Narasi

Akhlak Kebangsaan dan Cara Membela Rasulullah

Suatu saat Nabi mendatangi kampung ‘Aqabah di Thaif. Beliau bermaksud meminta perlindungan dan memperkenalkan Islam kepada salah satu pembesar kampung itu. Thaif tentu menjadi lokasi hijrah di tengah kondisi umat Islam di Makkah sangat memperihatinkan. Penuh siksaan dan caci maki kaum musyrik dan kafir Quraisy.

Namun, masyarakat Thaif tidak seperti yang diharapkan Nabi. Karena begitu benci kepada Nabi dengan ajaran yang dibawanya, mereka justeru mencaci maki, menghina bahkan melempari beliau dengan batu. Sangat kejam. Bahkan satu gigi beliau ada yang copot. Nabi kemudian kembali dengan wajah berdarah.

Dalam perjalanan pulang itu, beliau istirahat di Qarnul Tsa’alib, menengadahkan wajahnya ke langit dan melihat awan memayungi beliau. Pada saat itulah, beliau mendengar malaikat Jibril memanggilnya dan memberi tahu kalau Allah telah mengutus malaikat penjaga gunung.

Malaikat penjaga gunung yang diutus oleh Allah saat itu menawarkan kepada baginda Nabi akan mengangkat dua gunung untuk ditimpakan kepada penduduk Thaif yang telah menyakitinya. Yakni gunung Abi Qubaisy dan gunung yang menghadapnya.

Akan tetapi Rasulullah menolak tawaran itu. Beliau justeru berdoa kepada Allah berharap semoga Allah mengeluarkan dari tulang rusuk mereka (keturunan) yang menyembah Allah.

Sikap agung Rasulullah ini menjadi pelajaran berharga bagi kita semua selaku umat Islam suapaya bijak dalam menghadapi propaganda yang saat ini marak terjadi menimpa umat Islam. Terutama di negara yang umat Islam minoritas seperti di Barat.

Islam itu agama ramah, damai dan membawah rahmat. Mau apapun dicitrakan dengan jelek dan kejam. Islam akan selalu memancarkan sinar rahmat, itu janji Allah dan Islam akan terus mulia. Tentu kemuliaan Islam akan terpancar melalui akhlak muslim yang selalu meneladani akhlak mulia Rasulullah.

This post was last modified on 8 Desember 2020 12:15 PM

mawaddah

Recent Posts

Membangun Ketahanan Nasional Melalui Moderasi Beragama

Ketahanan nasional bukan hanya soal kekuatan fisik atau militer, tetapi juga mencakup stabilitas sosial, harmoni…

1 hari ago

Kembang Sore: Antara Tuhan dan Kehidupan

Dzating manungsa luwih tuwa tinimbang sifating Allah —Ronggawarsita.   Syahdan, di wilayah Magetan dan Madiun,…

1 hari ago

Meletakkan Simbolisme dalam Prinsip Agama Bermaslahat

Semakin ke sini, agama semakin hadir dengan wajah yang sangat visual. Mulai dari gaya busana,…

1 hari ago

Ketika Bencana Datang, Waspada Banjir Narasi Pecah Belah di Tengah Duka Bangsa

Di tengah rumah yang runtuh, keluarga yang kehilangan tempat tinggal, dan tangis pengungsian yang belum…

1 hari ago

Merawat Bumi sebagai Keniscayaan, Melawan Ekstremisme sebagai Kewajiban!

Dalam beberapa tahun terakhir, Indonesia menghadapi dua persoalan besar yang sama-sama mendesak: kerusakan lingkungan dan…

2 hari ago

Banjir Hoax dan Kebencian; Bagaimana Kaum Radikal Mengeksploitasi Bencana Untuk Mendelegitimasi Negara?

Banjir di Sumatera dan Aceh sudah mulai menunjukkan surut di sejumlah wilayah. Namun, banjir yang…

3 hari ago