Ulama adalah pewaris dari seluruh perjuangan Nabi. Sebagaimana Nabi berada dalam (khittah) di dalam menyebarkan ajaran-Nya kepada umat manusia, supaya beriman. Sedangkan untuk mencapai keimanan yang paripurna, dibutuhkan-lah sebuah ketenangan dan keamanan. Berangkat dari sinilah Nabi membentuk dan melindungi keamanan dan kenyamanan bagi tatanan sosial. Sebagai jalan untuk terealisasikannya keimanan yang baik.
Tentu sangatlah logis, jika menegakkan ajaran Nabi yang basis-nya keimanan, bisa sempurna karena ketenangan dan rasa aman. Maka, sangat wajib untuk menjaga bangsa ini dari perpecahan, kebencian dan permusuhan. Karena ini bagian dari menjaga keimanan pula. Menjaga umat agar tetap khusyuk, tenteram aman dan nyaman di dalam beribadah dan mencapai puncak keimanan yang paling tinggi tanpa ada kerusuhan yang menggerogoti setiap pencapaian spiritualitasnya.
Keimanan dan keamanan merupakan dua prinsip yang dibangun oleh Nabi semasa hidupnya. Bagaimana Nabi selalu berjuang untuk menegakkan ajaran-ajaran-Nya agar diterima dengan lapang-dada. Diterima bukan karena paksaan. Tetapi diterima karena (ketertarikan hati) umat manusia terhadap cahaya agama-Nya. Hal ini bisa dibentuk oleh Nabi dengan menyampaikan ajaran-ajaran yang penuh dengan santun, ramah dan menghindari kebencian, ucapan yang menyakiti serta menghindari pertikaian.
Untuk merealisasikan itu semua, Nabi selalu menjaga tatanan sosial agar terhindar dari perpecahan, konflik dan pertumpahan darah yang senyatanya itu sangat menghancurkan kemanusiaan. Di sinilah beliau seperti melakukan perjanjian dalam Piagam Madinah misalnya. Bagaimana beliau benar-benar menjaga dan melindungi kota Makkah agar tidak terjadi kerusuhan dan pertumpahan darah. Demi lancarnya dakwah-dakwah keimanan yang butuh akan ketenangan dan keamanan agar agama-Nya bisa diterima dengan ketulusan hati.
Karena tidak ada gunanya kita membela dan memperjuangkan ajaran yang dibawa Nabi, jika dengan cara-cara yang menyakiti, memfitnah, berbuat onar dan bahkan provokatif penebar kebencian. Karena itu sama halnya memberikan “gambaran” bahwa ajaran-Nya penuh dengan kebencian. Penuh dengan fitnah dan keburukan lainnya. Sehingga, kita gagal untuk meneruskan perjuangan Nabi. Karena keamanan dalam tatanan sosial masyarakat sudah tidak bisa dikendalikan. Mereka semua penuh dengan kebencian dan permusuhan. Lantas, bagaimana cahaya keimanan itu benar-benar menghunjam ke dalam hati manusia?.
Nabi juga menyebutkan bahwa persoalan keimanan itu letaknya di hati. Untuk menyelami itu semua, sangat dibutuhkan akan kondisi dan situasi yang damai dan aman. Tidak bising dan penuh dengan keramaian. Sedangkan kunci untuk bisa mencapai keimanan yang benar-benar masuk ke dalam hati. Di sinilah butuh akan keamanan dan kedamaian. Maka, sebagai kemutlakan bahwa jihad untuk menjaga NKRI agar aman, damai dan bersahabat satu sama lainnya merupakan bagian dari menjaga keimanan umat pula.
Karena keimanan sejatinya seperti kita mengambil air. Tentunya, kita butuh wadah agar air tersebut bisa kita ambil. Sedangkan wadah keimanan tersebut adalah Ketenangan dan keamanan. Karena dengan cara menjaga rasa aman dan rasa damai membuat umat benar-benar khusyuk lalu menghasilkan keimanan yang baik. Diusahakan agar wadah tersebut tidak ada kebocoran sedikit-pun. Agar, air (keimanan) yang kita wadahi tidak merembes dan terbuang sia-sia.
Sehingga, perlu disadari bawa dengan menjaga keamanan dan kedamaian bangsa ini, merupakan sebuah jihad untuk benar-benar menjaga dan mewadahi keimanan umat agar tetap utuh. Karena keamanan dan keimanan memiliki peran penting. Bagaimana umat bisa mencapai keimanan yang paripurna jika umat tidak merasakan keamanan dan kedamaian di dalam beribadah? Di sinilah titik terang, bahwa tugas seorang ulama tidak hanya membela dan menjaga ajaran Nabi agar umat selalu beriman. Tetapi juga harus menjaga keamanan dan kedamaian bangsa. Supaya umat bisa tenang dan nyaman di dalam menjalankan setiap aktivitas ibadahnya.
This post was last modified on 12 Januari 2021 10:47 AM
Agama dan politik di Indonesia selalu menjadi isu yang sensitif sekaligus penting. Keduanya memiliki kekuatan…
Sesungguhnya, agama tidak pernah bertentangan dengan politik. Agama dan politik itu sifatnya integratif. Agama dapat…
Pada mulanya politik adalah sebuah jalan untuk mencapai tujuan yang mulia. Politik adalah seni untuk…
Menjelang Pilkada Serentak 2024, ruang digital di Indonesia menjadi semakin sibuk. Media sosial, yang telah…
Tahun 2024 adalah tahun politik. Pesta demokrasi melalui Pemilu telah. Kini masyarakat siap menyambut pemilihan…
Kelompok konservatif seperti Hizbut Tahrir Indonesia selalu menjadikan agama sebagai palang pintu terakhir segala problematika…