Tahun 2018, Indonesia terpilih kembali menjadi tuan rumah ajang pesta olahraga tingkat benua Asia, Asian Game. Ini merupakan hal yang membanggakan bagi segenap masyarakat Indonesia. Karena ada suatu kemuliaan besar bagi ‘Tuan rumah’ pesta olahraga terbesar di Asia, bisa melayani 44 tamu dari negara seluruh Asia. Sebagaimana dalam sebuah hadist “Tamu datang pada kalian dengan membawa rezeki (H.R. Muslim). Maka dari itu, sudah sepantasnya seluruh masyarakat Indonesia bahu membahu, turut menyukseskan berlangsungnya Asian Game 2018 Jakarta-Palembang dengan menebar rasa kasih sayang kepada seluruh tamu dari negara-negara lain.
Sebagai negara yang beradab dan menjunjung tinggi nilai moralitas, sudah sepantasnya untuk kita senantiasa memuliakan seluruh tamu Asian Game dengan sepenuh hati. Hal ini sejalan dengan hadist nabi; “Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir maka hendaklah dia memuliakan tamunya.” (HR. Bukhari). Apalagi negara yang memiliki berjuta keberagaman, terbiasa dengan perbedaan, sudah semestinya mampu memberikan contoh ‘hidup damai’ (memberikan rasa aman) kepada negara-negara lain dan mampu memuliakan tamu Asian Game, selama kegiatan ini berlangsung.
Asian Game bukan sekedar ajang kompetisi belaka. Tetapi lebih kompleks dari itu. Bukan soal “siapa mengalahkan siapa”, tetapi alangkah baiknya “siapa mengenal siapa”. Bukan kah Allah telah menciptakan manusia berbangsa-bangsa untuk saling mengenal? (Qs. Al Hujurat: 13). Maka dari itu, kita bisa menjadikan ajang ini sebagai sarana silaturahim kepada negara-negara yang berpartisiasi dalam ajang Asian Game 2018, agar rasa kasih sayang antar negara tumbuh dan perdamaian dunia dapat terwujud.
Menilik kata silaturahim menurut M. Quraish Shihab berasal dari dua kata yakni shilat dan rahim. Kata shilat berakar dari kata yang berarti menyambung dan menghimpun yang telah terputus dan berserakan. Inilah makna yang dimaksud oleh kata shilat. Sementara kata rahim, adalah peranakan/kandungan yang melahirkan kasih sayang. Seperti anak yang dikandung di rahim seorang ibu akan mendapatkan curahan kasih sayang. Dengan demikian, perlu untuk kita sematkan nilai silaturahim dalam agenda besar Indonesia sebagai tuan rumah Asian Game 2018.
Hal demikian akan menjadi indah, apabila target dari suatu negara yang berlaga dalam Asian game tidak hanya terfokus pada perelohan medali, tetapi juga seberapa kolaboresai atau kerjasama yang nantinya dapat dijalin setelah gelaran Asian Game usai. Begitupun Indonesia yang dalam hal ini mampu menjadi tuan rumah untuk menyambung serta menghimpun (shilat) negara-negara, harus mampu memberi pelayanan serta contoh terbaik dalam berbagai aspek tindakan. Seperti halnya memberi contoh perdamaian, semangat persatuan, solidaritas, dan sportifitas yang tetap terjaga sampai acara besar ini selesai.
Mari kita manfaatkan momen ini sebagai ajang memperoleh saudara-saudara baru, mempererat persaudaraan yang telah terjalin serta mengedepankan semangat kebersamaan, semangat persatuan, dan semangat persaudaraan di benua Asia. Kemenangan tidak melulu dihitung dari banyaknya medali yang diperoleh, tetapi sejauh mana nilai moralitas, rasa kasih sayang, solidaritas, sportifitas terbaik yang mampu negara-negara yang hadir dalam kompetisi Asian Game 2018 tanamkan untuk perdamian dan persaudaraan di masa mendatang .
Agama dan politik di Indonesia selalu menjadi isu yang sensitif sekaligus penting. Keduanya memiliki kekuatan…
Sesungguhnya, agama tidak pernah bertentangan dengan politik. Agama dan politik itu sifatnya integratif. Agama dapat…
Pada mulanya politik adalah sebuah jalan untuk mencapai tujuan yang mulia. Politik adalah seni untuk…
Menjelang Pilkada Serentak 2024, ruang digital di Indonesia menjadi semakin sibuk. Media sosial, yang telah…
Tahun 2024 adalah tahun politik. Pesta demokrasi melalui Pemilu telah. Kini masyarakat siap menyambut pemilihan…
Kelompok konservatif seperti Hizbut Tahrir Indonesia selalu menjadikan agama sebagai palang pintu terakhir segala problematika…