Narasi

Ciri Politik Khawarij yang Memecah-Belah Umat

Saat ini, kita memang tidak semasa dengan kaum Khawarij. Tetapi, perhelatan demokrasi kita tampaknya sedang “direduksi” oleh (re-generasi) pemikiran politik kaum Khawarij. Seperti yang kini muncul ke luar permukaan, perihal tuduhan pemerintah zhalim dan menginginkan pemimpin yang sah agar jatuh. Itu adalah bagian dari “corak-karakter” politik kaum Khawarij di masa lalu yang kini mulai hidup.  

Segala tuduhan, fitnah dan menghalalkan segala cara, termasuk perilaku kezhaliman demi tujuan politik kekuasaan. Itu merupakan fakta yang nyata tentang sistem politik kaum Khawarij. Sebab, mereka memiliki pandangan bahwa hanya dari golongan mereka yang pantas, layak dan dianggap paling benar menjadi pemimpin negara. Di luar golongan mereka dianggap sesat, kafir dan bahkan dituduh sedemikian buruknya agar masyarakat benci.

Politik kaum Khawarij sebetulnya hanya mengandalkan beragam tuduhan/fitnah yang mereka lontarkan. Mereka secara misi politik rapuh dan hanya membawa legalitas agama sebagai modus di dalamnya, Sebab, andalan mereka, selalu menganggap umat Islam di luar golongan-nya sesat, musyrik dan dituduh sedemikian rupa. Lalu golongan dirinya dianggap yang paling benar untuk meluruskan.

Klaim-klaim yang semacam ini biasanya berujung ke dalam perilaku pembenaran atas tindakan-tindakan zhalim mengatasnamakan agama. Merasa kelompok mereka unggul sebagai pembawa ajaran sejati. Padahal sebetulnya mereka melanggar ajaran agama sejati dan hanya doyan menuduh sekaligus memfitnah.  

Benang-Merah Gerakan People Power adalah bagian dari Ciri Politik Kaum Khawarij

Ciri politik kaum Khawarij yang sangat penting untuk kita pahami selanjutnya adalah: mereka akan selalu membenarkan segala cara, termasuk memprovokasi umat, agar melakukan tindakan anarkisme dan membuat tatanan menjadi kacau. Seperti melakukan gerakan untuk menjatuhkan pemerintahan yang sah dengan dalih perjuangan masyarakat.

Ini adalah bagian dari ciri dalam misi-politik kaum Khawarij yang harus kita waspadai. Sebab, di satu sisi ini akan merugikan kita dan akan merobek-mengadu-domba kita. Karena, akan berdampak buruk terhadap tatanan menjadi penuh kekacauan dan kita seperti “bunuh diri” karena ingin menjatuhkan pemimpin kita sendiri. Jadi, ciri politik yang semacam ini bukan politik ideal dalam demokrasi kita, melainkan ciri politik kaum Khawarij yang harus kita hindari.

Selain itu, politik kaum Khawarij biasanya mulai membenturkan nilai keislaman kelompok yang dianggap menghalangi misi-tujuan mereka. Dengan membawa kesadaran beragama yang eksklusif, menganggap bahwa Islam yang dianut kelompoknya dianggap paling benar dan di luar itu dianggap salah. Karena, tujuan politik mereka, adalah menyingkirkan golongan-golongan di luar kelompok-nya karena dianggap sebagai pengganggu secara misi politik mereka.

Hal yang juga tak asing di negeri ini, terkait ciri politik kaum Khawarij adalah perilaku mengafirkan di luar golongan-nya. Bentuk klaim di luar kelompok mereka dianggap kafir itu sering-kali merambat ke ranah ideal nilai politik identitas. Karena, mereka yang di luar kelompoknya akan dianggap “pemimpin kafir” dan dianggap bertentangan dengan ajaran Islam dalam bernegara.

Sikap provokatif yang semacam ini, banyak umat yang terkecoh. Segala klaim kafir terhadap di luar kelompoknya adalah cara paling mudah bagi kaum Khawarij mengadu-domba umat untuk membenarkan perilaku zhalim. Maka, dari sinilah kita sebetulnya jangan mudah terlena dengan segala provokasi ajakan seperti gerakan “People Power” lalu ingin menjatuhkan pemerintah yang sah. Mengapa? karena ini adalah bagian dari ciri politik kaum Khawarij yang harus kita jauhi.

This post was last modified on 19 Juni 2023 11:57 AM

Saiful Bahri

Recent Posts

Demistifikasi Agama dan Politik Inklusif untuk Kemanusiaan

Agama dan politik di Indonesia selalu menjadi isu yang sensitif sekaligus penting. Keduanya memiliki kekuatan…

14 jam ago

Merawat Hubungan Agama dan Politik yang Bersih dari Politisasi Agama

Sesungguhnya, agama tidak pernah bertentangan dengan politik. Agama dan politik itu sifatnya integratif. Agama dapat…

14 jam ago

Agama (Tidak) Bisa Dipisahkan dalam Politik?

Pada mulanya politik adalah sebuah jalan untuk mencapai tujuan yang mulia. Politik adalah seni untuk…

14 jam ago

Ruang Maya Sehat, Demokrasi Kuat

Menjelang Pilkada Serentak 2024, ruang digital di Indonesia menjadi semakin sibuk. Media sosial, yang telah…

2 hari ago

Mencegah Mudharat “Jualan Agama” Pada Pilkada 2024

Tahun 2024 adalah tahun politik. Pesta demokrasi melalui Pemilu telah. Kini masyarakat siap menyambut pemilihan…

2 hari ago

Prinsip Teo-Antroposentrisme Kuntowijoyo, Jembatan antara Dimensi Ilahi dan Realitas Sosial

Kelompok konservatif seperti Hizbut Tahrir Indonesia selalu menjadikan agama sebagai palang pintu terakhir segala problematika…

2 hari ago