Agama pada mulanya adalah sebuah harapan akan perdamaian. Ajaran agama berbicara kepada seluruh manusia yang mempunyai kecenderungan untuk membuat kerusakan di muka bumi dengan fitnah, kebencian, konflik dan kekerasan. Agama menyapa hati manusia, mengarahkan naluri manusia dan mengembalikan fitrah manusia agar memiliki kecenderungan ke arah perdamaian. Agama sebagai jalan damai.
Tidak bisa disangkal, pada masanya agama diperalat sebagai sarana untuk mengakselarasi kebencian dan konflik. Kekuatan agama yang menembus batin dan hati manusia justru dimanfaatkan sebagai motif konflik dan kekerasan atas nama agama. Konflik antar agama dan kekerasan atas nama agama adalah tragedi paling besar dalam sejarah umat manusia.
Kekerasan atas nama agama adalah cermin dari kehausan manusia terhadap kekuasaan yang disakralisasi. Ia tidak cukup mengandalkan naluri benci, tetapi memperalat ajaran agama sebagai pembenaran kebencian dan kekerasan. Agama dipolitisasi, agama dijadikan ideologi kekerasan dan agama dikerdilkan menjadi cita-cita impian politik kekuasaan.
Karena itulah, dalam masa yang penuh dengan ketidakpastian dan potensi konflik yang terus menjadi ancaman, kita sepertinya harus berani mengembalikan agama pada khittahnya sebagai jalan damai. Agama dalam inti sari ajarannya pada hakikatnya adalah jalan atau proses mencapai perdamaian.
Saya ingin berbicara dalam konteks spesifik tentang Islam. Islam sering mendapatkan fitnah sebagai agama yang mempromosikan kekerasan karena ulah kelompok yang benci terhadap Islam dan ulah kelompok yang kerap mempolitisasi Islam.
Pada kenyataannya, Islam adalah agama yang berhasil membangun peradaban manusia dalam harmoni dan perdamaian. Tentu dari banyaknya tokoh perdamaian dari dulu hingga saat ini, Rasulullah adalah tokoh paling berhasil dalam sejarah manusia dalam membangun perdamaian. Negara Kota Madinah adalah bukti paling nyata bagaimana wilayah Yastrib yang dulunya penuh dengan konflik antar suku, pertentangan dan kebencian disulap menjadi negara modern yang demokratis pada masanya.
Jika berbicara ajaran perdamaian dalam Islam tidak cukup sulit menemukan pesan-pesan tersebut yang banyak termaktub dalam kitab suci al-Quran. Misalnya, “Dan jika mereka cenderung kepada perdamaian, maka maka terimalah dan bertawakallah kepada Allah. Sungguh, Dia Maha Mendengar, Maha Mengetahui.” (QS Al-Anfal :61). Ayat ini menegaskan bahwa perdamaian adalah pilihan yang dihargai dalam Islam. Perang hanya untuk membela diri dan melindungi nyawa manusia, ketika ada solusi perdamaian, jalan damai yang menjadi pilihan utama.
Tidak hanya membangun perdamaian, dalam beberapa ayat lain misalnya, al-Quran memerintahkan untuk menjadi mediasi perdamaian. Dan apabila ada dua golongan orang mukmin berperang, maka damaikanlah antara keduanya. Jika salah satu dari keduanya berbuat zalim terhadap (golongan) yang lain, maka perangilah (golongan) yang berbuat zalim itu, sehingga golongan itu kembali kepada perintah Allah. Jika golongan itu telah kembali (kepada perintah Allah), maka damaikanlah antara keduanya dengan adil. Sungguh, Allah mencintai orang-orang yang berlaku adil (QS : Al Hujurat : 10).
Rasulullah Muhammad adalah teladan utama perdamaian. Beliau menghadapi penghinaan, penindasan, dan bahkan perang, tetapi selalu menekankan pentingnya berbicara, bernegosiasi, dan mencari kesepakatan. Jika masih ada celah untuk berdamai, perang bukanlah pilihan. Bahkan jika kesepakatan itu terasa merugikan pada saat ini, tetapi proses membangun perdamaian akan memiliki dampak besar bagi kemanusiaan di masa yang akan datang. Membangun kesepakatan, perjanjian dan komitmen hidup bersama adalah sebuah jalan damai.
Sejarah mencatat bagaimana Rasulullah menandatangani berbagai Perjanjian damai untuk menghindari peperangan dan konflik. Perjanjian Hudaibiyyah, salah satunya, merupakan tonggak penting dalam perjuangan perdamaian. Perjanjian ini, meskipun terlihat tidak menguntungkan secara sepihak, membuka pintu menuju perdamaian dan keselarasan di antara berbagai suku dan komunitas. Ini adalah bukti konkret bahwa Islam adalah agama yang tidak hanya mengajarkan perdamaian, tetapi juga berkomitmen untuk mencapainya melalui dialog dan kesepakatan.
Agama melalui keimanan dan kebijaksanaannya adalah jalan damai. Perdamaian adalah panggilan agama bagi semua individu, terlepas dari agama atau keyakinan, untuk bekerja bersama dalam menciptakan dunia yang lebih damai. Agama mengajak kita untuk menjalani jalan damai dan menjadi agen perubahan menuju dunia yang lebih harmonis.
Selamat Hari Perdamaian Internasional 2023
This post was last modified on 21 September 2023 1:58 PM
Agama dan politik di Indonesia selalu menjadi isu yang sensitif sekaligus penting. Keduanya memiliki kekuatan…
Sesungguhnya, agama tidak pernah bertentangan dengan politik. Agama dan politik itu sifatnya integratif. Agama dapat…
Pada mulanya politik adalah sebuah jalan untuk mencapai tujuan yang mulia. Politik adalah seni untuk…
Menjelang Pilkada Serentak 2024, ruang digital di Indonesia menjadi semakin sibuk. Media sosial, yang telah…
Tahun 2024 adalah tahun politik. Pesta demokrasi melalui Pemilu telah. Kini masyarakat siap menyambut pemilihan…
Kelompok konservatif seperti Hizbut Tahrir Indonesia selalu menjadikan agama sebagai palang pintu terakhir segala problematika…