Categories: Keagamaan

Bakti Kepada Kedua Orang Tua Lebih Dahsyat Dari Jihad

Berbakti kepada kedua orang tua merupakan kewajiban bagi semua umat muslim dan mendurhakainya adalah dosa besar. Yang dimaksud berbakti kepada kedua orang tua adalah mengurusnya, memberikan perhatian, memenuhi permintaannya dan melayaninya jika dia telah uzur, mengikuti perintahnya dan menghindari perbuatan-perbuatan dan tingkah laku yang tidak disenangi. Kewajiban ini menjadi sangat penting bagi semua orang khususnya mereka yang kedua orang tuanya masih hidup karena salah satu unsur penting dalam hubungan harmonisasi keluarga. Seseorang yang tidak memperhatikan bakti kepada kedua orang tuanya dan membiarkan hidup tanpa perhatian bukan saja mengakibatkan beban masyarakat akan tetapi juga pengabaian terhadap nilai-nilai kemanusiaan.

Dalam Alqur’an dan Hadis, perintah untuk berbakti kepada kedua orang tua dan keutamaannya serta pahala yang akan didapatkannya sangat sarat. Demikian pula sebaliknya mereka yang durhaka kepada kedua orang tuanya akan mendapatkan siksaan di hari kemudian. Bakti kepada kedua orang tua sangat penting, sehingga Rasulullah Saw menempatkan bakti kepada kedua orag tua lebih utama dari pada Jihad. Bahkan dalam beberapa ayat alquran menempatkan posisi berbakti kepada kedua orang tua setelah kewajiban menyembah Allah Swt. Artinya tidak ada kewajiban bagi setiap orang setelah mengabdi kepada tuhannya kecuali mengabdi kepada kedua orang tuannya sebagaimana dalam firman Allah Swt yang artinya sebagai berikut:

قال تعالى: واعبدوا الله ولا تشركوا به شيئاً وبالوالدين إحساناً وقال تعالى: وقضى ربك أن لا تعبدوا إلا إياه وبالوالدين إحساناً

Artinya Allah berfirman, dan sembahlah Allah dan janganlah mempersekutukannya dan berbuat baiklah kepada kedua orang tuamu.

Dan juga dalam firmannya mengatakan: sesungguhnya Allah telah mewajibkan kalian agar tidak menyembah kecuali kepada Allah dan berbuat baiklah kepada kedua orang tuamu

Demikian pula dalam hadis Rasulullah Saw menempatkan bakti kepada kedua orang tua adalah kewajiban setelah menyembah Allah sebagaimana yang disebutkan dalam hadisnya sebagai berikut;

أن رجلا سأل النبي صلى الله عليه وسلم: أي العمل أحب إلى الله ؟ قال: الصلاة على وقتها. قال: ثم أي ؟ قال: ثم بر الوالدين. قال: ثم أي ؟ قال: الجهادفي سبيل الله

Artinya seseorang datang kepada Rasulullah saw dan bertanya wahai Rasulullah perbuatan apakah yang paling dicintai oleh Allah Swt? Rasulullah menjawab ialah sholat pada waktunya, kemudian orang itu bertanya lagi, kemudian apa ya Rasulullah, nabi menjawab berbuat baik kepada kedua orang tua. Kemudian orang iu bertanya lagi kemudian apa Ya Rasulullah . Lalu Nabi menjawab berjihad di jalan Allah.

Dalam hadis ini jelas bahwa berbakti kepada kedua orang tua lebih utama daripada berjihad karena Rasulullah telah mendahulukan bakti kepada kedua orang tua setelah menyembah Allah. Sementara jihad berada pada posisi ketiga, itupun terdapat interpretasi yang beragam tentang makna jihad berbeda dengan yang dimaksudkan oleh kelompok radikal saat ini. Bahkan Rasullullah menegaskan bahwa jihad yang paling besar adalah jihad melawan hawa nafsu.

Dalam hadis lain menegaskan bahwa tuhan akan mencintai hambanya yang mencintai orang tuanya dan membencinya bagi mereka yang mengabaikan orang tuanya. Artinya kecintaan tuhan terhadap seorang hamba erat kaitannya dengan kecintaan kedua orang tua kepadaa anaknya sebagaimana disebutkan dalam hadis berikut ini;

قال رسول الله صلي الله عليه وسلم : رضا الرب تبارك وتعالى في رضا الوالدين، وسخط الله تبارك وتعالى في سخط الوالوالدين

Artinya keridhaan tuhan pada keridhaan kedua orang tua dan kemurkaan tuhan pada kemurkaan kedua orang tua.

Jika orang tua murka maka tuhan akan murka dan sebaliknya jika kedua orang tua ridho kepada anaknya maka tuhan juga akan ridho.

Di hadis lain Rasulullah saw menyampaikan bahwa pengabdian terhadap ibu sungguh lebih mulia dan lebih utama sebagaimana hadis di bawah ini:

جاء رجل إلى رسول الله صلى الله عليه وسلم فقال: يا رسول الله، من أحق الناس بحسن صحابتي ؟ قال: (أمك). قال: ثم من ؟ قال: (ثم أمك). قال: ثم من ؟ قال: (ثم أمك). قال: ثم من ؟ قال: (ثم أبوك)

Artinya; seseorang datang kepada Rasulullah saw dan bertanya wahai Rasulullah siapakah yang paling berhak saya perlakukan secara baik, Rasulullah berkata Ibumu, kemudian siapa lagi? Rasulullah berkata lagi ibumu , kemudian siapa lagi? Rasulullah berkata lagi Ibumu. Kemudian siapa lagi? Rasulullah berkata Bapakmu

Tiga kali Rasulullah menekankan bahwa yang paling utama adalah ibumu ini artinya bahwa manusia yang paling utama dalam hidup untuk diperlakukan dengan sebaik-baiknya adalah ibu dan bapak dan melakoninya adalah sebuah ibadah yang paling mulia.

Urgensi berbakti terhadap kedua orang tua sudah sangat jelas dalam alquran dan hadis Rasulullah saw sehingga siapapun yang ingin mencapai ridho Allah maka sebaiknya berbakti kepada kedua orang tuanya. Dalam satu riwayat disebutkan bahwa suatu ketika seorang anak datang kepada Rasulullah Saw menyampaikan keinginanya untuk ikut dalam perang akan tetapi Rasulullah menanyakan jika anak itu masih memiliki kedua orang tua? Anak itu mengatakan bahwa ia masih memiliki kedua orang tua sehingga Rasulullah memintanya untuk kembali dan tidak ikut dalam perang dan memberikan perhatian kepada kedua orang tuanya karena hal yang demikian sesungguhnya jauh lebih dahsyat pahalanya dan lebih mulia dari pada jihad.

Oleh karena itu, jihad yang sesunguhnya dan diridhoi oleh Allah Swt adalah bakti kepada kedua orang tua bukan pergi ke medan perang apalagi jika hanya bergabung ke dalam kelompok aliran keras dan ekstrimis yang memiliki agenda tersendiri sesungguhnya itu bukanlah jihad yang dimaksudkan agama.

This post was last modified on 15 Januari 2016 10:44 AM

Suaib Tahir

Suaib tahir adalah salah satu tim penulis pusat media damai (pmd). Sebelumnya adalah mahasiswa di salah satu perguruan tinggi timur tengah. Selain aktif menulis di PMD juga aktif mengajar di kampus dan organisasi

Recent Posts

Potensi Ancaman Pilkada 2024; Dari Kekerasan Sipil ke Kebangkitan Terorisme

Sebuah video rekaman detik-detik “carok” di Sampang, Madura beredar di media sosial. Kekerasan itu terjadi…

23 jam ago

Mencegah Agenda Mistifikasi Politik Jelang Pilkada

Dalam ranah politik jelang Pilkada 2024, kita dihadapkan pada fenomena yang mengkhawatirkan, yakni potensi meningkatnya…

23 jam ago

Tak Ada Wakil Tuhan dalam Politik: Mengungkap Bahaya Politisasi Agama Jelang Pilkada

Tidak ada satu-pun calon kandidat politik dalam pilkada serentak 2024 yang hadir sebagai “wakil Tuhan”.…

23 jam ago

Komodifikasi Agama dalam Pilkada

Buku Islam Moderat VS Islam Radikal: Dinamika Politik Islam Kontemporer (2018), Karya Dr. Sri Yunanto…

2 hari ago

Jelang Pilkada 2024: Melihat Propaganda Ideologi Transnasional di Ruang Digital dan Bagaimana Mengatasinya

“Energi besar Gen Z semestinya dipakai untuk memperjuangkan tegaknya Khilafah. Gen Z jangan mau dibajak…

2 hari ago

Mengapa Beda Pilihan, Tetap Toleran?

Menyedihkan. Peristiwa berdarah mengotori rangkaian pelaksanaan Pilkada 2024. Kejadian itu terjadi di Sampang. Seorang berinisial…

2 hari ago