocokan ajaran Wahabi di Indonesia juga berkaitan dengan keberadaannya yang akan mereduksi kemajemukan yang kita miliki. Karena kita harus menyadari, bahwa hidup kita bisa aman, damai, nyaman penuh kemaslahatan dan terhindar dari konflik, perpecahan, pertumpahan darah dan bebas dari kecamuk perang.
Ini karena apa? jika bukan karena kemajemukan kita yang terjaga dengan baik. Maka, apa yang membuat kita berpikir untuk membiarkan satu kelompok yang ingin menghancurkan itu? Akankah bangsa ini akan menjadi negara Afghanistan kedua? Akankah bangsa ini menjadi negara dengan kecamuk perang dan pertumpahan darah ke dua setelah negara Timur Tengah?
Dari sinilah alasan fundamental mengapa ajaran Wahabi sangat tidak cocok. Karena ini bukan tentang sentiment dan penutupan hak bagi siapa-pun. Sebab, ini berkaitan dengan (ancaman kebangsaan) di balik adanya satu kelompok yang akan menghancurkan semua keragaman kelompok yang kita miliki. Satu kelompok ini adalah virus bagi yang lain dan tentu sangat tidak cocok hidup di negeri ini.
Ketiga, menjadi “api” penyebab konflik-permusuhan di tengah perbedaan. Kita tahu, segala sesuatu yang disandarkan ke dalam sikap egois, merasa paling benar dan tidak menerima kelompok lain. Lalu bersifat radikal menganggap mereka ahli neraka dan musuh yang harus diperangi. Bukankah ini bara api yang akan membuat Indonesia penuh dengan permusuhan serta konflik yang tidak pernah selesai?
Dari sinilah pertimbangan penting untuk kita pahami. Bahwa ajaran Wahabi sangatlah tidak layak dan sangat tidak cocok hidup di negeri ini. Karena akan selalu menjadi penyebab dari konflik dan perpecahan sosial di tengah keragaman aliran, ajaran dan keyakinan.
Keempat, sangat mengancam stabilitas NKRI. Ajaran Wahabi tidak jauh berbeda dengan ajaran Radikalisme. Sama-sama memiliki jalan eksklusif, radikal secara pola-berpikir dan dalam sejarahnya, ajaran Wahabi suka membantai, menzhalimi dan mengintimidasi orang-orang yang tidak mengikuti aliran mereka.
Dari 4 fakta ini, pada dasarnya sebagai (bukti/pertimbangan/kesadaran) mengapa bangsa ini sangat tidak cocok dicemari oleh ajaran Wahabi. Sekali lagi kita harus menyadari, bahwa ini bukan perkara ketidakadilan atas kelompok tertentu. Melainkan, berkaitan dengan satu kelompok yang akan menjadi racun bagi semua kelompok di negeri ini. Mereka adalah racun yang akan merobek NKRI jika terus dipertahankan.
This post was last modified on 30 Januari 2023 4:15 PM
Sebuah video rekaman detik-detik “carok” di Sampang, Madura beredar di media sosial. Kekerasan itu terjadi…
Dalam ranah politik jelang Pilkada 2024, kita dihadapkan pada fenomena yang mengkhawatirkan, yakni potensi meningkatnya…
Tidak ada satu-pun calon kandidat politik dalam pilkada serentak 2024 yang hadir sebagai “wakil Tuhan”.…
Buku Islam Moderat VS Islam Radikal: Dinamika Politik Islam Kontemporer (2018), Karya Dr. Sri Yunanto…
“Energi besar Gen Z semestinya dipakai untuk memperjuangkan tegaknya Khilafah. Gen Z jangan mau dibajak…
Menyedihkan. Peristiwa berdarah mengotori rangkaian pelaksanaan Pilkada 2024. Kejadian itu terjadi di Sampang. Seorang berinisial…