Editorial

Bersihkan Medsos dari Ujaran Kebencian

Di era digital dengan perkembangan informasi yang begitu cepat, keragaman bangsa ini menjadi titik rawan dari provokasi dan fitnah bernafas kebencian di media sosial. Ujaran kebencian dan beria bohong menjadi alat yang mampu mengubah kerukunan menjadi konflik dan persatuan menjadi perpecahan. Gesekan antar masyarakat di dunia nyata menjadi rawan akibat provokasi kebencian di dunia maya.

Ujaran kebencian di media sosial seakan tiada henti mengalir deras. Masyarakat seakan semakin berani memposting tulisan, gambar, video dengan mengandung unsur kebencian. Obyek sasaran kebencian sudah beragam dari sama masyarakat, pejabat bahkan sesepuh, tokoh dan ulama sekalipun.

Kenapa di media sosial orang mudah mengumbar kebencian dengan bebas dan tanpa rasa takut? Pertama, di medsos orang bisa menyembunyikan identitas sehingga bisa menyebarkan narasi kebencian, menghujat, dan memaki dengan bebas. Orang bebas membuat akun sebanyak mungkin hanya digunakan buat sarana mengumbar kebencian dan provokasi.

Kedua, kontestasi tokoh dan elite politik menularkan semangat keberanian buat masyarakat untuk saling berkontestasi di media sosial dengan saling menghujat dan menebar kebencian. Ketidakdewasaan elite politik sangat berpengaruh pada ketidakdewasaan perilaku politik warga Negara.

Baca juga : Damailah Negeri, Damailah Indonesia

Ketiga, suburnya intoleransi dana fanatisme kelompok menjadi faktor keberanian masyarakat untuk menghujat dan memaki tokoh yang bersebarangan secara pandangan agama, keyakinan dan pilihan politik. Masyarakat sangat sensitif dengan perbedaan. Berbeda sedikit saja menjadi bahan untuk memproduksi narasi kebencian.

Keempat, rendahnya literasi digital pelaku medsos. Ruang medsos menjadi liar seolah tanpa aturan dan kadar kebenaran. Semua yang muncul di medsos dikonsumsi dan disebarkan sebagai kebenaran itu sendiri. Masyarakat tidak menyadari efek hukum, psikologis, dan dampak sosial dari penggunaan medsos.

Maraknya penegakan hukum seakan tidak menyurutkan para pelaku ujaran kebencian di media sosial. Karena itulah, butuh gerakan literasi media digital untuk menggugah kesadaran masyarakat agar membersihkan lingkungan medsos dari membuat, menshare dan melaporkan ujaran kebencian di media sosial.

Medsos sejatinya ruang sosial tempat berkomunikasi dan berinteraksi seperti layaknya kehidupan sosial. Di medsos juga membutuhkan kesopanan, kesantunan dan kehati-hatian dalam membuat dan menyebarkan informasi. Justru ujaran kebencian di medsos memiliki dampak yang luas daripada ujaran kebencian yang dilontarkan dalam kehidupan nyata.

Ayo bersihkan medsos kita dari ujaran kebencian untuk menjaga Indonesia damai.

#HateFreeDay

Redaksi

View Comments

Recent Posts

Ruang Maya Sehat, Demokrasi Kuat

Menjelang Pilkada Serentak 2024, ruang digital di Indonesia menjadi semakin sibuk. Media sosial, yang telah…

22 jam ago

Mencegah Mudharat “Jualan Agama” Pada Pilkada 2024

Tahun 2024 adalah tahun politik. Pesta demokrasi melalui Pemilu telah. Kini masyarakat siap menyambut pemilihan…

22 jam ago

Prinsip Teo-Antroposentrisme Kuntowijoyo, Jembatan antara Dimensi Ilahi dan Realitas Sosial

Kelompok konservatif seperti Hizbut Tahrir Indonesia selalu menjadikan agama sebagai palang pintu terakhir segala problematika…

22 jam ago

Politik dan Kesucian: Menyimak Geliat Agama di Pilkada 2024

Dunia politik, pada dasarnya, adalah sebuah dunia dimana orang menjadi paham akan manusia dengan segala…

22 jam ago

Potensi Ancaman Pilkada 2024; Dari Kekerasan Sipil ke Kebangkitan Terorisme

Sebuah video rekaman detik-detik “carok” di Sampang, Madura beredar di media sosial. Kekerasan itu terjadi…

2 hari ago

Mencegah Agenda Mistifikasi Politik Jelang Pilkada

Dalam ranah politik jelang Pilkada 2024, kita dihadapkan pada fenomena yang mengkhawatirkan, yakni potensi meningkatnya…

2 hari ago