Categories: Kebangsaan

KamiTidakTakut, Mari Bersama Lawan Terorisme

Terorisme adalah panggung teater kelompok teroris sebagai sarana menyampaikan pesan. Apa yang ingin mereka sampaikan? Balas dendam, kekecawaan, frustasi atau apapun motivasinya. Tetapi yang jelas mereka ingin mencari perhatian negara, menakuti masyarakat dan menciptakan kepanikan massal.

Peristiwa bom dan baku tembak yang terjadi di jalan Thamrin, Kamis (14/01/2016), tepat di jantung ibu kota Jakarta. Tidak jauh pula dengan Istana Negara. Misi menarik perhatian nasional atau bahkan internasional jelas tercapai. Dalam aspek ini kelompok teroris telah berhasil. Tetapi semoga media kita tidak terlalu lebay memberitakan. Tidak terlalu mengekspos korban apalagi mengeksploitasi berebut berita.

Namun, untuk mengirim pesan meneror hati dan pikiran masyarakat, itu persoalan lain. Tidak lama setelah peristiwa bom tersebut, masyarakat Indonesia, khususnya nitizen menunjukkan keprihatinan tetapi membusungkan dada dengan berbagai tagar di media sosial di antaranya: #PrayForJakarta, #KamiTidakTakut, #SafetyCheckJKT, #tetaptenang.

Ekspresi di dunia maya ini menunjukkan suatu kondisi masyarakat yang sudah lelah dengan kekerasan. Sudah muak dengan terorisme. Dan tidak mau lagi kalah dengan aksi teror. Terorisme itu bertujuan membuat masyarakat merasa panik, mencekam, dan takut. Ketakutan akan menunjukkan masyarakat dan negara itu lemah. Dan pelajaran penting hari ini masyarakat tetap tenang, tidak panik, dan tidak kalah dengan terorisme.

Jika terorisme ingin menebar ketakutan, justru hari ini aksi teror membangkitkan solidaritas dan persatuan untuk tidak tunduk pada teror. Ada semangat perlawanan bersama terhadap terorisme, untuk tidak membuat teroris bangga.

#KamiTidakTakut adalah bentuk perlawanan nitizen yang merepresentasikan masyarakat Indonesia untuk membuktikan Indonesia tidak takut dengan terorisme. Inilah bangsa Indonesia yang cinta damai. Mari sebar perlawanan terhadap terorisme. Mari tebar ketenangan terhadap masyarakat. Jangan pernah membuat teroris merasa menang..!

 Bersama Lawan Terorisme..!!

Abdul Malik

Redaktur pelaksana Pusat Media Damai BNPT

Recent Posts

Membentuk Gen Z yang Tidak Hanya Cerdas dan Kritis, Tetapi Juga Cinta Perdamaian

Fenomena beberapa bulan terakhir menunjukkan betapa Gen Z memiliki energi sosial yang luar biasa. Di…

15 jam ago

Dilema Aktivisme Gen-Z; Antara Empati Ketidakadilan dan Narasi Kekerasan

Aksi demonstrasi yang terjadi di Indonesia di akhir Agustus lalu menginspirasi lahirnya gerakan serupa di…

15 jam ago

Menyelamatkan Gerakan Sosial Gen Z dari Eksploitasi Kaum Radikal

Gen Z, yang dikenal sebagai generasi digital native, kini menjadi sorotan dunia. Bukan hanya karena…

15 jam ago

Mengapa Tidak Ada Trias Politica pada Zaman Nabi?

Di tengah perdebatan tentang sistem pemerintahan yang ideal, seringkali pandangan kita tertuju pada model-model masa…

4 hari ago

Kejawen dan Demokrasi Substantif

Dalam kebudayaan Jawa, demokrasi sebagai substansi sebenarnya sudah dikenal sejak lama, bahkan sebelum istilah “demokrasi”…

4 hari ago

Rekonsiliasi dan Konsolidasi Pasca Demo; Mengeliminasi Penumpang Gelap Demokrasi

Apa yang tersisa pasca demonstrasi berujung kerusuhan di penghujung Agustus lalu? Tidak lain adalah kerugian…

4 hari ago